Trending

Adu Kekuatan Coast Guard China dengan Bakamla Indonesia, Siapa yang Unggul di Lautan?

Setelah konflik dengan China di Natuna beberapa waktu lalu, pemerintah segera menyadari betapa kurangnya kekuatan armada laut Indonesia. Kala itu, China hanya mengirimkan kapalnya lewat pasukan penjaga pantai (China Coast Guard). Sementara Indonesia sempat menurunkan Badan Keamanan Laut (Bakamla) pada saat itu.

Jika dilihat, kekuatan kedua negara ini tentu memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Bakamla misalnya, tak memiliki kekuatan berupa persenjataan yang terpasang di kapalnya. Berbeda dengan China, mereka jelas menyiapkan diri dengan persenjataan lengkap untuk berjaga-jaga. Lantas, seperti apa perbandingan keduanya?

Kekuatan kapal Bakamla dan pasukan penjaga pantai China (CCGB)

Saat melakukan tugas berupa patroli dan pengamanan, Bakamla didukung oleh beberapa jenis kapal, yakni Kapal Markas (KN 1101), dan 3 unit kapal patroli 80 meter (KN Pulau Nipah-321, KN Pulau Marore-322, dan KN Pulau Dana-323). Kekuatan Bakamla akan semakin solid jika dibantu oleh Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai Indonesia (KPLP), Polair Polri, Ditjen Bea & Cukai dan Ditjen Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan (PSDKP).

KN 1101 Tanjung Datu saat berada di Ambon [sumber gambar]
Untuk pasukan penjaga pantai China (CCG), mereka telah dibekali dengan kapal raksasa dengan ukuran yang bahkan sangat besar untuk sekelas penjaga pantai. Dilansir dari Asianmilitaryreview.com (09/09/2019), CCG mengoperasikan setidaknya enam kapal patroli tipe 818 dengan tonase 3,500 ton. Haijing 3901 adalah yang terbesar dengan bobot mencapai 12.000 ton. Oleh media Barat, kapal tersebut dijuluki sebagai ‘monster’.

Senjata yang digunakan antar kedua pasukan

Menurut Kepala Badan Keamanan Laut (Bakamla) Laksamana Madya Achmad Taufiqoerrochman, kapal Indonesia hanya membawa ‘keris’ saat berhadapan dengan China beberapa waktu lalu. Hal ini disampaikan olehnya saat hadir sebagai narasumber dalam acara Mata Najwa bertajuk “Ada China di Natuna”. “Kita pakai keris. Jadi di Permenhan kita itu memang belum diizinkan,” ucap Taufiqoerrochman.

Berbeda jauh dengan Indonesia, kapal penjaga pantai China termasuk dalam kategori full combat alias siap sedia jika kemungkinan ada pertempuran. Dilansir dari Asianmilitaryreview.com (09/09/2019), kapal mereka dipersenjatai dengan kanon laut 76mm PJ-26 sebagai senjata utamanya dan senapan mesin jarak dekat Tipe 630 30mm (CIWS). Untuk tipe 818, senjata anti-kapal serta rudal permukaan ke udara telah dihilangkan.

Siapa yang lebih unggul di atas lautan?

Di atas kertas, jelas satuan patroli pantai China lebih unggul dibanding Bakamla. Baik itu dari sisi ukuran kapal maupun persenjataan yang dibawa saat bertugas. Meski tak digunakan saat konflik dengan Indonesia beberapa waktu lalu, keberadaan mereka dengan segala kelengkapannya bisa memberikan efek gentar pada musuh.

Tampak senapan mesin jarak dekat Tipe 630 30mm (CIWS) milik CCG [sumber gambar]
Untuk Indonesia, kejadian di Natuna bisa menjadi evaluasi yang kemudian berlanjut pada pembenahan. Terutama penambahan alutsista berupa kapal laut berukuran besar dan senjata yang dibutuhkan. Bukan untuk menyulut peperangan, tapi sebagai sarana untuk menambah kekuatan pertahanan laut RI. Khususnya di wilayah perairan yang rawan seperti Natuna utara.

BACA JUGA: Panas Soal Klaim Wilayah Natuna, Begini Perbandingan Militer Indonesia dan China Saat Ini

Pemerintah RI melalui Kementerian Pertahanan dikabarkan tertarik untuk memiliki kapal ocean going buatan Denmark. Selain untuk menambah kekuatan armada laut Indonesia, hal tersebut juga untuk mengantisipasi agar perairan dalam negeri terlindungi dengan baik. Ya, semoga saja rencana yang ada bisa segera terealisasi.

Share
Published by
Dany

Recent Posts

Akun IG Cabinet Couture, Soroti Barang Mahal Pejabat

Kekuatan rakyat dunia maya memang sangat luar biasa. Seperti angin yang berhembus di celah-celah sempit,…

2 weeks ago

Gerakan Stop Tot Tot Wuk Wuk, Kritik pada Patwal Arogan di Jalan

Ada yang baru dari masyarakat untuk bangsa Indonesia. Setelah sekian lama cuma bisa menggerutu, kini…

2 weeks ago

Musala di Ponpes Ambruk, Timpa Santri yang Habis Salat Asar

Senin, (29/9/2025) menjadi hari yang memilukan bagi keluarga besar Pondok Pesantren Al Khoziny, Desa Buduran,…

2 weeks ago

Habis Dikritik, BPMI Kembalikan ID Pers Istana Jurnalis CNN yang Tanya Soal MBG

Sedang ramai di media sosial dan media massa tentang aksi nekat Biro Pers, Media, dan…

2 weeks ago

Ribuan Murid Keracunan, MBG Didesak Evaluasi

Sudah sembilan bulan berjalan, program Makan Bergizi Gratis (MBG)  menjadi mega proyek yang penuh tanda…

3 weeks ago

Sosok Glory Lamria, Diaspora yang Disorot Pasca Sambut Prabowo dan Berenang di Hotel Mahal

Nama Glory Lamria kini menjadi sorotan warganet. Paras cantik diaspora yang tinggal di Amerika Serikat…

3 weeks ago