Categories: Trending

Suami Genggam Tangan Istrinya Selama 40 Hari Sebelum Maut Memisahkan Mereka

Sudah banyak kisah suami istri yang menjalani hidup berpuluh-puluh tahun lamanya, dan setia mendampingi satu sama lain hingga maut memisahkan. Makan asam garam kehidupan bersama, mengajarkan mereka lebih dari sekedar cinta.

Sebuah kisah mengharukan datang dari bilik rumah sakit Khoo Teck Puat, di Singapura. Di sana, pernah ada seorang pria berusia 95 tahun yang selama 40 hari bersikeras menjenguk istrinya. Sang istri sebelumnya tak pernah sakit berat. Namun karena sebuah insiden pintu otomatis di mall yang membuatnya jatuh, wanita itu harus menjalani operasi.

Ia memaksa agar bisa menemani istrinya [Image Source]

Situasi ini menyulitkan suami istri itu untuk bertemu. Setelah mendapat penanganan dokter dan antibiotik, kondisi wanita berusia 88 tahun ini tidak menunjukkan perubahan baik. Di masa-masa penantian itu, setiap hari pria yang tak mau menyebutkan namanya tersebut minta tolong agar bisa bertemu sang istri. Ia sendiri berkursi roda, meski demikian ia berusaha selalu ada di sisi istrinya sambil menggenggam tangan wanita itu.

“Kalau saya tidak menggenggam tangannya, mungkin lain kali saya tidak akan bisa lagi melakukannya,” pintanya. Alasan inilah yang membuatnya mendesak dokter, perawat, bahkan keluarganya sendiri untuk bisa menemani sang istri.

Tidak tenang hatinya kalau belum melihat sendiri keadaan belahan jiwanya itu. Siapa tahu dia merasa kesakitan? Siapa tahu dia merasa ketakutan? Siapa tahu istrinya ingin mengatakan sesuatu? Siapa tahu besok ia tak bisa lagi melihat wajah istrinya?

Namun sayang, kondisi wanita ini semakin menurun dan akhirnya meninggal pada hari Sabtu (13/6) lalu. Setelah 40 hari menemani sang istri, kematian ini menghujam keras hati pria itu.

Salah satu dari 6 putranya, Liao Mingcheng, mengatakan bahwa kematian ini sangat mengguncang sang ayah. Selama berhari-hari pria itu menangisi kepergian istrinya hingga kondisi kesehatannya sendiri memburuk. Karena kondisi yang mengiris hati itu, anak-anaknya membawa ayah mereka ke persemayaman ibunya setiap sore.

“Ayah kami menangis hingga air matanya kering. Air muka dan pandangannya ketika melihat peti mati sangat memilukan,” ungkap Liao Mingcheng. Kesedihan pria yang usianya hampir seabad itu bisa dipahami. Bagaimana ia tidak merasa kehilangan teramat dalam bila kita melihat ekspresi mereka sebahagia ini?

Kenangan semasa istrinya masih hidup. Tampak bahagia dan tak terpisahkan. [Image Source]

Waktu yang mempertemukan, waktu juga yang memisahkan. Selagi masih diberi kesempatan untuk bertemu dengan orang-orang tersayang dalam hidupmu, jaga dan gunakanlah momen tersebut sebaik mungkin. Baik itu suami istri, orang tua dan anak, teman dengan teman dan sebagainya. Bisa saja itu saat terakhirmu untuk bisa bersama dengannya. Sebelum menyesal dan selagi ada kesempatan, hargailah waktu kebersamaan yang kita miliki itu.

Share
Published by
Orchid

Recent Posts

Kemelut Masalah Jukir dan Kebijakan Eri Cahyadi yang Dipertanyakan Warga Surabaya

Tak hanya kawasan Timur Tengah yang memanas. Di Jawa Timur pun kini sedang dihangatkan dengan…

20 mins ago

Kabar Duka, Gustiwiw Tutup Usia Jatuh di Kamar Mandi

Awan duka bergelayut di atas dunia entertainment Indonesia. Satu kabar mengagetkan karena seorang musisi muda,…

2 days ago

Mesir Larang Aktivis Pro Palestina ke Gaza, Medis non Muslim: Di mana Nurani Kalian?

Aksi solidaritas untuk Palestina bertajuk, Global March to Gaza diwarnai dengan adanya campur tangan politik…

3 days ago

Fadli Zon Dikecam dan Dituntut Meminta Maaf karena Pernyataan Menihilkan Pemerkosaan Massal 1998

Lama tidak terdengar kabarnya, Fadli Zon bikin geger Indonesia. Politisi Partai Gerindra ini dikritik masyarakat…

4 days ago

Kontroversi Tambang Nikel Raja Ampat, Presiden Akhirnya Cabut Izin Tambang

Kontroversi tambang nikel di kawasan Raja Ampat kini menemui titik terang. Usai jadi perdebatan di…

5 days ago

Perjalanan Kapal Madleen Bawa Bantuan ke Gaza Hingga Dirampas Israel

Konflik Palestina-Israel menemui babak baru. Aktivis lingkungan kondang, Greta Thunberg, memutuskan turun gunung untuk membantu…

7 days ago