in

Curhat Seorang Penjual Popcorn Bioskop, Harus Punya Hati Baja Agar Tak Mudah Baper

Punya pekerjaan bergaji tinggi, enggak sering kena omel, dan tidak capek adalah impian semua orang. Tapi, kenyataannya tidak semua orang bisa mendapatkan apa yang mereka inginkan. Apalagi zaman sekarang, pekerjaan semakin sulit didapat, sedangkan saingannya semakin banyak.

Tapi, bersyukurlah kalian, sekecil apapun gaji, atau seberat apapun pekerjaan yang saat ini kamu jalani, jauh di luar sana ada banyak orang yang –tidak hanya fisik saja yang capek, tapi juga hatinya—curhatan abang penjual popcorn ini salah satunya.

Keluhan @rrracuntikusss yang curhat mengenai pekerjaannya sebagai penjajak popcorn

Keluhan seorang penjual popcorn [sumber gambar]
Kalau menonton di bioskop, kita sering banget kan mendapati Mas atau Mbak yang menawarkan makanan dan minuman hingga ke tempat duduk penonton. Keadaan seperti ini sih memang kadang membuat tidak nyaman, namun jangan sampai menyinggung perasaan mereka dengan ngata-ngatain ya. Kalau memang tidak berminat, tolaklah dengan baik.

Belum tau kan kalau mencari uang itu susah?

Sering dibercandain [sumber gambar]
Tak jarang, ia menemukan anak-anak nakal yang hanya memanggil, tapi kemudian saling lempar dan berakhir dengan tidak membeli dagangan si abang ini. Kalian memang belum tau susahnya mencari uang adek-adek gemesh. Tapi, lagi-lagi ia menganggap bahwa hal tersebut sudah seperti makanan sehari-hari, jadi enggak perlu baper.

Nah, seringkali pula ada pelanggan yang tidak jadi membeli hanya karena harganya yang mahal. Namun, lagi-lagi, biaya makanan yang dijual oleh pihak bioskop ini memang lebih mahal karena ada pajaknya ya, netizen. Jangan dibandingkan dengan warung sebelah.

Sering dibandingkan harganya dengan warung [sumber gambar]
Bekerja sebagai seorang penjajak makanan di bioskop mungkin memang melelahkan. Selain harus berdiri, menawarkan –dengan resiko ditolak atau bahkan dimainin, butuh hati anti baja anti baper, agar tak mudah tersinggung.

Bekerja dengan ikhlas [sumber gambar]
Nah, kunci utamanya hanyalah ikhlas dan sabar. Selama memegang dua prinsip ini maka pekerjaan berat akan terasa lebih ringan. Tapi, beda lagi kalau kalian sudah merasa sangat terzolimi setelah bekerja ya, itu tandanya kamu harus segera resign. Hehe.

BACA JUGA: Inilah 4 ‘Curhatan Suami’ yang Akan Mengetuk Hati Pria Bagaimana Seharusnya Memahami Istri

Untuk kalian semua, di manapun dan apapun pekerjaan kalian tetapi cintai ya. Karena, ya, kalau mau dinilai dari sisi tidak enaknya, bekerja sebagai penulis seperti mimin juga capek kok. Hanya mimin sampai saat ini kuat dan bertahan (lah kok ikutan curhat ya)~

Written by Ayu

Ayu Lestari, bergabung di Boombastis.com sejak 2017. Seorang ambivert yang jatuh cinta pada tulisan, karena menurutnya dalam menulis tak akan ada puisi yang sumbang dan akan membuat seseorang abadi dalam ingatan. Selain menulis, perempuan kelahiran Palembang ini juga gemar menyanyi, walaupun suaranya tak bisa disetarakan dengan Siti Nurhalizah. Bermimpi bisa melihat setiap pelosok indah Indonesia. Penyuka hujan, senja, puisi dan ungu.

Leave a Reply

Kualitas Sarjana RI Setara Lulusan SMA di Denmark, Bagaimana Fakta Sebenarnya?

Disebut Menyembah Hantu, Ini Sekian Fakta Mengenai Penghayat Kepercayaan di Indonesia