in

Viral Rumah Subsidi Pemerintah, Engap dan Dipertanyakan Kelayakannya

Rumah subsidi, tangkapan layar IG @biasalahanakmuda. [Sumber gambar]

Yang namanya subsidi pasti harganya murah. Yang harganya murah pasti kualitas dan kuantitasnya juga.. ‘Ya, sudahlah,’ termasuk rumah subsidi dari pemerintah yang kali ini sedang ramai jadi bahasan masyarakat Indonesia.

Bukannya dapat pujian karena menghadirkan rumah dengan harga yang lebih terjangkau, banyak orang yang justru memberikan kritikan. Mulai dari ukuran rumah cukup mini, kelayakan untuk dijadikan tempat tinggal pun juga dipertanyakan. Ada apa?

Rumah subsi-die dengan fitur kombinasi di setiap ruangan

Di Instagram, rumah subsidi pemerintah jadi ramai ketika di-review oleh salah satu akun yang getol membahas tentang desain rumah, @biasalahanakmuda. Mengawali dari depan pintu, nama rumah ini sudah diplesetkan menjadi ‘rumah subsi-die.

Akun ini menggarisbawahi kualitas dan kelayakan dari rumah produk pemerintah tersebut. Dengan harga sekitar 100 jutaan, pemilik akan mendapatkan sebuah rumah dengan fitur mixed-up di setiap ruangannya.

Seperti judul lagu, empat ruang menjadi satu

Sebelum masuk rumah, keran air menjadi sorotan karena muncul begitu saja di dinding depan rumah bersama jemuran handuk. Memasuki pintu dengan ukuran yang ‘sederhana’ kita akan langsung disambut dengan tiga fitur sekaligus. Ruang tamu, ruang keluarga, ruang dapur, serta tempat mencuci baju.

Bahkan yang lebih menarik, Anda juga bisa memasak di atas mesin cuci. Terbayang bagaimana Anda bisa menggoreng sambil duduk saja karena mesin cuci yang sedang dipakai bisa menggoyang loyang di atasnya. Tinggal masukkan bahan, masakan jadi. Praktis!

Ruang tidur dan kamar mandi dianggap kurang layak

Lanjut masuk ke dalam adalah ruang tidur yang dilengkapi dengan kloset baju dan kamar mandi. Semuanya tersedia dengan ukuran yang, bisa dibilang seadanya demi memenuhi rumah sebesar 18 meter persegi dengan luas 25 meter persegi.

@biasalahanakmuda mencoba menanggapi penempatan dan dimensi kamar mandi yang terlalu sempit. Bahkan bisa dibilang, kalau Anda sedang BAB, baunya akan memenuhi seisi rumah.

Kritikan tajam dari Gen Z, mirip kontrakan kamar

Tanggapan Gen Z sebagai target marketing rumah subsidi ini cukup beragam. Hanya saja ragamnya sama, yaitu mengarah ke kritikan. Seorang pengguna dengan akun @officialInibaru menegaskan bahwa saking kecilnya, rumah subsidi itu lebih pantas disebut sebagai rumah kontrakan.

“Saking kecilnya, sejumlah Gen-Z menganggap desain rumah subsidi 18 meter persegi mirip dengan kamar kontrakan. Apakah sudah cukup layak untuk disebut dengan rumah?”

Mau tidak mau, kita harus berpihak pada Gen Z. Harus diakui bahwa rumah subsidi yang disediakan pemerintah sangat tidak layak. Apalagi dengan harga yang masih tergolong sangat tinggi, di kisaran 150 juta hingga 185 juta rupiah.

Ukuran memang sengaja dipangkas oleh pemerintah

Pemerintah memang sengaja memangkas ukuran rumah subsidi tersebut berdasarkan draf Keputusan Menteri PKP Nomor/KPTS/M/2025, dari sebelumnya 21 meter persegi untuk bangunan dan 60 meter persegi untuk lahan menjadi 18 meter persegi dan 25 meter persegi.

Menteri PKP Maruarar Sirait beralasan demi semakin luasnya cakupan bagi masyarakat berpenghasilan rendah untuk memiliki hunian sendiri, terutama di daerah perkotaan. Sementara Anggota Komisi V DPR Irine Yusiana Roba Putri mengingatkan kelayakan dan kenyamanan rumah subsidi karena ukuran yang terlalu kecil berpotensi menimbulkan masalah kesehatan, sosial, dan psikologis bagi penghuni.

Bagaimana menurut Anda? Apakah disyukuri saja atau harus kita kritik kebijakan pemerintah dalam mempersiapkan hunian yang layak bagi rakyatnya?

Written by Bayu Yulianto

Profil Muzakir Manaf, Gubernur Aceh yang Tolak Usul Bobby Nasution Soal Kepemilikan 4 Pulau