in

KH Hasyim Asyari, Ulama Pendiri NU yang Ikut Berjuang demi Kemerdekaan Indonesia

Bagi organisasi Nahdlatul Ulama (NU), figur Hadratussyekh K.H. Hasyim Asy’ari menjadi sosok yang begitu dihormati. Sebagai seorang pemuka agam Islam, dirinya merupakan salah satu tokoh yang mendirikan organisasi tersebut pada 31 Januari 1926.Bersama Kiai Wahab Hasbullah, NU tampil menjadi kelompok yang berpengaruh di Indonesia.

Tak hanya mendirikan organisasi keagamaan, Kiai Hasyim juga ikut langsung memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dengan resolusi jihadnya yang terkenal. Dilansir dari tirto.id, sosok ulama tersebut memiliki agenda penting untuk merespon gerakan radikalisme yang semakin merebak. Sepak terjangnya di bawah ini, menyiratkan bahwa dirinya merupakan seorang pemuka agama yang memiliki nasionalisme tinggi.

Murid seorang ulama kharismatik, K.H Cholil Bangkalan

Ilustrasi santri yang berguru pada gurunya [sumber gambar]
Dilahirkan di Jombang pada 14 Februari 1871, KH Hasyim merupakan putra ketiga dari 11 bersaudara. Sumber dari tirto.id mencatat, ayahnya yang bernama Kiai Asy’ari,merupakan seorang ulama asal Demak, jawa Tengah. Sementara sang ibu, Nyai Halimah, merupakan putri dari Kiai Usman pemilik pesantren Gedang, Jombang. Sedari muda, sosok KH Hasyim memang dikenal haus akan ilmu-ilmu agama. Bersama dengan santri lainnya, KH Hasyim pernah berguru di  Pesantren Kademangan, Bangkalan asuhan ulama karismatik, Syaikhona Kholil.

Sosok yang haus akan ilmu hingga berkelana ke Tanah Suci Mekkah

Ilustrasi berguru hingga ke Mekkah [sumber gambar]
Sosok KH Hasyim yang memang dikenal karena kecerdasan dan keilmuannya yang luas, merupakan figur yang senantiasa haus akan pengetahuan. Tak salah bila dirinya telah menuntut ilmu dari berbagai kiai di Indonesia hingga berguru ke Tanah Suci Mekkah. Dikutip dari tirto.id, Kiai Hasyim muda bergegas memulai petualangan keilmuannya ke Pesantren Wonorejo, Jombang. Kemudian lanjut ke Pesantren Wonokoyo, Probolinggo. Setelahnya, ia ke Pesantren Langitan, Widang, Tuban, lalu hijrah ke Pesantren Kademangan di Bangkalan yang diasuh ulama karismatik Syaikhona Kholil. di Tanah Suci, berguru pada sosok ulama mashyur seperti Syekh Mahfud Termas, Syekh Syuaib bin Abdurrahman, Syekh Khatib Minangkabau, Syekh Said Al-Yamani, Syekh Bafadhal, Syekh Rahmatullah, dan Syekh Abu Bakar Syattå Dimayathi.

Mendirikan Nahdlatul Ulama (NU) bersama Kiai lainnnya

KH Hasyim Asy’ari dan KH Wahab Hasbullah mendirikan NU [sumber gambar]
Bersama Kiai Wahab Hasbullah, sosok Kiai Hasyim merupakan salah satu tokoh kunci utama di balik berdirinya Nahdlatul Ulama (NU). Keduanya memilik peran sentral di masing-masing bidangya yang membentuk pondasi dasar dari organisasi tersebut. Sumber dari tirto.id menyebutkan, Kiai Wahab meletakan konsep dasar perpolitikan dan keterampilan organisasi, sementara Kiai Hasyim, bertugas memberikan stempel basah, justifikasi, dan legitimasi secara teologis.

Pemuka agama nasionalis yang ikut melawan penjajahan Belanda

Para da’i muda yang aktif memperjuangkan kemerdekaan Indonesia [sumber gambar]
Dengan berlandaskan semangat cinta tanah air, Kiai Hasyim juga gigih dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia. Dalam tulisannya, tirto.id menyebutkan, pemuka agama kharismatik tersebut merupakan figur yang menentang keras segala bentuk penjajahan. Di tangannya pula, lahir fatwa jihad pada 11 September 1945. Di mana isinya menyebutkan bahwa kewajiban fardhu ain bagi santrinya untuk memerangi orang kafir yang menjajah, dan mati syahid dalam peperangan merebut kemerdekaan.

Digelari sebagai mahaguru yang karena jasanya dan keilmuan yang luas

KH Hasyim Asyari, digelari sebagai hadratussyaikh karena ilmunya [sumber gambar]
Kiai Hasyim yang meninggal dunia pada 25 Juli 1947, telah mewariskan banyak hal. Di antaranya adalah sejumlah kitab seperti Adābul Alim wal Mutaalim dan Risālah Ahlussunnah wal jamāah. Dilansir dari tirto.id, gelar sebagai hadratussyaikh (mahaguru), didapatnya dari Mekkah karena kealiman dan penguasaan yang mendalam atas kitab-kitab babon hadis Kutubus Sittah.

Sebagai ulama yang sangat dihormati, sosok KH Hasyim Asyari telah meninggalkan beragam hal penting untuk diteladani oleh generasi selanjutnya. Selain sejumlah kitab, rasa cintanya pada Indonesia dengan mengusung semangat nasionalisme, juga menjadi warisan berharga untuk diteruskan. Terlebih, di tengah kondisi Indonesia yang saat ini rentan dengan hasutan dan perpecahan.

Written by Dany

Menyukai dunia teknologi dan fenomena kultur digital pada masyarakat modern. Seorang SEO enthusiast, mendalami dunia blogging dan digital marketing. Hobi di bidang desain grafis dan membaca buku.

Leave a Reply

Disebut Mirip White House di Amerika, Beginilah Megahnya Gedung Negara Papua

3 Driver Ojol Ini Dapat Rejeki Nomplok dalam Sehari, Salah Satunya Diberi Tiket Konser Guns N’ Roses