Tak banyak orang yang tahu kalau internet itu sejatinya lebih luas daripada yang dikira. Ya, jika internet diibaratkan sebuah lautan, pengguna di seluruh dunia hanyalah mengakses bagian permukaan saja. Sedangkan bagian yang lebih dalam atau yang disebut Deep Web sangat jarang tersentuh. Alasan kenapa bagian ini jarang diakses adalah karena prosesnya tidak semudah apa yang kita kira. Lagi pula konten yang ada di Deep Web memang tak layak untuk dikonsumsi.
Ya, sudah jadi anggapan umum kalau Deep Web itu isinya adalah hal-hal buruk. Mulai dari jual beli drug sampai prostitusi bocah ada di dalam sana. Tak cuma itu, di dalam Deep Web juga ada yang namanya Red Room. Website ini semacam media streaming seperti Youtube, tapi ia hanya menampilkan video-video gila yang akan membuat kita sakit mental begitu menontonnya.
Ya, Red Room ini berisi video-video yang mempertontonkan adegan penyiksaan. Tapi, tentu tidak sesederhana itu. Nah, lebih dalam soal Red Room, berikut adalah fakta-fakta dari website tersebut yang pasti bakal bikin kamu merinding.
Belakangan Deep Web jadi bahasan yang cukup menarik banyak orang. Terutama soal apa yang ada di dalamnya. Nah, berkaitan dengan Red Room tadi, web ini juga jadi salah satu alasan kenapa orang-orang menyelami mulai berani Deep Web. Mereka penasaran apakah rumor ngeri soal website tersebut memang benar adanya atau hanya bualan.
Masuk Red Room tidak semudah mengetikkan alamat di browser adalah fakta. Butuh banyak hal memang untuk bisa mengakses web satu ini. Pertama kita harus masuk Deep Web dulu. Caranya adalah melakukan banyak konfigurasi, mulai IP sampai pakai browser tertentu. Ada software tambahan juga yang harus dijalankan agar bisa tetap anonymous. Lalu langkah berikutnya adalah mencari Red Room itu sendiri.
Suguhan utama di Red Room adalah video-video penyiksaan. Bukan hanya sekedar video saja, tapi yang live alias langsung. Jadi, akan ada oknum di sana yang merekam seseorang sedang menyiksa korbannya secara real time. Soal siksaannya sendiri bukanlah sesuatu yang biasa-biasa melainkan sangat keji.
Tak hanya satu arah, Red Room juga menjembatani audience yang ingin berpartisipasi. Caranya sendiri adalah lewat chat dan bitcoin. Chat dipakai untuk berkomunikasi, sedangkan bitcoin-nya sendiri digunakan sebagai ganti uang. Jadi, audience bisa menyuruh si oknum untuk menyiksa korbannya kemudian bitcoin diberikan sebagai bayarannya.
Banyak orang yang yakin kalau Red Room itu ada, tapi banyak pula yang menyangsikan keberadaannya. Memang, selama ini tak pernah ada bukti nyata soal eksistensi web ini. Entah hanya sekedar screen shoot atau bahkan video. Makanya, sebagian orang pun hanya menganggap Red Room sebagai cerita yang dilebih-lebihkan.
Inilah ngerinya Deep Web. Di dalamnya begitu banyak kegilaan yang bisa dinikmati siapa yang bisa masuk. Termasuk Red Room yang mungkin bagi kita tak lebih dari website gila yang lebih baik tak perlu dikunjungi sampai kapan pun. Terlepas dari itu, memang seperti inilah realita sisi lain dari internet yang kita tahu.
Namanya juga penipu. Akan selalu ada cara untuk membuat korbannya tidak berkutik demi merampas harta…
Sunmori atau Sunday Morning Ride adalah salah satu hobi masyarakat Indonesia. Para pemilik kendaraan roda…
Makan Bergizi Gratis (MBG) nampaknya harus secepatnya melakukan penyempurnaan. Pasalnya, masih banyak ditemui beragam kasus…
Paus Fransiskus tutup usia pada hari Senin 21 April 2025. Berita yang cukup mengagetkan mengingat…
Sudah bukan rahasianya Donald Trump saja, seluruh dunia juga tahu kalau umat manusia sedang terancam…
Kasus pelecehan pasien yang melibatkan dokter saat ini marak menjadi buah bibir masyarakat. Kejadiannya nyaris…