Sampai detik ini, kasus pembakaran seorang tukang amplifier masih hangat jadi perbincangan masyarakat di Indonesia. Ya, memang tidak habis pikir, bagaimana mungkin sebuah negara hukum seperti Indonesia ini, bisa melakukan hal yang tidak manusiawi semacam itu. Dan yang lebih mencengangkan, banyak masyarakat di TKP pembakaran yang seolah acuh dengan hal tersebut. Miris sekali jika melihat keadaan yang ada di sana.
Tentang pembakaran manusia, kira-kira bagaimana pandangan secara agama dan tindak hukumnya ya? Apakah hal itu diperbolehkan atau malah sangat dikecam? Berikut adalah ulasan mengenai pembakaran terhadap manusia yang dilihat dari berbagai sisi.
Ada pendapat berbeda mengenai pembakaran manusia ini. Ada yang membolehkan karena alasan tertentu, ada pula yang melarangnya. Pastinya, masing-masing dari pendapat tersebut punya dalil-dalil dan pernyataan logis yang mendukung. Namun untuk memahami masalah ini, kita bisa mengacu pada pendapat para pemuka agama yang ada di Indonesia.
Rupanya, ada beberapa pasal yang bakal mengikat para pelaku pembakaran tersebut menurut hukum pidana yang berlaku. Dilansir dari situs hukumonline, kurang lebih ada tiga hukuman pidana yang menanti. Contohnya, sang pelaku akan terkena pasal 187 KUHP mengenai kesengajaan membuat sebuah kebakaran dengan hukuman seumur hidup hingga 20 tahun kurungan penjara.
Nampaknya, hukuman pembakaran manusia ini sudah dari dulu ada di dunia. Kita tengok saja bangsa Eropa sebelum era renaisans, mereka melakukan pembakaran manusia bagi siapa saja yang dituduh sebagai seorang penyihir. Alhasil, banyak korban tidak bersalah, terutama wanita, banyak dari mereka tewas karena dibakar secara hidup-hidup.
Miris melihat di era yang modern dan demokratis ini masih ada kejadian pembakaran yang terjadi di masyarakat. Misalnya saja di Nigeria, masih banyak kasus serupa pembakaran terhadap manusia yang sangat sering terjadi di sana. Ada berbagai alasan mereka melakukannya, mulai dari pemikiran primitif mengenai tuduhan penyihir, hingga masalah sepele seperti pencurian roti.
Jika dilihat dari kasus yang ada, penghakiman masa saja sudah salah, apalagi dibakar. Pembakaran manusia sebenarnya adalah simbol melorotnya moral masyarakat, mengingat hal itu terjadi sebelum zaman renaisans. Jangan sampai hal itu terulang kembali, bagaimanapun keadaannya, jangan lupa kalau Indonesia adalah sebuah negara hukum.
Delapan bulan lamanya keluarga Alvaro Kiano Nugroho (6) mencari anak sekaligus cucu tanpa kepastian jelas.…
Sedang ramai di Indonesia mengenai kasus korupsi yang menyeret nama Ira Puspadewi. Ia adalah mantan…
Di tengah gejolak politik terus menerus yang dipicu oleh presidennya, Amerika Serikat memberi kejutan baru…
Baru di Indonesia, ketika teror mengguncang sebuah institusi pendidikan. Di tengah-tengah pelaksanaan salat Jumat (7/11/2025)…
Ada yang terbang sampai lupa pulang. Seperti itulah harga emas akhir-akhir ini. Terus melambung tinggi…
Kabar gembira untuk warga Arab Saudi, atau mungkin Warga Negara Indonesia yang bermukim di sana.…