Beberapa hari belakangan, Gunung Arjuno di Malang, Jawa Timur dikabarkan mengalami kebakaran hebat di beberapa titik. Dilansir dari Detik, peristiwa tersebut bertambah parah. Dari yang tadinya hanya melanda ratusan hektar, BPBD Jatim menaksir kini lahan yang terbakar mencapai ribuan hektar.
Bahkan, angin kencang melanda Bumiaji, Kota Batu diduga menjadi penyebab asap dari kebakaran Gunung Arjuno menyasar ke wilayah tersebut. Jelas, hal ini sangat berbahaya bagi kesehatan. Terutama jika sampai masuk dan Bertahan dalam Tubuh. Lantas, seperti apa dampak yang bisa ditimbulkan.
Meski banyak disebabkan oleh bakteri dan virus di udara, kabut asap akibat karhutla juga bisa menyerang saluran pernafasan. Terlebih jika sering terpapar secara terus menerus, hal tersebut dinilai mampu melemahkan kemampuan paru dan saluran pernapasan untuk melawan infeksi. Maka tak heran jika resiko terserang ISPA menjadi hal berbahaya pertama saat terjadi karthutla.
Salah satu penyebab asma ialah buruknya kualitas udara. Kabut asap akibat karhutla membawa partikel berukuran kecil yang dapat masuk ke saluran pernapasan dan mengganggu sistem pernapasan. Partikel itu dapat membuat asma muncul atau bertambah parah.
Setelah menyerang saluran pernapasan, kabut asap yang terhirup secara terus menerus dapat memperburuk kinerja paru-paru yang berujung pada peradangan. Salah satunya adalah Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK). Bahkan jika terpapar dalam durasi yang lebih lama, bisa menyebabkan bronkitis.
Salah satu yang mungkin jarang disadari dari bahaya asap karhutla adalah partikel mini yang dikenal dengan PM2,5. Dilansir dari CNN Indonesia, benda berukuran miko ini bisa masuk ke saluran pernapasan manusia dengan mudah. Sebuah penelitian menunjukkan, Younoh Kim, dalam papernya berjudul “Long-Run Health Consequences of Air Pollution: Evidence from Indonesia’s Forest Fires of 1997,” yang dikutip dari Tirto menyebut, mereka yang menghirup asap di wilayah yang terdampak karhutla, “bagaikan menghisap 80 batang rokok setiap hari”.
Selain mengganggu pernafasan dan menimbulkan penyakit dalam, asap karhutla juga mampu menjadi penyebab iritasi pada anggota tubuh lainnya, seperti mata, tenggorokan, hidung. Dari sinilah, kemudian muncul peradangan yang berujung pada penyakit-penyakit berbahaya. Saat seseorang terkena, ciri-ciri yang mudah dikenali biasanya berupa ruam-ruam kemerahan pada kulit, merasa gatal, hingga mengeluarkan air pada hidung dan mata.
BACA JUGA: Penyebab Sulitnya Memadamkan Kebakaran Hutan yang Terjadi di Kalimantan dan Sumatera
Memakai masker mungkin bisa menjadi pencegahan pertama agar asap tidak terhirup secara langsung. Meski tak selamanya efektif, hal ini dinilai bisa mengurangi paparan dari pekatnya asap akibat karhutla yang ada lereng gunung Arjuno. Duh, semoga saja kebakaran yang ada bisa segera diatasi ya Sahabat Boombastis.
Jakarta banjir, sudah menjadi “acara” tahunan yang membuat banyak warga menjadi lebih “santuy” saat menghadapinya.…
Siapa sangka sebuah pijatan yang bisa merelaksasi dan menyembuhkan penyakit pada orang dewasa, bisa berujung…
Nama selebgram Chandrika Chika terseret pada kasus penyalahgunaan narkoba yang baru-baru ini terungkap. Tidak sendirian,…
Mendapat tunjangan hari raya (THR) dari perusahaan atau tempat kita bekerja, memang sudah biasa. THR…
Kabar duka datang dari keluarga besar Stand Up Comedy Indonesia. Priya Prayoga Pratama atau lebih…
Kecelakaan maut terjadi di Tol Jakarta-Cikampek, Karawang, Jawa Barat, tepatnya pada Km 58, pada hari…