Hingga saat ini, korban jatuhnya pesawat Lion Air JT610 baru satu yang berhasil diidentifikasi. Ia adalah Jannatun Cintya Dewi, wanita berusia 24 tahun yang tengah bekerja di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia. Jannatun atau yang akrab disapa Yayas ini mudah teridentifikasi karena bagian tubuh yang ditemukan cukup lengkap.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Pusat Indonesian Automatic Fingerprint Identification System (INAFIS), Brigjen Pol Hudi Suryanto, dikutip dari bogor.tribunnews.com. Selain itu, ada pula beberapa fakta seputar jenazah Jannatun Cintya Dewi setelah selesai diindentifikasi di RS Polri. Simak informasi lengkapnya berikut ini.
Tak hanya aktif sebagai pegawai Kementerian ESDM, Jannatun Cintya Dewi termasuk wanita yang memiliki banyak teman. Baik di kantor, maupun ketika ia masih menempuh pendidikan. Alumni Teknik Kimia Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) ini dulunya pernah bekerja di Bank Mandiri.
Ketika jazad Jannatun Cintya Dewi ditemukan, sang ayah dikontak untuk mengonfirmasinya. Dilansir dari idntimes.com, setelah diambil DNA untuk proses identifikasi, Bambang Suptjiaji (ayah Yayas) diperlihatkan foto jarinya. Ia pun yakin bahwa jazad tersebut merupakan anak kandungnya setelah melihat cincin yang melingkar di jarinya.
Rupanya, Jannatun Cintya Dewi bukanlah anak tunggal. Ia sulung dari dua bersaudara—memiliki seorang adik laki-laki yang masih berusia 17 tahun, bernama Nadzir Ahmad Firdaus. Keduanya pun dekat sebagai kakak-beradik, sehingga ketika ditemui oleh suryamalang.com, Nadzir menyatakan dirinya masih sempat kontak dengan sang kakak sebelum tragedi Lion Air JT610.
Jannatun Cintya Dewi merupakan warga asli Dusun Prumpon, Desa Suruh, Kecamatan Sukodono, Sidoarjo. Dilansir dari Kompas.com, jenazahnya telah tiba di rumah duka pada Kamis (1/11) jam 7:30 WIB. Setelahnya, pemakaman langsung dilakukan di TPU yang berjarak kurang lebih 500 meter dari rumah duka.
Ada hal menyentuh hati yang dapat disaksikan di sekitar lingkungan rumah duka. Berita jatuhnya pesawat Lion Air JT610 memang membuat hati siapapun hancur, sehingga para pengguna jalan yang melintas kawasan rumah duka memilih untuk turun dari motor, mematikan mesin, dan menuntunnya untuk menghormati sekaligus berbelasungkawa kepada keluarga Yayas.
Pelayat yang memadati rumah duka tak hanya berasal dari tetangga atau kerabat, rekan kerja Yayas juga menyempatkan jauh-jauh dari Jakarta untuk berkabung. Salah satunya, Yuli Rachmawati, Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas, yang juga menyampaikan hadiah istimewa dari Menteri ESDM.
Mengingat Jannatun Cintya Dewi merupakan siswa terbaik di SMAN 1 Sidoarjo, lulusan terbaik ITS dan pegawai berprestasi di Kementerian ESDM membuat dirinya mendapat banyak hormat atas berpulangnya ia. Niat berkunjung ke Pangkalpinang pun ditunaikannya untuk bekerja sebagai pengabdi negara, sebelum pesawat Lion Air JT610 hilang kontak dan dinyatakan terjatuh. Semoga Jannatun Cintya Dewi mendapat tempat terbaik di sisi Tuhan.
Delapan bulan lamanya keluarga Alvaro Kiano Nugroho (6) mencari anak sekaligus cucu tanpa kepastian jelas.…
Sedang ramai di Indonesia mengenai kasus korupsi yang menyeret nama Ira Puspadewi. Ia adalah mantan…
Di tengah gejolak politik terus menerus yang dipicu oleh presidennya, Amerika Serikat memberi kejutan baru…
Baru di Indonesia, ketika teror mengguncang sebuah institusi pendidikan. Di tengah-tengah pelaksanaan salat Jumat (7/11/2025)…
Ada yang terbang sampai lupa pulang. Seperti itulah harga emas akhir-akhir ini. Terus melambung tinggi…
Kabar gembira untuk warga Arab Saudi, atau mungkin Warga Negara Indonesia yang bermukim di sana.…