in

Dipicu Soal Harta, Anak-anak Ini Dianggap Durhaka karena Konflik dengan Ibu Kandung

Harta duniawi terkadang biasa membuat siapa saja menjadi gelap mata. Bahkan dalam lingkup keluarga, hal tersebut bisa menghancurkan hubungan persaudaraan seperti anak dan orang tua misalnya. Seperti yang terjadi di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, seorang anak bertikai dengan ibu kandungnya gara-gara harta warisan.

Karena merasa jengkel atas masalah yang ada, sang ibu bahkan menuntut agar anaknya tersebut mengembalikan air susu ibu (ASI) yang diminumnya sewaktu bayi. Persoalan di atas juga terjadi di beberapa daerah, yang mirisnya dipicu karena masalah sepele maupun soal pembagian harta warisan.

Soal warisan harta yang membuat anak tega menggugat sang ibu

Prayatningsih yang digugat oleh anak sulungnya [sumber gambar]
Seorang ibu asal Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat bernama Prayatiningsih, merasa kesal dengan sang anak kandung yang menggugat dirinya ke jalur hukum hanya karena harta warisan, yakni berupa rumah dan tabungan dalam bentuk deposito senilai Rp84 juta. Saking kesalnya, ia sempat meminta agar air susu ibu (ASI) yang diminum sang anak saat kecil dikembalikan. Si anak yang bernama Rully Wijayanto akhirnya meminta maaf dan berharap kasus tersebut bisa diselesaikan dengan damai.

Seorang ibu tak berdaya saat dituntut secara hukum oleh anak kandungnya sendiri

Mariamsyah ibu yang digugat oleh ketiga anak durhakanya karena harta [sumber gambar]
Mariamsyah Boru Siahaan hanya bisa pasrah dan tertunduk lesu di muka pengadilan karena digugat oleh ketiga anak kandungnya sendiri. Pemicunya adalah harta warisan peninggalan suaminya berupa 1 unit rumah yang terjual sebesar Rp800 juta pada 2019 silam. Sebagai seorang ibu, Boru yang telah berusia senja itu tidak menyangka tindakan ketiga anaknya yang menggugat dirinya ke jalur hukum. Ia menganggap hal tersebut sebagai bentuk ‘air susu dibalas air tuba’.

Sebidang tanah membuat seorang anak gelap mata terhadap ibu kandungnya sendiri

Nenek Surati (tengah) saat menjalankan sidang gugatan oleh anaknya sendiri [sumber gambar]
Hanya karena sebidang tanah seluas 3.874 meter persegi, seorang anak bernama Naise di Probolinggo, Jawa Timur, tega menggugat ibu kandung beserta adik dan sepupunya di Pengadilan Negeri Kraksaan Kelas 1 B, Probolinggo. Hal ini terjadi saat sang anak ingin agar tanah tersebut diserahkan pada dirinya karena merasa punya sertifikat yang sah. Surati sang ibu kandung, merasa kaget dan tak menyangka jika ia digugat karena persoalan yang ada.

Ibu kandung dianiaya anaknya sendiri karena persoalan harta warisan

Kapolres Kebumen, Jawa Tengah, AKBP Rudy Cahya Kurniawan memberikan hipnoterapi kepada TY [sumber gambar]
Harta warisan rupa-rupanya membuat seorang anak di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah berinisial TY, tega menganiaya ibu kandungnya hingga meninggal dunia. Persoalan awalnya dipicu permintaan sang anak pada sang ibu agar mengubah isi surat warisan terkait penjualan tanah senilai Rp45 juta. Karena tak kunjung diubah, TY geram dan menganiaya ibu kandungnya dengan pukulan, lemparan botol, dan didorong hingga terpental. Sempat dirawat selama sepekan Di RSUD Kebumen, sang ibu akhirnya meninggal dunia.

Masalah sepeda motor berujung pertikaian ibu dan anak di pengadilan

Muhsin (jaket abu-abu) saat dinasehati oleh Kasat Reskrim Polres Lombok Tengah AKP Priyo Suhartono [sumber gambar]
Seorang anak di Lombok Tengah yang menggugat ibu kandungnya sendiri karena masalah sepeda motor, sempat jadi sorotan karena videonya viral di dunia maya. Dalam tayangan tersebut, Kasatreskrim Polres Lombok Tengah, AKP Priyo Suhartono bahkan menolak dan memilih tidak menindaklanjuti laporan tersebut. Meski demikian, sang anak tetap memilih melaporkan ibu kandungnya meski telah dinasehati secara baik-baik.

BACA JUGA: Viral Anak Ingin Jebloskan Ibu Kandung ke Penjara, Masalahnya Cuma Gara-gara Motor

Teringat akan sebuah peribahasa yang berbunyi “Kasih sayang ibu sepanjang masa, kasih sayang anak sepanjang galah”. Sangat miris sekaligus sedih jika untaian kata-kata yang ada tidak sejalan dengan peristiwa di atas. Di mana sosok ibu yang seharusnya dimuliakan justru diseret pada pertikaian yang seharusnya tidak perlu terjadi. Semoga kita bisa mengambil pelajaran dari kejadian-kejadian di atas.

Written by Dany

Menyukai dunia teknologi dan fenomena kultur digital pada masyarakat modern. Seorang SEO enthusiast, mendalami dunia blogging dan digital marketing. Hobi di bidang desain grafis dan membaca buku.

Leave a Reply

Baju Adat Cina hingga Logo Palu Arit, Uang-uang Rupiah Ini Sempat Bikin Heboh Netizen

Perjuangan Bung Karno Baca Teks Proklamsi, Kena Demam hingga Khawatir Digeruduk Jepang