Siapapun pasti tidak ingin hidup menderita dan sebatang kara di dunia ini. Selain mendambakan kehangatan dalam keluarga, berada diantara orang-orang terdekat juga dapat membuat diri kita merasa lebih nyaman dan tenteram. Namun sayang, hal semacam inilah yang tidak lagi dirasakan oleh sosok pria asing yang satu ini.
Datang jauh-jauh dari Inggris, pria berumur 55 tahun tersebut, harus rela hidup terlunta-lunta di Indonesia, merasakan kejamnya hidup menggelandang di Ibukota. Bukan tanpa sebab dirinya terpaksa turun ke jalanan. Masalah rumah tangga yang menderanya selama ini, menjadi penyebab ia harus hidup sendirian dan terasing dari keluarganya. Bagaimana ini bisa terjadi? simak ulasan berikut.
Internet yang kini bebas diakses oleh siapa saja, ternyata memberikan dampak yang cukup luas. Baik dari sisi positif maupun negatif, keberadaan dunia maya tersebut seolah telah merubah kehidupan manusia modern selama ini. Hal inilah yang rupanya dialami oleh Ian.
Setelah menikah, keluarga kecil tersebut tinggal di sebuah perumahan di daerah Cipondoh. Ian hidup bersama istri beserta seorang putrinya. Tujuh tahun telah ia habiskan untuk mengarungi rumah tangga tersebut.
Dulu, ia sering berkunjung ke Indonesia sebagai seorang Backpaker.
Rumah tangga yang harmonis seperti dalam bayangan dirinya, mendadak harus sirna dalam sekejap. Selama mengarungi bahtera rumah tangga, Ian selalu dipelakukan secara buruk oleh sang Istri. Tak jarang, istrinya tersebut kerap menghubungi kekasih gelap yang merupakan selingkuhannya melalui video call. Tak pelak, hal tersebut mengundang keributan diantara keduanya.
Diketahui, sosok Ian merupakan seorang Arsitek di Inggris yang kini telah pensiun. Semenjak ia menikah, uang pensiun hasil kerja kerasnya selama berpuluh-puluh tahun, dibayarkan melalui rekening sang istri. Sialnya, setelah memutuskan untuk mengakhiri rumah tangganya, uang tersebut masih ditransfer ke akun bank milik istrinya.
Biasanya,jika seseorang yang lemah harga dirinya terpepet dalam kondisi demikian, ia pasti akan segera turun ke jalanan dan mengemis. Namun tidak demikian dengan sosok Ian. Alih-alih menghiba bantuan pada orang lain, ia justru memilih untuk berusaha sebiasnya hingga menungu kepastian nasib yang memutuskan.
Sosoknya yang telah memasuki usia renta, seolah menjadi sebuah pelengkap bagi peristiwa miris yang dialami olehnya. Terusir dari rumah, membuat sosok bule asal Inggris tersebut harus bertahan hidup di pinggir kali dengan dedaunan sebagai pengganjal perut. Hebatnya, dalam kondisi demikian, ia menolak untuk mengemis seperti orang susah kebanyakan. Kekuatan mental dan harga diri dari seorang Ian, bisa menjadi pelajaran yang bagus, terutama bagi kita yang sering meratapi nasib dan cobaan berat yang kadang kala mampir dalam kehidupan.
Namanya juga penipu. Akan selalu ada cara untuk membuat korbannya tidak berkutik demi merampas harta…
Sunmori atau Sunday Morning Ride adalah salah satu hobi masyarakat Indonesia. Para pemilik kendaraan roda…
Makan Bergizi Gratis (MBG) nampaknya harus secepatnya melakukan penyempurnaan. Pasalnya, masih banyak ditemui beragam kasus…
Paus Fransiskus tutup usia pada hari Senin 21 April 2025. Berita yang cukup mengagetkan mengingat…
Sudah bukan rahasianya Donald Trump saja, seluruh dunia juga tahu kalau umat manusia sedang terancam…
Kasus pelecehan pasien yang melibatkan dokter saat ini marak menjadi buah bibir masyarakat. Kejadiannya nyaris…