Stand Up Comedy selalu diidentikkan dengan komedi cerdas yang dipertontonkan di gedung pertunjukan, dengan penonton yang datang dari kalangan menengah ke atas. Karena konten komedi ini membahas isu-isu yang cukup berat, maka yang menikmatinyapun datang dari kalangan tertentu. Singkatnya, stand up comedy adalah lenong dalam versi lebih mewah dan rapi.
Namun, David Nurbianto menjungkirbalikkan stigma tersebut. Dia membawakan tema-tema yang lebih merakyat, dengan penampilan yang lebih merakyat pula. Sehingga, penampilan komedian asli Betawi ini menjadi stand up komedi dalam versi lebih merakyat. Berikut kami sajikan beberapa aksi kocak David Nurbianto.
Pada penampilannya kali ini David membawakan tema olahraga. Meski masyarakat Betawi kurang familiar dengan olahraga, namun menurut David, ada satu aktifitas yang sering dilakukan orang Betawi, yang menghasilkan keringat lebih banyak dari berolahraga, yaitu mengaduk dodol. Kata David, “Kalau soal ngaduk dodol, kite orang Betawi lebih jago dari atlet dayung. Jangankan olimpiade, ojek Selat Sunda kita jabanin!”
Meski sering ditempeli stigma bahwa orang Betawi adalah orang yang cuek, David mengaku kalau soal politik, keluarganya adalah keluarga yang aktif berpartisipasi. “Nyari Amplop,” sambung David kemudian diiringi ledakan tawa penonton.
Siapa yang menyangka, David, komedian yang berhasil meraih juara 1 pada sebuah ajang pencarian bakat komika, dulunya pernah menjadi tukang ojek. Hal itulah yang diangkat David ketika berkesempatan menampilkan tema “transportasi”. Kata David “Saya tukang ojek juga jaga gengsi. Caranya cari penumpang yang mukanya mirip. Biar dikata lagi nganterin sodara.”
David juga memberikan kritik terhadap kebijakan cabut pentil untuk mengurangi parkir liar. “Kalau kebijakannya mau sukses, pentilnya lu taro, motornya lu angkut!”
Kali ini David menggunakan media video lagu dari Warkop DKI sebagai bahan leluconnya. David mencoba menerjemahkan lirik lagu tersebut, “pada nyanyi, pada joget, pulang-pulang sempoyongan”. Kemudian David mengomentari, “pantesan pada sempoyongan, yang nyanyi bening bener kayak kobokan pecel lele!”
Menurut David, kredit adalah sebuah seni berbelanja khas orang Indonesia. Ketika ditawari handphone oleh SPG, “Mas, handphone, Mas. Dipencet berubah warna,” David menjawab, “Sebentar, Mbak. Yang dipencet langsung lunas, ada nggak?”
Jika kita lihat sekilas, tampaknya David mengolok-olok sukunya sendiri. Namun, jika kita lebih teliti lagi, sebenarnya David menyerukan banyak kritik sosial terhadap warga sekitar, khususnya DKI Jakarta. Menerima kritik dengan tawa, pasti rasanya lebih menyenangkan.
Menteri Keuangan Republik Indonesia Sri Mulyani sedang naik daun. Jadi perbincangan banyak orang gara-gara pernyataannya…
Pati bergolak! Kebijakan kenaikan tarif Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) sampai 250%…
Kabar duka mengguncang dunia hiburan Indonesia. Salah satu wajah populer yang selalu mengundang gelak tawa,…
Indonesia kehilangan salah satu putra terbaiknya, Kwik Kian Gie, yang tutup usia di hari Senin…
Misteri kematian seorang diplomat muda yang bekerja di Kementerian Luar Negeri (Kemlu) masih meninggalkan tanda…
Jepang kembali diterpa tsunami. Kali ini terjadi gara-gara pusat gempa yang jauhnya ribuan kilometer dari…