Harga bensin melejit [Image Source]
Ada banyak anggapan negatif yang beredar soal Papua. Mulai dari daerahnya yang nggak ada apa-apa kecuali hutan, orangnya yang kasar dan nggak ramah, sampai soal kehidupan di sana yang katanya mahal luar biasa. Semua anggapan ini bisa dibilang salah, tapi untuk yang terakhir itu mungkin bisa dikatakan benar.
Ya, soal hidup yang mahal di tanah Papua, hal tersebut memang benar adanya. Bagi yang sudah pernah ke sana pasti sudah tahu banget soal fenomena ini. Jika dibandingkan dengan daerah lainnya di Indonesia, terutama Jawa, hidup di Papua memang ibarat bumi dan langit. Contoh kasarnya nih, ketika di Jawa harga air mineral per gelas katakanlah seribu rupiah, di Papua bisa jadi tiga atau empat kali lipatnya. Dan yang bikin miris harga ini nggak berlaku untuk air minum saja, melainkan hampir semua barang.
Bisa dibayangkan ya susahnya hidup jadi orang Papua. Nggak hanya minim fasilitas dan pembangunan, mereka juga harus merasakan susahnya hidup dengan mahal.
Berbicara soal harga nih, di Papua itu memang benar-benar nggak wajar. Di atas sudah disinggung sedikit soal itu. Ketika di Jawa harga air kemasan segelas hanya seribu, di Papua bisa 3-4 kali lipatnya. Bahkan pernah ada reportase yang mengatakan kalau harga air kemasan gelas di sana hampir sekitar Rp 7500.
Untuk konsumsi BBM, orang-orang Papua juga membutuhkannya sama seperti kita. Tapi, bedanya kalau kita yang diobrolin adalah masalah kadar oktan, kalau masyarakat di sana adalah kapan BBM datang. Serius, di sana BBM laksana hujan di musim kemarau yang sangat ditunggu kehadirannya.
Kalau melihat harga yang mahal ini, kita mungkin berpendapat itu hanya permainan tengkulak atau distributor besar. Bukan, para pedagang besar di sana juga jadi korban harga mahal. Satu-satunya alasan kenapa harga-harga di Papua melejit adalah karena mahalnya distribusi.
Lantaran harga-harga yang mahal, maka hal tersebut akhirnya memengaruhi nilai Rupiah yang beredar. Di sana Rupiah yang berlaku hanya yang nilainya lebih mahal. Sedangkan yang nominal bawah sudah seperti nggak dianggap lagi karena nggak bisa untuk membeli apa pun.
Setiap ada lowongan kerja ke Papua, selalu yang paling menonjol adalah gajinya. Misalnya nih, jika di daerah lain seseorang bisa dapat gaji Rp 2 juta per bulan, di Papua gaji yang ditawarkan bisa Rp 8-10 juta. Nilai yang sangat besar memang, tapi kalau melihat harga-harga di sana, gaji segini ternyata nggak benar-benar wah.
Nggak bermaksud provokatif ya, tapi coba bayangkan menjadi orang Papua dan kemudian melihat mudah dan murahnya kehidupan di daerah lain. Pasti akan muncul rasa iri dan semacamnya. Papua sebenarnya bisa semakmur daerah lainnya, terlebih daerah ini diberkahi dengan emas-emas berlimpah meskipun nggak pernah lari ke kantong-kantong mereka.
Kontroversi tambang nikel di kawasan Raja Ampat kini menemui titik terang. Usai jadi perdebatan di…
Konflik Palestina-Israel menemui babak baru. Aktivis lingkungan kondang, Greta Thunberg, memutuskan turun gunung untuk membantu…
Kebiasaan netizen Indonesia, selalu ingin mencoba sesuatu yang viral, termasuk saat menyerbu Dusun Garung untuk…
Hari Raya Kurban atau Idul Adha tahun ini sudah di depan mata. Momen yang sangat…
Presiden RI Prabowo Subianto bikin kaget rakyat Indonesia. Hal ini berhubungan dengan pernyataannya, yaitu bahwa…
Belum apa-apa, Danantara sudah kena gosip miring. Salah satu orang yang diharapkan segera bergabung dengannya…