Baru-baru ini pemerintah tanah air baru saja dibuat terkaget-kaget dengan data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS). Bagaimana tidak kaget jika jumlah rakyat miskin di negeri ini bertambah pesat. Tak tanggung-tanggung, angka kemiskinan rakyat Indonesia bertambah 6.900 orang hanya dalam hitungan bulan.
Pihak pemerintah pun merasa semakin kesulitan menurunkan angka kemiskinan di bumi pertiwi. Melalui Darmin Nasution selaku Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, pemerintah menyatakan sulitnya menurunkan angka kemiskinan karena program pemerataan kesejahteraan belum optimal. Sehingga meski beberapa orang mulai terangkat dari kemiskinan, nyatanya penduduk miskin di daerah lain tumbuh berkali-kali lipat dari sebelumnya. Masalah kemiskinan di Indonesia memang sudah sangat kronis. Untuk mengetahui seberapa gawat kondisi ini, simak fakta-fakta berikut!
Pada Maret 2017, BPS menemukan jumlah masyarakat miskin di Indonesia mencapai angka 27,77 juta. Jumlah ini berbeda jauh dari bulan September 2016 lalu. Entah mengapa hanya dalam enam bulan, jumlah orang miskin bertambah hingga sekitar 6.900 orang. Jumlah puluhan ribu itu adalah penduduk yang pengeluaran per kapita setiap bulannya di bawah garis kemiskinan.
Berbagai lembaga seperti Oxfam Indonesia dan International NGO Forum on Indonesia Development (INFID) melakukan beberapa upaya dengan slogan ‘menuju Indonesia yang lebih setara’. Upaya yang mereka lakukan adalah dengan meluncurkan laporan ketimpangan yang terjadi di ndonesia. Salah satu tujuannya untuk mendorong pemerintah mengurangi ketimpangan yang ada. Dalam laporan yang dibuatnya, oxfam dan INFID mencatat bahwa Indonesia menduduki peringkat 6 terbawah dalam hal ketimpangan. Bayangkan saja, harta dari 4 orang terkaya di tanah air ternyata setara dengan gabungan harta 100 juta orang miskin di Indonesia.
Darmin Nasution yang dulu pernah menjabat gubernur Bank Indonesia menyatakan bahwa meski pemerintah menaikkan hutang hingga ribuan triliun, namun tetap belum bisa menurunan angka kemiskinan. Sebabnya tak lain karena utang digunakan untuk fokus pada pembangunan infrastruktur. Seperti kita tahu, infrastruktur memiliki manfaat jangka panjang. Saat infrastruktur selesai, kuat prediksi bahwa perekonomian tanah air akan melesat cepat karena dalam pergerakannya akan ditopang infrastruktur tersebut.
Data menarik yang dikeluarkan WHO pada tahun 2015 lalu cukup mengejutkan. Hal ini terkait hubungan rokok dan kemiskinan. Badan kesehatan dunia ini mencatat bahwa kebanyakan perokok di seluruh dunia termasuk Indonesia berasal dari negara miskin dan berkembang. Benar saja, sebab di Indonesia sendiri, rokok sudah menjadi kebutuhan ‘utama’ kaum miskin selain beras. Bahkan, rokok menjadi komoditas nomor dua penyumbang kemiskinan setelah beras.
Penetapan garis kemiskinan digunakan untuk mematok kelompok penduduk menjadi kategori miskin dan tidak miskin. Mereka yang tergolong miskin, adalah yang rata-rata pengeluarannya Rp 374.478 per kapita per bulan. Data yang didapat BPS menyatakan jika jumlah tersebut sebanyak Rp 274.544 digunakan untuk mengonsumsi makanan. Sedangkan sisanya dibelanjakan pada keperluan bukan makanan.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan jika kemiskinan di Indonesia bukan melulu tentang uang. Tetapi juga menyangkut sistem dan persiapan semua pihak. Katakanlah belanja sosial di negara kita seperti bantuan untuk orang miskin ditingkatkan, namun persiapan identifikasi orang dan keluarga miskin belum siap, maka besar kemungkinan tidak tepat sasaran. Jika begini, belanja sosial tidak akan berdampak mengurangi tingkat kemiskinan.
Kemiskinan di desa-desa di Indonesia masih lebih besar tingkatnya daripada yang terjadi di kota. Berdasarkan data Maret 2017, penduduk kota yang miskin persentasenya sebanyak 7,72%. Sedangkan untuk di pedesaan hampir dua kali lipat di kota, yaitu sebesar 13,93%.
Tujuh fakta tentang kemiskinan di Indonesia menunjukkan betapa timpangnya kondisi si kaya dan si miskin di tanah air. Ya, semoga pemerintah segera memiliki solusi untuk mengatasi situasi kemiskinan yang semakin gawat saat ini. Sebenarnya kemiskinan bukanya hanya tanggung jawab negara, tapi kita juga. Seandainya lebih mau membagikan sebagian harta, percaya deh nggak ada orang miskin di Indonesia.
Media sosial kini menjadi tempat berbagi cerita dan mencari hiburan, tak heran banyak orang yang…
Jakarta banjir, sudah menjadi “acara” tahunan yang membuat banyak warga menjadi lebih “santuy” saat menghadapinya.…
Siapa sangka sebuah pijatan yang bisa merelaksasi dan menyembuhkan penyakit pada orang dewasa, bisa berujung…
Nama selebgram Chandrika Chika terseret pada kasus penyalahgunaan narkoba yang baru-baru ini terungkap. Tidak sendirian,…
Mendapat tunjangan hari raya (THR) dari perusahaan atau tempat kita bekerja, memang sudah biasa. THR…
Kabar duka datang dari keluarga besar Stand Up Comedy Indonesia. Priya Prayoga Pratama atau lebih…