Trending

Belajar Sabar dari Kasus Mas Pelayaran, Jangan Sampai Kopi Menjadikanmu Napi

Indonesia disebut sebagai negara yang ramah. Tapi itu dulu. Dulu banget sampai tidak ada yang ingat, kapan julukan tersebut disematkan orang luar bagi masyarakat kita.

Sekarang, warga Indonesia lebih banyak marah-marahnya. Salah sedikit, marah. Kesenggol sedikit, marah. Pesan kopi datangnya telat, juga marah. Seperti yang terjadi di Sleman, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu, hingga menggerakkan massa dari para mitra ojol setempat.

Keributan gara-gara kopi telat di Sleman, Yogyakarta

Rame-ramenya terjadi hari Rabu (3/7/2025) lalu, ketika satu pesanan untuk pembelian kopi kekinian diterima oleh seorang driver ShopeeFood bernama Arzeto. Pembelinya adalah Takbirdha Tsalasiwi Wartyana, warga Sidoarum, Godean, Sleman, Yogyakarta.

Salah satu risiko pesan online adalah keterlambatan pengiriman. Itu adalah hal yang wajar dan harus diterima karena kita meminta orang lain untuk membelikan, bukan membeli sendiri sehingga mereka yang mengetahui situasi yang membuat pesanan terlambat, seperti jalan yang ditutup, mesin mogok, hingga kemungkinan driver-nya mengalami kecelakaan.

Pesanan kopi yang terlambat lima menit dari jadwal antar

Risiko terpampang nyata, pesanan kopi pria dengan panggilan Birdha itu beneran terlambat. Sambil ditunggu oleh kekasihnya, Ayuningtyas yang ikut ngantar orderan, Arzeto pun mencoba menjelaskan bahwa keterlambatan itu gara-gara sistem double order yang diterapkan oleh pihak ShopeeFood sehingga dirinya harus mengurus dua pesanan sekaligus dalam sekali antar.

Saat itu, Arzeto sedang handle dua order. Satu pesanan kopi dari Birdha, sementara lainnya adalah pesan makanan di warung Spesial Sambal (SS). Dalam video rekaman yang beredar, Ayuningtyas juga mencoba menjelaskan, hanya saja Birdha tidak memberi kesempatan dan meminta dengan tegas agar hanya Arzeto yang memberi penjelasan.

Penjelasan yang berakhir dengan kekerasan

Kata beradu kata membuat emosi saling menguasai sehingga meningkatkan eskalasi. Tidak ada lagi sopan dan santun, hanya tersisa teriakan, pukulan, cakaran, serta jambakan yang dilakukan oleh Birdha kepada Ayuningtyas karena dianggap tidak sopan dalam memberi penjelasan.

Tak hanya itu, Birdha juga melebarkan arah pembicaraan dengan berteriak bahwa dirinya adalah seorang yang bekerja di bidang pelayaran dengan disiplin dan tanggung jawab tinggi. Namun alasan itu sia-sia karena pada akhirnya, hanya terlihat kekerasan di dalamnya, hanya karena pesanan yang terlambat lima menit saja.

Terlanjur emosi, massa solidaritas cari Birdha di rumahnya

Usai meninggalkan lokasi, Arzeto dan Ayuningtyas melaporkan tindak kekerasan Birdha kepada Polresta Sleman. Namun tampaknya rekaman video telah beredar luas sehingga menimbulkan aksi solidaritas yang digalang oleh mitra-mitra driver online. Tak menunggu waku lama, mereka pun berdatangan ke rumah pelaku penganiayaan. Semakin malam, kumpulan massa semakin banyak untuk mencoba bertemu dengan Birdha yang pada saat itu sudah tidak ada di lokasi.

Usut punya usut, Birdha ternyata tidak kabur. Ia memilih untuk menyerahkan diri ke Polsek Godean (kemudian dipindah ke Polresta Sleman) sekaligus mengamankan dirinya dari kerumunan driver-driver online. Aksi solidaritas terhadap Arzeto pun bergerak menuju tempat ditahannya Birdha dengan satu tuntutan, permintaan maaf dari tersangka.

Tak puas dengan permintaan maaf, massa lanjut geruduk rumah Birdha

Namanya juga manusia, ada saja yang tidak puas dengan permintaan maaf Birdha. Mereka pun melampiaskannya dengan mendatangi rumah Birdha sehingga membuat Kasat Reskrim Polresta Sleman, AKP Agha Ari Septyan terburu-buru menuju tempat kejadian dan menenangkan kerumunan massa agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan oleh semua pihak.

Berdasarkan keterangan terbaru, Senin (7/7/2025), ada dua tambahan tersangka baru. Selain Birdha, polisi juga mengamankan RHW (32) dan RTW (58). Selain itu, ada juga dua tersangka pelaku perusakan mobil patroli milik Polsek Godean dan ada kemungkinan bakal ada tersangka-tersangka lain yang saat ini masi dalam proses penyidikan.

Dari sini kita belajar bahwa emosi hanya membuat rugi. Bukan hanya Birdha, tetapi juga mereka yang saat ini sudah jadi tersangka. Untuk itu, penting bagi kita untuk belajar sabar dan mawas diri, jangan sampai ketidaksabaran mengubah Anda menjadi napi.

Share
Published by
Bayu Yulianto

Recent Posts

SekDes Gaming: Korupsi Dana Desa Demi Beli Diamond Mobile Legends

Seorang Sekretaris Desa ditangkap pihak Kejaksaan karena selewengkan dana desa untuk kepentingannya sendiri. Yang menarik,…

1 day ago

Mengenal Padel, Tren Baru Olahraga Indonesia

Makin banyak anak muda Indonesia ketagihan olahraga baru yang bernama padel. Sebuah teknologi yang kira-kira…

1 week ago

Polisi Buat PoliceTube, Begini Respon Netizen

Satu lagi gebrakan dari Kepolisian Republik Indonesia dalam memberikan pelayanan terbaik bagi bangsa. Untuk menyebarluaskan…

1 week ago

Baoxia Liu, Buronan FBI Terkait Perang Israel-Iran & Dihargai Rp 245 Miliar

Katanya gencatan senjata, tapi tampaknya Amerika Serikat tidak akan membuat perang antara Iran dan Israel…

2 weeks ago

Geger Netizen Skala Internasional Gegara Pendaki Brasil Meninggal di Rinjani

Beberapa hari lalu, perdebatan sengit terjadi di media sosial X. Pemicunya karena seorang turis mancanegara…

3 weeks ago

Perubahan Kulit Wajah Jokowi, Ajudan Bilang Hanya Alergi

Presiden RI ke-7, Joko Widodo kembali bikin kaget publik. Bukan karena kasus ijazah kuliah yang…

3 weeks ago