Dampak dari situasi yang belum kondusif di Papua dan Papua Barat, pemerintah tampaknya masih tetap memblokir sambungan internet hingga ujung-ujungnya mati secara total. Alhasil, dampak yang dirasakan pun terasa sangat memberatkan. Aktivitas ekonomi mulai dari ojek online (ojol) hingga pelayanan BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan) tak bisa berfungsi.
Jika dilihat lebih jauh, tak semua wilayah di Papua yang bisa merasakan koneksi internet dengan kecepatan stabil. Salah satunya di Di distrik Agats, ibukota Asmat. Dilansir dari tirto.id, jaringan nirkabel di wilayah tersebut bahkan terasa sangat lambat meski telah ditopang oleh sebuah provider kenamaan Indonesia. Bahkan, sinyal 4G yang tertulis tak ubahnya hanya hiasan semata. Lantas, seperti apa wajah koneksi internet di sana?
Kekuatan sinyal 4G yang tak sesuai dengan namanya
Bergantung pada sinyal WiFi gratisan

Beruntung, warga Agats dapat merasakan enaknya menjelajah dunia maya melalui jaringan WiFi gratis yang disediakan oleh BAKTI Kominfo. Hal tersebut kemudian dimanfaatkan oleh masyarakat lokal untuk mendukung kelancaran sistem pendidikan di sekolah-sekolah. Yang cukup mengejutkan, Warga Agats ternyata membayar biaya internet yang sama dengan Jakarta. Padahal, kekuatannya hanya 512 kilobita per detik. Sementara itu, Jakarta harus puas dengan kekuatan 7 megabita per detik. Aneh memang, koneksi bak ‘langit dan bumi’ tapi tarifnya disama ratakan.
Harus Bayar mahal untuk gunakan jasa penyedia internet swasta
Jaringan internet di Papua dan Papua Barat kembali diblokir
BACA JUGA: Setelah Dilanda Kerusuhan, Inilah 4 Peristiwa Penting yang Sempat Terjadi di Papua
Kemudahan yang kita rasakan saat mengakses internet pada saat ini, ternyata berbanding terbalik dengan mereka yang ada di Papua sana. Masih ada banyak hal yang harus diperjuangkan hanya untuk sekedar menikmati akses internet yang stabil layaknya di kota besar Pulau Jawa. Belum lagi jaringan internet di Papua dan Papua Barat yang kini diblokir oleh pemerintah. Miris ya Sahabat Boombastis.