Kiprah para ulama nusantara tak hanya masyhur di dalam negeri saja, tapi melebar hingga ke belahan dunia lain yang selama ini tidak ketahui. Bahkan, nama mereka harum di sana lantaran jasanya yang begitu besar. Salah satu tokoh itu adalah Syekh Yusuf Abul Mahasin Tajul Khalwati Al-Makasari Al-Bantani, pendakwah Islam asal Sulawesi Selatan.
Selain berdakwah di wilayah nusantara yang saat itu masih berada di dalam cengkeraman Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC), ia juga menyebarkan ajaran Islam di Afrika Selatan setelah di asingkan ke sana oleh pihak kolonial. Sepak terjangnya dalam menentang penjajahan, membuat sosoknya sangat dikagumi oleh tokoh Afrika Selatan, Nelson Mandela. Selengkapnya, simak ulasan berikut ini.
Saat awal-awal mempelajari ilmu agama, Syekh Yusuf mendapatkan kesempatan untuk berguru kepada ulama terkenal, Nuruddin ar-Raniri. Menurut Penelitian Khoirul Badriyah bertajuk “Syekh Yusuf Taj Al-Maqassari 1627-1699: Studi Biografi dan Pemikirannya dalam Sufisme Nusantara Abad XVII” (2012), tokoh sunni asal Sulawesi Selatan ini memegang teguh paham Asy’ariyah dan menekuni ajaran tassawuf dan tarekat.
Syekh Yusuf juga banyak disebutkan ikut serta membantu perjuangan rakyat untuk melawan penjajahan kongsi dagang milik Hindia Belanda, Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) Belanda. Oleh para petinggi kolonial, keberadaannya dianggap membahayakan. Syekh Yusuf pun kemudian diasingkan pertama kali ke Ceylon (Sri Lanka), hingga akhirnya berlabuh di Afrika Selatan pada tahun 1693.
Meski berada di pembuangan, semangatnya dalam menyebarkan Islam tak padam. Di sana, Syekh Yusuf justru merasa lebih leluasa mengajarkan ilmunya pada penduduk setempat yang akhirnya memeluk Islam. Dalam Ulama Pejuang dan Ulama Petualang: Belajar Kearifan dari Negeri Atas Angin (2006), karya Suryana Sudrajat, ia menjadi inspirasi bagi perjuangan rakyat Afrika Selatan untuk melawan politik kulit berwarna (apartheid), dan dianggap oleh Nelson Mandela sebagai “Putra Afrika, pejuang teladan kami”.
Hingga akhir hayatnya, Syekh Yusuf tetap berdakwah di Afrika bersama para pengikut setianya hingga wafat di Cape Town pada 23 Mei 1699. Meski demikian, jejak warisan dakwahnya di sana tetap dilestarikan. Bahkan, Cape Town yang menjadi wilayah pembuangannya dulu, kini telah menjadi sebuah kota kecil bernama Macassar. Jenazahnya kemudian dipulangkan ke Makassar pada 1705 dan dikebumikan di kompleks pemakaman bangsawan Lakiung, Kesultanan Gowa.
BACA JUGA: Syekh Yusuf Al-Makasari Pejuang Indonesia yang Menyebarkan Islam di Afrika
Meski kini telah tiada, rekam jejak selama berdakwah hingga warisan ilmunya tetap dikenang hingga saat ini. Berkat Syekh Yusuf pula, nafas Islam bisa tersebar hingga ke tanah Afrika. Berkembang pesat hingga kiprahnya menjadi inspirasi bagi penduduk setempat untuk memperjuangkan hak-hak mereka sebagai orang yang merdeka. Oleh Presiden Soeharto, Syekh Yusuf Al-Makasari sebagai Pahlawan Nasional pada 7 Agustus 1995.
Beberapa waktu lalu, viral sebuah video yang memperlihatkan seorang pengemis karena aksinya yang dianggap meresahkan.…
Masyarakat Indonesia sedang berbahagia dan bangga terhadap Tim Nasional (Timnas) Indonesia yang baru saja menorehkan…
Media sosial kini menjadi tempat berbagi cerita dan mencari hiburan, tak heran banyak orang yang…
Jakarta banjir, sudah menjadi “acara” tahunan yang membuat banyak warga menjadi lebih “santuy” saat menghadapinya.…
Siapa sangka sebuah pijatan yang bisa merelaksasi dan menyembuhkan penyakit pada orang dewasa, bisa berujung…
Nama selebgram Chandrika Chika terseret pada kasus penyalahgunaan narkoba yang baru-baru ini terungkap. Tidak sendirian,…