Ada yang bilang, jika saat ini kalian memiliki tempat tinggal, dan tak perlu memikirkan apa yang akan dimakan besok, maka kalian termasuk golongan orang kaya raya. Mungkin kebanyakan orang tidak menyadari itu, kenapa? Hal demikian terjadi karena kurangnya rasa syukur dan terlalu banyak melihat gemerlapnya kehidupan. Alih-alih terus memerhatikan konten Sisca Kohl yang selalu membuat makanan dengan bahan berharga puluhan juta, sesekali mari kita intip ke bawah, masih begitu banyak orang yang hidupnya didera kemisikinan.
Jangankan makan enak, beberapa lansia ini harus rela tinggal di kandang karena tidak memiliki pilihan lagi. Menyaksikan kisah pasangan lansia ini, mungkin akan menggerakkan hatimu untuk bisa lebih bersyukur atas apa yang kalian miliki saat ini.
Pasangan suami istri lansia, Dawari (77) dan Mardiana (55), warga Rimbawan RT.008, Tanah Merah, Samarinda, Kalimantan Timur tinggal di gubuk kayu beratapkan seng bekas yang merupakan bekas kandang ayam. Lantainya papan, tidak ada aliran listrik dan sumber air, kalau hujan dan bocor terpaksa harus pindah ke kandang ayam di sebelah rumah. Bau tidak sedap dari kotoran ayam sudah menjadi hal wajar sehari-hari.
Kisah serupa dialami oleh pasangan suami istri lansia Sulaiman (65) dan Nuryati (60). Mereka harus menghabiskan masa tua tinggal di kandang ayam sejak awal menikah. Gubuk yang mereka tinggali di Desa Teluk Kecapi, Ogan Ilir, Sumatera Selatan berdekatan dengan kandang ayam. Mereka sering kali kehujanan karena atap yang menaungi gubuk hanyalah berupa lembaran-lembaran daun nipah. Bau menyengat kotoran ayam pun kerap mereka jumpai.
Keprihatinan yang harus dialami para lansia di atas pun dirasakan oleh pasangan suami istri Rosul dan Sima. Selain sulit mencukupi kebutuhan sehari-hari karena hanya mengandalkan sang suami yang bekerja serabutan mencari ikan di laut, keduanya pun harus menempati rumah yang tak layak huni, yakni di sebelah kandang ayam.
Lain cerita dengan pasangan lansia sebelumnya, pasutri Sajimin (57) dan Poniyem (56) warga Ngembes, Kelurahan Pengkok Kepanewonan Gunungkidul harus tinggal bersama seekor kambing peliharaan mereka. Gubuk yang mereka tempati hanya terbuat dari dinding anyaman bambu, beratapkan genteng dan terdiri dari tiga ruangan. Keberadaan kandang kambing hanya dibatasi oleh satu ruangan yang berfungsi sebagai gudang kayu bakar.
Adalah KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa yang berinisiatif memperbaiki rumah mereka dalam program Bedah Rumah dari TNI. Diketahui, dana sebesar 20 juta Rupiah telah digelontorkan untuk merenovasi rumah Sajimin dan Poniyem hingga menjadi hunian yang lebih layak.
BACA JUGA: Kisah Menyentuh Mbah Jumari, Ingin Sekolahkan Anak Setinggi Langit Meski Didera Kemiskinan
Menilik kisah memprihatinkan para lansia di atas, ada kalanya kita harus lebih baik lagi dalam memperhatikan kondisi orang tua, baik orang lain, apalagi orang tua sendiri. Tegakah membiarkan mereka menghabiskan sisa umur dengan kondisi yang memilukan? Demikian kisah para pasutri lansia yang tinggal di kandang binatang. Semoga menjadi inspirasi.
Pati bergolak! Kebijakan kenaikan tarif Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) sampai 250%…
Kabar duka mengguncang dunia hiburan Indonesia. Salah satu wajah populer yang selalu mengundang gelak tawa,…
Indonesia kehilangan salah satu putra terbaiknya, Kwik Kian Gie, yang tutup usia di hari Senin…
Misteri kematian seorang diplomat muda yang bekerja di Kementerian Luar Negeri (Kemlu) masih meninggalkan tanda…
Jepang kembali diterpa tsunami. Kali ini terjadi gara-gara pusat gempa yang jauhnya ribuan kilometer dari…
Sedang ramai dibicarakan oleh masyarakat Negeri Tirai Bambu, China, seorang pria yang ditangkap gara-gara menyamar…