Olahraga

Penuh Nestapa, Beginilah Pilunya Tunggal Putri Indonesia di Dunia Bulutangkis

Berbicara tentang bulutangkis Indonesia, mungkin kita sama-sama setuju kalau cabang olahraga ini merupakan salah satu terbaik di tanah air. Selain kerap catatkan prestasi emas, mereka juga acap kali menjadi penyelamat gelar di sebuah ajang multi event. Meski jempolan, mereka tidaklah bisa dikatakan sempurna. Pasalnya, ada beberapa nomor yang kerap berpuasa gelar. Salah satunya adalah pebulutangkis-pebulutangkis tinggal putri Indonesia.

Terkait hal tersebut, sepertinya kata nestapa tidaklah berlebihan untuk menggambarkan kiprahnya. Hal ini lantaran, bila dibandingkan nomor lain di dunia bulutangkis capaian mereka berada di level paling buncit. Apalagi juga acap kali catatkan kisah pilu dibandingkan dengan prestasi emas di olahraga ini. Lalu seperti apakah pilu tunggal putri Indonesia sebenarnya? Simak ulasan berikut untuk mengetahuinya.

Selama enam tahun baru satu gelar yang direngkuh

Bila melihat perjalanannya, ternyata memang bukan berlebihan kalau nestapa menjadi kata yang cocok untuk menggambarkan mereka. Hal ini lantaran, memang selama ini tunggal putri lebih banyak tulisan kekalahan dari pada kemenangan.

Fitriani menjadi juara [Sumber Gambar]
Bahkan gelar Fitriani pada ajang Thailand Masters 2019 Super 300 bulan menjadi satu-satunya setelah 6 tahun. Dan dalam jangka waktu tersebut mereka kerap kali gagal melaju jauh atau tembus final, baik di kejuaraan series atau beregu seperti Uber Cup. Ada apakah ini? Entahlah yang pasti mereka butuh sesuatu yang besar untuk meningkatkan prestasi.

Tidak ada yang mampu peringkat 10 besar

Selain hal tadi, pilu tunggal putri Indonesia juga tersaji di peringkat dunia BWF. Dimana srikandi-srikandi jagat bulutangkis itu tidak ada yang masuk jajaran sepuluh besar. Malahan terbaiknya dicatatkan pada rangking 16 BWF yang diisi oleh Gregoria Mariska Tunjung.

Gregoria Mariska [Sumber Gambar]
Sedangkan Fitriani yang berhasil menjadi pelepas dahaga gelar selama 6 tahun, saat ini berada di peringkat 30 klasemen BWF. Lalu disusul oleh Ruselli Hartawan serta Yulia Yosephin Susanto yang mana masing-masing ada pada urutan 44 dan 48. Capaian yang jauh di bawah dibandingkan dengan ganda putri.

Menjadi perwakilan cabor bulutangkis yang capaian minim di Asian Games

Masih terkait mereka, bila sedikit ditarik ke belakang kisah suram mereka juga hadir pada ajang Asian Games 2018. Di ajang multi event terbesar Asia itu mereka menjadi perwakilan cabor bulutangkis yang capaian paling minim.

Aksi Mariska di ASIAN Games 2018 [Sumber Gambar]
Di mana Gregoria Mariska dan kawan-kawan torehan terbaiknya adalah pada babak 16 besar. Padahal, nomor lain macam tunggal, ganda campuran, ganda putra dan putri sampai mampu tembus semifinal. Meski kurang dibanding dengan lainnya, perjuangan pebulutangkis tunggal putri patut di apresiasi. Sebab, sudah berjuang mati-matian.

Setelah Susi Susanti tidak ada lagi mampu raih emas olimpiade

Masih terkait tunggal putri Indonesia, bila dilihat-lihat pasca Susi Susanti meraih mendali emas Olimpiade Barcelona tahun 1992 belum ada lagi yang mampu merasakanya lagi. Malahan, banyak dari nomor ini yang gagal tembus atau berlaga di ajang bergensi ini. Contohnya adalah ketika Olimpiade Rio Brazil tigal tahun lalau tidak ada satu pun tunggal putri Indonesia mampu bermain di sana. Yaa, semoga ke depan bisa jauh-jauh lebih sukses.

Susi Susanti meraih emas olimpiade 1992 [Sumber Gambar]
Optimesme ini bukanlah tanpa alasan, pasalnya memang satu ini mereka mempunyai pelatih baru. Dan tidak hanya baru, juga mempunyai prestasi bagus dengan membuat tunggal putri Jepang tampil ugal-ugal di beberapa event besar dunia.

BACA JUGA: Inilah Capaian-capaian Bulutangkis yang Bakal Sulit Ditandingi oleh Cabang Sepak Bola

Setelah hasil-hasil minor tadi, mungkin saat ini tugas berat ada di pundak Rionny Mainaky. Pasalnya, di tahun ini dirinya akan menjadi pelatih baru tunggal putri Indonesia. Kalau melihat capaiannya di Jepang dan bakat tunggal putri yang lumanyan, sepertinya potensi mereka untuk bangkit sangatlah terbuka lebar.

Share
Published by
Galih

Recent Posts

Kronologi Kasus Kiano Alvaro, Hilang 8 Bulan Ditemukan Tak Bernyawa

Delapan bulan lamanya keluarga Alvaro Kiano Nugroho (6) mencari anak sekaligus cucu tanpa kepastian jelas.…

3 days ago

Kasus Ira Puspadewi, Pulang dari LN untuk Negara Ternyata Dituding Korupsi

Sedang ramai di Indonesia mengenai kasus korupsi yang menyeret nama Ira Puspadewi. Ia adalah mantan…

4 days ago

Profil Zohran Mamdani, Walikota Muslim Pertama di Amerika Serikat

Di tengah gejolak politik terus menerus yang dipicu oleh presidennya, Amerika Serikat memberi kejutan baru…

2 weeks ago

Kasus Ledakan SMAN 72 dan Potret Ekstrim Dampak Perundungan di Kalangan Remaja

Baru di Indonesia, ketika teror mengguncang sebuah institusi pendidikan. Di tengah-tengah pelaksanaan salat Jumat (7/11/2025)…

2 weeks ago

Ramai Beli Emas saat Harga Naik, Bagaimana Seharusnya?

Ada yang terbang sampai lupa pulang. Seperti itulah harga emas akhir-akhir ini. Terus melambung tinggi…

3 weeks ago

Arab Bikin Proyek Kereta Cepat, Kenapa Biayanya Bisa Lebih Murah dari Whoosh Indonesia?

Kabar gembira untuk warga Arab Saudi, atau mungkin Warga Negara Indonesia yang bermukim di sana.…

3 weeks ago