Trending

Bikin Geram! 4 Aksi Perpeloncoan di Dunia Pendidikan yang Masih Berlanjut Hingga Detik Ini

“Dan terjadi lagi..”, kutipan lagu dari Noah inipun mewakili kita semua di Indonesia yang melihat kondisi pendidikan saat ini. Di mana hampir setiap hari ada saja masalah, khususnya senior yang masih hobi lakukan perpeloncoan kepada juniornya. Parahnya, banyak murid-murid tak bersalah yang meregang nyawa akibat kegiatan tak manusiawi tersebut.

Padahal, pemerintah sudah membuat aturan tertulis untuk meniadakan perpeloncoan di dalam kegiatan pengenalan lingkungan sekolah atau kampus. Tapi tetap saja, hal ini masih luput dari perhatian pihak sekolah. Seperti beberapa peristiwa di bawah ini yang mengakibatkan murid menjadi trauma hingga menghembuskan nafas terakhir.

Seorang taruna di ATKP Makassar meninggal karena disiksa seniornya

Aldama Putra, seorang taruna yang sedang melaksanakan pendidikan di Akademik Teknik Keselamatan Penerbangan (ATKP) kini sudah terbujur kaku di peti mati. Pada awalnya, pihak kampus mengatakan kepada orangtua Aldama jika lelaki berusia 19 tahun ini tewas karena jatuh di kamar mandi. Namun Daniel, ayah dari Aldama tak percaya begitu saja lantaran melihat banyak luka lebam di sekujur tubuh anaknya. Di saat itulah Daniel langsung melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Biringkanaya.

Setelah diselidiki lebih lanjut, polisi mengatakan kalau dugaan ayah dari Aldama ini benar. Sebab visum telah membuktikan bahwa luka lebam tersebut berasal dari tindak kekerasan. Dan benar saja, seniornya yang bernama Muhammad Rusdi jadi pelaku utamanya. Dia mengaku kalau pada saat itu ia menyuruh sang adik tingkat ‘bersikap taubat’. Di mana kedua kaki dilebarkan, kepala jadi tumpuan dan tangan diikat ke belakang. Nah, pada saat itu si pelaku langsung memukuli dada juniornya tersebut hingga pingsan. Dari situ, ia dan teman-temannya membawa Aldama ke klinik, namun sayangnya nyawa dari adik tingkatnya itu tak tertolong lagi.

Beragam tindakan di luar nalar di akademi yang sama

Masih di tempat yang sama, ayah dari Aldama Putra juga membeberkan betapa buruknya perilaku dari beberapa senior di ATKP. Ia menjelaskan jika anak dari kawan-kawannya, dipaksa untuk memakan coklat bekas kunyahan teman-temannya. Jika perintah itu tidak dilakukan, maka taruna dan taruni harus menerima pukulan dari senior-seniornya.

Lalu yang kedua, para taruna dan taruni disuruh make up mengunakan autan di seluruh wajahnya. Padahal kita tahu sendiri Sahabat Boombastis kalau autan tidak boleh diterapkan di wajah. Kalau nekat, bisa-bisa kulit muka akan mengalami kerusakan. Kemudian yang ketiga, para junior disuruh minum air sabun. Entah apa tujuan dari para senior ini. Tapi yang jelas bukan untuk mendidik, namun sudah memperlakukan para juniornya seperti binatang.

Senior memberi ‘cairan sampah’ kepada juniornya untuk dimakan

Kegiatan lain yang tak kalah mendapat banyak perhatian adalah peristiwa di salah satu sekolah di Aceh. Beberapa waktu lalu, para senior dari ekstrakurikuler Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibra) di sekolah tersebut memberikan sebuah cairan menjijikkan kepada adik tingkatnya. Tak peduli adik tingkatnya muntah-muntah, mereka tetap tega memberikan cairan kuning tersebut.

Sikap tak manusiawi dari senior ekstrakurikuler inipun mendapat kecaman para netizen. Pasalnya, kegiatan ini tak mendidik sama sekali dan bisa menyebabkan anak-anak tersebut menjadi trauma. Tapi sayangnya, kasus ini berhenti begitu saja tanpa ada penyelidikan lebih lanjut dari pemerintah setempat.

Tak kompak saat latihan, junior diberi makanan yang dicampur dengan minuman

Di SMA Nusantara, Tangerang Selatan, kegiatan perpeloncoan juga dilakukan oleh senior kepada juniornya. Resita, salah satu korban menceritakan jika ini berawal dari masalah ketidakkompakan di sebuah acara pementasan sekolah. Ia dan teman-temannya pun akhirnya disuruh oleh kakak tingkatnya tersebut untuk meminum campuran nutrisari, roti kacang hijau, dan nabati coklat keju.

Aksi bullying di SMA nusantara [Sumber Gambar]
Tak sampai di situ, Resita dan kawan-kawannya juga mendapat perlakukan tidak menyenangkan kembali. Adalah mereka dikata–katai menggunakan bahasa binatang. Pada akhirnya Resita pun melaporkan kejadian ini kepada kepala sekolah agar masalah ini segera ditindaklanjuti. Tapi sayang beribu sayang, hukuman yang diberikan kepada si pelaku hanyalah skorsing selama satu minggu.

BACA JUGA : 12 Potret Perpeloncoan di Indonesia Ini Bikin Geram dan Tidak Masuk Akal

Sebenarnya masih banyak lagi peristiwa perpeloncoan yang terjadi antara kakak kepada adik tingkatnya. Dari sini kita masih melihat dengan jelas kalau senioritas masih terjadi di pendidikan Indonesia. Maka dari itu, pihak sekolah atau universitas sebaiknya juga ikut memantau bagaimana pelaksanaan penyambutan peserta didik baru. Dengan begitu, istilah senior dan junior tidak akan terjadi kembali.

Share
Published by
Firdha

Recent Posts

Lagi Ramai, Penipuan Modus ‘Cari iPhone Hilang,’ Waspadai Ciri-Cirinya

Namanya juga penipu. Akan selalu ada cara untuk membuat korbannya tidak berkutik demi merampas harta…

3 days ago

Rombongan Klub Motor Sunmori VS Warga Pengguna Matic Berujung Emosi

Sunmori atau Sunday Morning Ride adalah salah satu hobi masyarakat Indonesia. Para pemilik kendaraan roda…

5 days ago

Kasus Keracunan MBG di MAN 1 Cianjur, Korban Terus Bertambah

Makan Bergizi Gratis (MBG) nampaknya harus secepatnya melakukan penyempurnaan. Pasalnya, masih banyak ditemui beragam kasus…

1 week ago

Wafatnya Tinggalkan Duka, Inilah Pesan dan Kesan Indah Paus Fransiskus Bagi Indonesia

Paus Fransiskus tutup usia pada hari Senin 21 April 2025. Berita yang cukup mengagetkan mengingat…

1 week ago

Katanya Krisis Ekonomi Kok Malah Borong Emas, Ada Apa?

Sudah bukan rahasianya Donald Trump saja, seluruh dunia juga tahu kalau umat manusia sedang terancam…

1 week ago

Beruntun, Terungkapnya 3 Kasus Pelecehan Pasien oleh Dokter yang Bikin Miris

Kasus pelecehan pasien yang melibatkan dokter saat ini marak menjadi buah bibir masyarakat. Kejadiannya nyaris…

2 weeks ago