Malas sekolah adalah hal yang sering kali dirasakan. Ini biasanya disebabkan karena hal yang sepele misalnya saja pelajarannya yang susah atau gurunya yang killer. Tetapi kalian tahu nggak sih di sisi lain ada banyak banget yang berjuang mati-matian untuk pergi ke sekolah.
Kesulitan yang dialami mereka adalah jauhnya jarak antara rumah ke sekolah atau juga medan jalan yang susah untuk dilewati. Salah satu contohnya adalah ada seorang gadis cilik yang rela melewati gunung setiap hari di kota Barabai, Kalimantan Selatan. Dan masih banyak lagi perjuangan anak-anak tangguh yang hanya ingin pergi ke sekolah walaupun keadaan tak memungkinkan
Apa yang kalian lakukan jika jarak rumah dan sekolah adalah 8 Km dan tak ada kendaraan? Pasti kalian memilih untuk nggak sekolah aja. Beda dengan gadis cilik berumur 9 tahun yang bernama Jibay ini. Ia rela berjalan naik turun gunung demi sampai sekolah. Jalannya yang licin, tanjakan curam, kubangan lumpur dan jurang yang berada di sisi kiri dan kanan jalan nggak menghalangi Jibay untuk mengenyam pendidikan.
Cacat fisik bukanlah suatu halangan untuk menuntut ilmu. Seperti Dio siswa kelas empat yang menuntut ilmu di SD Negeri 1 Senden, Trenggalek. Ia menderita penyakit lumpuh layu yang menyebabkan ia tak bisa berjalan. Penyakit ini telah diderita sejak kelas satu SD yang ditandai dengan kekuatan kaki yang sudah mulai melemah.
Jika kita melewati jembatan yang bagus aja masih takut jatuh, gimana dengan nasib anak SD yang setiap hari harus melewati jembatan rusak? Ya. itu yang dialami siswa SD Inpres, Kabupaten Bone. Mereka mau tidak mau harus menyebrangi sungai dengan jembatan rusak karena itu adalah jalan terdekat menuju ke sekolah mereka.
Apa mereka nggak takut jatuh? Terpeleset dari jembatan bukan hal yang baru lagi. Salah satu korbannya adalah Sri. Saat menyeberang, pegangannya licin dan membuatnya tak bisa menahan keseimbangan. Beruntung, gadis cilik itu tidak langusng jatuh ke sungai, melainkan tersangkut di pohon.
Melewati sungai berarus deras harus dilewati oleh siswa siswi SD Negeri 1 Campoan, Situbondo. Mereka rela seragamnya basah asalkan bisa sampai di sekolah. Selain itu, para jagoan kecil ini menggunakan sandal jepit agar tak menyusahkan mereka untuk berjalan di sungai. Jalan yang melalui sungai ini memang benar-benar satu-satunya.
Perjalanan ke sekolah yang dilakukan oleh murid SDN Ngepung I, Kabupaten Nganjuk memang hanya 5km. Tetapi jangan salah, akses jalan yang dilalui mereka nggak mudah. Medan yang dilintasi adalah dengan jalan kaki, menyebrangi sungai, melewati hutan hingga mendaki bukit kapur yang terjal.
Berbagai kendala yang cukup besar untuk menuju ke sekolah nyatanya nggak membuat mereka malas ke sekolah. Justru keadaan ini membuat para siswa dan siswi tersebut terpacu untuk menuntut ilmu setinggi-tingginya. Bagaimana dengan kamu? Apa masih ada rasa malas ke sekolah setelah melihat anak-anak di atas?
Namanya juga penipu. Akan selalu ada cara untuk membuat korbannya tidak berkutik demi merampas harta…
Sunmori atau Sunday Morning Ride adalah salah satu hobi masyarakat Indonesia. Para pemilik kendaraan roda…
Makan Bergizi Gratis (MBG) nampaknya harus secepatnya melakukan penyempurnaan. Pasalnya, masih banyak ditemui beragam kasus…
Paus Fransiskus tutup usia pada hari Senin 21 April 2025. Berita yang cukup mengagetkan mengingat…
Sudah bukan rahasianya Donald Trump saja, seluruh dunia juga tahu kalau umat manusia sedang terancam…
Kasus pelecehan pasien yang melibatkan dokter saat ini marak menjadi buah bibir masyarakat. Kejadiannya nyaris…