Bagi mereka yang telah menginjak usia hampir separuh abad, beristirahat dari rutinitas pekerjaan merupakan hal lumrah yang biasa dilakukan. Namun, apa yang dilakukan oleh kakek satu ini sangat berbeda dari orang tua kebanyakan. Meski Umur yang tak lagi muda, hal tersebut seolah bukan menjadi penghalang bagi dirinya untuk tetap giat mencari nafkah.
Kakek 60 tahun yang bernama Slamet Jarod Budiono tersebut, terlihat sesekali memainkan jemarinya yang telah keriput di sela-sela jahitan sebuah sepatu. Meski terlihat remeh, tumpukan sepatu yang mengelilingi dirinya itulah yang bisa menyekolahkan sang anak hingga jenjang sarjana. Seperti apa kisah perjuangan sang kakek hingga anak-anaknya sukses? simak ulasan berikut
Iming-iming hidup sejahtera dan berkecukupan, sering dijadikan sebagai alasan bagi seseorang untuk pergi bekerja di tanah rantau. Begitu juga dengan sosok kakek yag satu ini. pada tahun 1974, Jarod memutuskan untuk merantau ke Sumatera dan bekerja di sebuah perusahaan kayu. Sayangnya, beberapa tahun kemudian, perusahaan tersebut akhirnya bangkrut dan memaksa untuk kembali pulang ke Yogyakarta. Yang miris, karena kejadian tersebut, ia tak mendapatkan beberapa gaji yang menjadi haknya.
Setelah kembali dari Sumatera, dirinya berpikir keras, bagaimana agar mendapatkan pemasukan demi kelangsungan hidup diri beserta keluarganya. Sempat terpikir untik mendirikan usaha mandiri, namun harus terhambat karena terbentur ide usaha yang membingungkannya. Meski begitu, dirinya tak pernah menyerah dan terus mencari peluang uasaha.
Seiring bergulirnya waktu, kakek yang kini berusia 60 tahun tersebut, bertemu dengan seorang temannya yang berprofesi sebagai tukang reparasi sepatu, sandal, tas dan jaket. Temannya yang bernama Ignatius Jumari tersebut, bertemu dengan dirinya saat berada di Klaten, Jawa Tengah. Meski profesinya terkesan biasa saja, namun temannya tersebut tergolong sukses dan penghasilannya mampi menghidupi keluarga dan menyekolahkan anak-anaknya. Rupanya, kesuksesan sang teman inilah yang menginspirasi Jarod untuk belajar kepadanya.
Melihat kesuksesan dan hidupnya yang berkecukupan, Jarod kemudian memutuskan untuk belajar untuk beberapa waktu di tempat temannya tersebut. Selama empat tahun, ia belajar menimba ilmu yang kelak bisa digunakannya untuk bekal hidup. Setelah dirasa cukup, ia memberanikan diri membuka jasa reparasi sendiri dengan modal hanya Rp 1.500. Padahal saat itu, ia telah dikaruniai seorang anak. Meski keuntungan yang dijalankan tak memberikan hasil pasti, kakek yang juga seorang Takmir masjid di desanya ini mengaku bersyukur dengan rezeki tersebut.
Menjalani profesi sebagai tukang reparasi sandal dan sepatu, membuat Jarod harus tabah bergelut dengan ketidakpastian. Membuka usahanya mulai pukul 08.00 hingga 16.00, terkadang, ia mendapatkan Rp 50.000 dan bahkan kurang dalam satu hari. Tak jarang, ia juga harus agli lubang dan tutup lobang untuk kebutuhan sekolah anak-anaknya. Sang anak pun tampaknya paham dengan perjuangan sang ayah. Merek berangkat kuliah dengan mengayuh sepeda dan membawa bekal makan sendiri untuk berhemat.
Niat mulia dan cita-cita luhur sang kakek, telah terbukti dengan kesuksesan menyekolahkan anak-anaknya hingga jenjang sarjana. Cita-citanya hanyalah ingin agar anak-anaknya bisa melebihi sang ayah. Terbukti, usaha kerasnya sebagai tukang reparasi sepatu, sandal dan tas, berakhir dengan kesuksesan. Ia berhasil memberikan pendidikan terbaik bagi ketiga anak-anaknya yang kini telah sukses di bidangnya masing-masing.
Meski menggeluti profesi sebagai tukang reparasi sepatu dan sandal, Jarod terbukti sukses menyekolahkan anak-anaknya hingga sarjana. Dari sosok kakek 60 tahun terebut, kita bisa belajar sekaligus merenung, bahwa kesuksesan itu bisa datang kepada siapa saja. Dengan bermodal tekad serta kerja keras dan ketabahan, setiap orang, apapun profesinya, bisa mempunyai peluang untuk berhasil dalam hidupnya.
Media sosial kini menjadi tempat berbagi cerita dan mencari hiburan, tak heran banyak orang yang…
Jakarta banjir, sudah menjadi “acara” tahunan yang membuat banyak warga menjadi lebih “santuy” saat menghadapinya.…
Siapa sangka sebuah pijatan yang bisa merelaksasi dan menyembuhkan penyakit pada orang dewasa, bisa berujung…
Nama selebgram Chandrika Chika terseret pada kasus penyalahgunaan narkoba yang baru-baru ini terungkap. Tidak sendirian,…
Mendapat tunjangan hari raya (THR) dari perusahaan atau tempat kita bekerja, memang sudah biasa. THR…
Kabar duka datang dari keluarga besar Stand Up Comedy Indonesia. Priya Prayoga Pratama atau lebih…