Perselisihan di dalam hubungan pacaran, itu jadi hal yang biasa. Mungkin karena salah paham atau perbedaan pendapat. Tapi, kalau pertengkarannya sudah mulai menjurus ke arah fisik, sepertinya tingkat kasih sayangnya perlu dipertanyakan sih. Sebab, tindak kekerasan di dalam hubungan itu sudah sangat tidak wajar.
Contohnya kejadian yang ada di Hari Sabtu (18/5/2019) kemarin. Seorang perempuan bernama Reskyana ditemukan warga terkapar di salah satu kampung di Bulukumba. Alhasil, ia dievakuasi ke rumah warga yang ada di sana. Menurut masyarakat sekitar, ia awalnya cekcok dengan sang pacar. Si lelaki tak terima, akhirnya pegawai minimarket tersebut langsung diseret pacarnya menggunakan motor dan ditinggalkan begitu saja.
Dari sini, para netizen berpendapat kalau si lelaki tak pantas menjadi suami masa depan nantinya. Masih pacaran saja sudah begini, apalagi ketika sudah menikah, mungkin akan lebih kejam lagi. Nah, supaya kalian tidak merasakan hal serupa dengan Reskyana, ketahui dulu ciri pacar yang berpotensi lakukan KDRT di bawah ini.
Menjauhkan kalian dari sahabat dekat
Selalu emosi ketika kalian melakukan kesalahan

Pacar marah ketika kalian melakukan kesalahan? Itu sih wajar. Tapi, kalau ia selalu mengeluarkan emosinya saat kalian berbuat salah, mending pikirkan cara untuk mundur dari sekarang. Masalahnya itu bisa jadi tanda kalau ia bisa melakukan kekerasan fisik pada kalian nantinya. Emosi yang meledak-ledak bisa memicu munculnya tindakan anarkis. Emosi memang boleh gengs, namun apabila ia terus melakukan hal itu, sepertinya itu sudah di luar batas kewajaran.
Cemburu yang sangat berlebihan
Semuanya harus sesuai dengan yang ia inginkan
BACA JUGA : 5 Mitos Kekerasan Rumah Tangga yang Sering Dipercaya tapi Tak Sepenuhnya Benar!
Apabila pasangan kalian menunjukkan ciri di atas, lebih baik putuskan dari sekarang. Alasannya karena ia bukanlah pasangan yang baik untuk kalian. Pasangan yang baik tidak akan pernah menyakiti kalian, baik secara omongan atau fisik. Lebih baik sakit hati sekarang, daripada harus menanggung risikonya di kemudian hari.