Perkembangan sains Indonesia di bidang nuklir kembali menciptakan sebuah penemuan penting. Inovasi yang dilakukan oleh Universitas Gadjah Mada (UGM) tersebut, berhasil mengembangkan prototipe baterai nuklir yang diklaim bisa bertahan hingga 40 tahun lamanya. Jelas, hal ini merupakan lompatan besar bagi perkembangan nuklir dalam negeri.
Menggunakan desain berbentuk tabung, baterai tersebut memakai sumber energi dari radiasi plutonium (PU) 238, yang tak lain merupakan limbah thorium. Dilansir dari Kumparan.com, baterai tersebut bahkan bisa dikembangkan sebagai sensor jika nantinya telah diproduksi secara massal. Penasaran? Simak ulasannya berikut ini.
Menurut Asisten Peneliti Lembaga Kerja Sama Fakultas Teknik (LKFT) UGM, Ely Ismail, yang dilansir dari Kumparan.com menjelaskan, baterai tersebut memiliki sel surya yang ditanam di dalamnya, agar menghasilkan tenaga (output) lebih besar. Sumber energinya sendiri diambil dari radiasi plutonium (PU) 238 yang merupakan limbah thorium.
BACA JUGA: Mengenal Thorium, Senyawa Nuklir di Tanah Indonesia yang tak Kalah Hebat dengan Uranium
Keberhasilan para peneliti di UGM menciptakan baterai nuklir di atas memang patut diapresiasi. Tak hanya bakal menjadi salah satu sumber energi alternatif, inovasi ini juga menunjukkan betapa Indonesia sejatinya memiliki talenta dan SDM yang mumpuni untuk mengembangkan teknologi di bidang nuklir. Hebat ya Sahabat Boombastis!
Sedang ramai dibicarakan oleh masyarakat Negeri Tirai Bambu, China, seorang pria yang ditangkap gara-gara menyamar…
Bagi aktor kelas dunia, Bruce Willis, dunia terus berputar dan waktu akan terus berjalan. Umur…
Di balik fenomena dan polemik Sound Horeg yang menggemakan Indonesia, muncul sosok yang kini ramai…
Babak baru perjuangan Thomas Trikasih Lembong atau Tom Lembong dalam menghadapi putusan majelis hakim dalam…
Di media sosialnya setiap minggu selalu pamer mampu lari 5 kilometer, tapi saat di kantor…
Satuan Pemadam Kebakaran (Damkar) bagaikan pelita di dalam kegelapan. Selalu yang terdepan dalam mendengarkan dan…