Kisruh yang tengah terjadi di Papua beberapa waktu lalu, sempat membuat bumi Cendrawasih itu menjadi sorotan. Terlebih, adanya korban jiwa yang meninggal dunia dari kalangan TNI dan warga sipil, membuat suasana di sana kian mencekam. Dilansir dari Detik, para anggota TNI dan Polri diserang oleh sekelompok massa dengan panah usai melakukan tarian waita atau tarian perang.
Tarian perang memang lazim dilakukan oleh suku-suku asli Papua yang hingga kini masih tetap dilestarikan. Keberadaan para penduduk asli ini juga, menjadi salah satu kelebihan dari Papua yang tetap memegang teguh adat dan keratifan lokal, meski digempur oleh modernitas zaman. Tak hanya itu, keberadaan para suku ini juga dianggap sebagai masyarakat yang menjadi penguasa besar di wilayah yang ditinggali.
Suku Amungme pemilik asli tambang emas Freeport
Suku Asmat yang ahli seni pahat dan ukiran

Suku Asmat dikenal lewat ukiran kayu tradisional dengan ornamen-ornamen yang memiliki cita rasa seni yang tinggi. Bisa dibilang, kayu-kayu pohon yang mungkin awalnya tak bernilai, bisa diubah menjadi ukiran yang indah. Dilansir dari Phinemo, ukiran suku Asmat ini dipamerkan dalam De Young Museum di Golden Gate Park, San Fransisco, dan Museum of Natural Art di New York, Amerika Serikat.
Suku Dani yang terkenal dengan tradisi potong jari
Suku Biak yang dikenal sebagai penjelajah laut ulung
BACA JUGA: 5 Fakta Unik Suku Dani, Sang Penguasa Pegunungan Jayawijaya
Keberagaman suku yang ada di Papua, adalah salah bentuk warisan budaya yang tak ternilai harganya. Dengan adat istiadat dan keunikan masing-masing yang dimiliki, tentu bumi Cendrawasih sangat menarik tak hanya bagi Indonesia, tapi juga dunia. Semoga saja, kericuhan yang terjadi di Papua, bisa segera reda dan suasana kembali kondusif.