Inspirasi

Kisah Haru Bule Spanyol yang Rela Tinggalkan Keluarga Demi Didik Ribuan Anak NTB

Sedari zaman penjajahan, di negara kita mudah sekali kita temukan warga negara asing. Entah itu mereka yang sekedar berlibur atau memang menggantungkan nasibnya bekerja di tanah air. Dan dari sekian banyak warga asing di Indonesia, tak sedikit yang kemudian malah lebih mencintai tanah air lebih dari cintanya pada negara asal. Alasannya tentu beragam, mulai dari kagum pada keramahan masyarakat, takjub dengan keindahan alam nusantara, bahkan lantaran prihatin dengan kondisi masyarakat yang masih tertinggal.

Seperti yang dilakukan Carlos, warga negara Spanyol yang awalnya hanya berlibur lantas banting setir menjadi sukarelawan guru di NTB. Meski di sisi lain, lelaki ini harus meninggalkan anak istri serta pekerjaannya yang ada di Spanyol. Seperti apa jatuh bangun Carlos mendidik putra-putri negeri? Yuk kita simak ulasan berikut ini.

Awal singgah di Indonesia hanya untuk berlibur

Carlos dan temannya [Sumber Gambar]
Seperti pekerja rutin lainnya, Carlos yang tiap hari didera kesibukan kerja akhirnya memutuskan untuk berlibur. Saat itu masih tahun 2007 dan Carlos memutuskan akan berkunjung di Kabupaten Dompu NTB sebelum kemudian menuju Bali. Bukan tanpa alasan, pengacara di Kota Barcelona ini mengincar pantai Lakey yang terkenal karena ombak kidalnya sebagai destinasi traveling.

Terpanggil untuk mengajar di Desa Hu’u

Carlos sedang mengajar [Sumber Gambar]
Berhasil mewujudkan keinginannya, Carlos akhirnya tiba di Pantai Lakey yang berada di Desa Hu’u, Kecamatan Hu’u Kabupaten Dompu. Suatu hari, Carlos didatangi seorang anak kecil yang tak mampu berbahasa Inggris. Dan tak hanya itu, sebagian besar anak malah tak bisa membaca maupun menulis. Melihat kenyataan itu, Carlos yang prihatin spontan muncul ide untuk mengajari anak-anak kecil tersebut berbahasa Inggris, baca, dan menulis.

Mengajari anak-anak berbekal Kamus Bahasa Inggris-Indonesia

Tak butuh waktu lama, keesokan harinya Carlos bertemu dengan warga setempat dan mulai mengajar. Sekitar 150 an anak. Meski baru mulai belajar bahasa Indonesia, bermodal kamus Bahasa Inggris-Indonesia Carlos mulai tertatih-tatih mengajari anak-anak. Tak terasa, mulai hari itu dan tiga tahun berikutnya Carlos tetap konsisten mengajari anak-anak.

Carlos dan anak-anak [Sumber Gambar]
Di sisi lain, lelaki ini pun memperhatikan kondisi sosial ekonomi warga setempat. Ia prihatin dengan banyaknya warga yang hidup di bawah garis kemiskinan, tingginya angka tidak sekolah, kurangnya kesadaran masyarakat pada pentingnya pendidikan, dan tidak adanya infrastruktur kesehatan. Ia pun ingin melakukan sesuatu yang lebih untuk daerah itu.

Membawa lembaga Harapan Project ke Dompu

Carlos dan mobil Harapan Project [Sumber Gambar]
Setelah tiga tahun di Dompu, Carlos pun kembali sejenak ke negara asalnya. Kepulangannya ada hubungannya dengan riset yang dilakukan di Dompu. Di Spanyol, Carlos bertemu dengan teman-teman yang membidangi kerjasama. Lalu ia bercerita tentang kondisi masyarakat sekitar Pantai Lakey. Ia pun mendapat banyak masukan dan saran, ia juga mendapat banyak ilmu tentang kerjasama dalam bidang sosial. Akhirnya, di tahun 2010 Carlos kembali ke Dompu dan membawa sebuah lembaga bernama Harapan Project. Lembaga ini merupakan wadah yang akan membantu masyarakat miskin, buta huruf dan sejenisnya.

Rela meninggalkan anak, istri, dan pekerjaan demi kemajuan Dompu

Perjuangan Carlos masih berlanjut hingga saat ini. Terhitung, sudah ribuan anak Dompu hasil didikannya yang fasih berbahasa Inggris, membaca, dan menghitung. Tak hanya itu, ratusan lebih masyarakat telah sembuh dari penyakit yang diderita. Bahkan sekitar 300 orang telah berhasil dioperasi penyakitnya dan kini bisa hidup dengan normal.

Carlos dan anak didiknya [Sumber Gambar]
Saat ini, Carlos sedang di tengah proses membangun gedung sekolahnya sendiri di dekat Pantai Lakey. Anggaran yang dipakai didapat lewat acara-acara sosial yang digelar di Spanyol yang ia lakukan saat pulang kampung setiap tahunnya. Untuk mendidik banyak anak-anak di Dompu, sekolah Carlos pun masih membutuhkan relawan untuk mengajar. Karena itu, jika kamu ingin mendaftar bisa melihat website harapanproject.org.

BACA JUGA: Pungut Sampah Hingga Bantu Kesehatan, 4 Bule Ini ‘Sindir’ Kepedulian Warga Asli Indonesia

Tak seperti warga asing yang hanya sekedar berlibur atau bekerja, Carlos justru datang membawa kesejahteraan bagi masyarakat di Dompu. Bahkan ia rela meninggalkan keluarga, pekerjaan, serta negaranya demi anak-anak Dompu yang lebih sejahtera. Sampai saat ini, Carlos masih membutuhkan relawan untuk membantu di sekolahnya. Gimana, kamu mau berpartisipasi nggak nih guys?

Share
Published by
Aini Boom

Recent Posts

Profil Raymond Chin, Rangkul Anak Muda Bijak Finansial dan Cinta Tanah Air

Nama Raymond Chin pasti tidak asing di telinga bagi mereka yang sering scroll media sosial…

1 week ago

Kim Jong Un Eksekusi Mati Puluhan Pejabatnya karena Gagal Cegah Dampak Banjir Bandang

Sudah bukan rahasia umum lagi jika Korea Utara punya cara-cara yang berbeda dalam mengurus negaranya.…

2 weeks ago

Perempuan Ini Pura-Pura Lumpuh Selama 20 Tahun Demi Menghindari Pekerjaan Rumah

Seorang gadis dari Provinsi Hebei, China, diketahui telah berpura-pura lumpuh selama lebih dari 20 tahun.…

2 weeks ago

4 Teladan Kesederhanaan Paus Fransiskus Kunjungi Indonesia, Ingatkan Perdamaian dan Kebhinnekaan

Pemimpin umat Katolik sedunia, Paus Fransiskus sudah sampai di Indonesia. Kedatangannya juga menjadi penanda dari…

2 weeks ago

Kisah Reza Nurhilman Pengusaha Maicih, Dulu Keliling Pakai Mobil Kini Punya Omzet 7 Miliar

Pilihan terjun ke dunia bisnis bukan hal yang akan diambil oleh sembarang orang. Hanya mereka…

2 weeks ago

Belum Genap 2 Bulan, Keponakan Ayu Ting Ting Meninggal Dunia Setelah Muntah dan Diare

Kabar duka datang dari keluarga besar Ayu Ting Ting atas meninggalnya keponakan penyanyi sekaligus presenter…

3 weeks ago