5. Mengaku Diculik dan Diperkosa 33 Kali
Tawana Brawley baru berumur 15 tahun ketika ia menjadi korban pemerkosaan. Cerita ini dimulai pada 28 November 1987, ketika Brawley ditemukan dalam kantong sampah, dengan tulisan berbau rasial tertulis di tubuhnya yang dilumuri tinja. Dia mengatakan kepada polisi ia telah diculik oleh dua orang kulit putih yang menyeretnya ke hutan di mana empat orang kulit putih lainnya sedang menunggu, salah satu yang memiliki rambut pirang, pistol, dan lencana polisi.
Mendengar ini, para pengacara Tawana Brawley malah menuduh Steven Pagones sebagai salah satu penculik yang menculik dan memperkosa Tawana. Cerita ini meluas, sehingga para selebritis pun turut memberi dukungan kepada Tawana.
Tetapi hakim menentukan keputusan yang berbeda. Setelah mendengar keterangan ratusan saksi, hakim sampai pada kesimpulan bahwa Tawana telah berbohong. Bukti menunjukkan bahwa Tawana telah lari dari rumah dan menciptakan aksi dramatis hanya untuk menghindari kemarahan ayah tirinya yang pernah masuk penjara karena membunuh orang.
Steven Pagones, sang jaksa yang membela temannya, mengalami nasib yang menyedihkan. Saat itu semua orang menganggapnya sebagai salah satu tertuduh, istrinya meninggalkannya, dan ia keluar dari pekerjaannya.
Tawana sendiri didenda ratusan ribu dollar atas kehebohan yang ia buat. Ia harus membayar denda ini kepada Steven Pagones setiap tahunnya. Tetapi Steven Pagones berkata bahwa ia rela menghapus seluruh hutang itu jika Tawana menceritakan dan mengakui kisah yang sebenarnya dengan jujur.
Baca Juga : 5 Fakta Tentang Bill Gates yang Akan Membuatmu Tercengang
Tragedi adalah sebuah kesedihan tetapi banyak orang memanfaatkannya demi kepentingan pribadi. Banyak pula yang menggunakannya untuk konspirasi. Cerdas lah memilah dan memahami cerita atau kesaksian agar kita tidak mudah dibohongi.