Nasib sial tengah dihadapi Kakek Samirin beberapa waktu lalu. Pria tua yang berprofesi sebagai penggembala sapi tersebut, terpaksa berurusan dengan hukum karena terbukti membawa sisa getah karet yang tercecer dengan berat 1,9 kilogram di perkebunan milik perusahaan PT Bridgestone SRE.
Dilansir dari News.detik.com (16/01/2020), perusahaan kemudian melaporkan Samirin ke kepolisian dan akhirnya ditahan. Jaksa di pengadilan kemudian menuntut Samirin dengan hukuman penjara selama 10 bulan. Seperti apa kisahnya? Simak ulasan Boombastis.com berikut ini.
Berawal dari aksi Samirin yang memungut sisa getah karet yang tercecer
Kasus yang menimpa Samirin bermula saat kakek berusia 69 tahun itu memungut sisa getah karet, sesaat setelah usai menggembalakan sapi miliknya. Kejadian tersebut kebetulan berada di wilayah kebun milik PT Bridgestone SRE Dolok Maringir, Sumatera Utara. Oleh Samirin, sisa getah yang kemudian dimasukkan ke dalam kantong kresek.
Ditangkap oleh petugas perkebunan dan langsung dilaporkan ke polisi
Sempat dituntut hukuman 10 bulan penjara oleh jaksa

Saat berada di pengadilan, Jaksa kemudian menuntut hukuman 10 bulan penjara pada dirinya karena dianggap melanggar asal 107 huruf d UU No 39 Tahun 2014 Tentang Perkebunan. Beruntung, ia akhirnya hanya dijatuhi hukuman penjara selama 2 bulan 4 hari oleh Pengadilan Negeri Simalungun.
Bridgestone selaku perusahaan pemilik karena hal tersebut sesuai dengan aturan yang berlaku
Akhirnya bebas dan berkumpul kembali dengan keluarga
BACA JUGA: Kisah Sedih Nenek Asyani, Dipenjara Karena Nebang Pohon Jati Milik Sendiri
Di lain pihak, Kejaksaan Agung (Kejagung) justru meminta agar kasus yang menimpa Kakek Samirin di atas dilihat dalam cakupan perspektif yang lebih luas. “Jangan melihat kakeknya, melihat pelanggaran pidananya gitu lho. Itu boleh ditahan!” ucap Kapuspenkum Kejagung, Hari Setiyono yang dikutip dari News.detik.com (17/01/2020).