Categories: Trending

5 Nasib Nestapa Presiden yang Harus Mati Gara-Gara Mempertahankan Kursi Kepresidenannya

Politik memang kejam, ungkapan itu ternyata benar adanya. Orang yang berkiprah di dunia ini mau tidak mau harus saling sikut, tikung, bahkan tikam demi eksis di perpolitikan. Politik juga erat kaitannya dengan seorang presiden, sebab bisa menjabat presiden adalah karena dukungan dari partai politik. Jangan kira jadi presiden itu enak, karena banyak orang yang menginginkan posisi itu siap mencari dan mengorek kesalahan seorang presiden. Bukan hanya itu, nyawa pun bisa jadi taruhan.

Banyak kisah-kisah saling jegal di dunia politik terjadi, hal ini juga berlaku pada posisi presiden. Dan karena perbedaan kepentingan, tak jarang presiden pun harus dihabisi nyawanya. Nah, berikut ini cerita-cerita presiden yang bahkan harus merelakan nyawanya demi mempertahankan jabatannya.

Presiden Korea Selatan, Park Chung-hee

Park Chung Hee dan putrinya [image: source]
Di saat orang lain bersenang-senang, Park Chung Hee menghabiskan sebagian besar masa mudanya di akademi militer Changchun. Berkat bantuan Arikawa yang seorang kolonel Jepang, prestasi Park moncer dan dipromosikan menjadi mayor Jendral dalam waktu singkat (kurang dari 5 tahun). Sampai di tahun 1963, Park pun berhasil menjadi orang nomer satu di negara itu. Didikan militer ini konon yang membentuk gaya kepemimpinan otoriter saat Park menjadi presiden Korea Selatan. Sayangnya banyak pihak yang menentang kepemimpinan yang kelewat otoriter itu. Hasilnya pada tanggal 26 Oktober 1979 Park pun harus lengser dengan cara tragis. Park ditembak di Gungjeong-dong, Jongnogu, Seoul oleh direktur KCIA bernama Kim Jae-Gyu.

Presiden Burundi, Cyprien Ntaryamira

Cyprien Ntaryamira [image: source]
Mengawali karir sebagai pejabat pertanian, prestasi Ntaryamira melejit dan populer di masyarakat. Hingga ia pun bisa memimpin sebuah partai bernama FRODEBU. Kala itu, keberuntungan sedang dekat dengan Ntaryamira hingga ia terpilih sebagai presiden Burundi di tahun 1994, tepatnya pada tanggal 5 Februari. Keberhasilannya ini membuat suku Interahamwe tak senang. Ketidaksenangan ini diwujudkan dengan menembak pesawat yang ditumpangi dalam perjalanan bersama presiden Rwanda Juvenal Habyarimana. Pesawat pun jatuh dan Cyprien Ntaryamira tewas dalam tragedi ini.

Presiden Kongo, Patrice Lumumba

Patrice Lumumba [image: source]
Sosok Patrice Lumumba lebih dikenal dunia sebagai founding father dari negara Kongo. Menjadi orang yang berperan penting dalam kemerdekaan Kongo tak menjamin orang nomer satu di negara itu hidup menyenangkan. Justru akhir hidupnya cukup tragis karena dimutilasi dan dibakar hidup-hidup pada tahun 1961. Duka mendalam pun mengiringi kepergiannya. Konon, santer dugaan jika pelengseran ini dilakukan oleh imperialis AS, kolonialisme Belgia, serta elit-elit politik Kongo yang tidak nyaman dengan kemerdekaan negara ini.

Presiden Amerika, William Mckinley

William McKinley [image: source]
Sempat menjadi seorang jaksa, William McKinley mengawali karir politiknya sebagai Gubernur di daerah kelahirannya, Ohio. Setelah berbagai upaya, akhirnya pada tahun 1896 ia berhasil dipilih sebagai Presiden AS. Namun garis nasib berkata lain, William ditembak oleh seorang anarkis bernama Leon Csolgolsz Frank saat menghadiri pameran di Buffalo New York. Tak lama setelah itu, William pun meninggal. Terhitung, hanya sekitar 6 bulan masa kepemimpinnya sebagai presiden AS.

Perdana Menteri Pakistan, Benazir Bhutto

Benazir Bhutto [image: source]
Mengikuti jejak sang ayah untuk terjun di dunia politin, Benazir Bhutto harus mengalami nasib yang cukup tragis. Kejadian ini berawal saat dirinya akan mencalonkan diri pada pemilu di Pakistan pada tahun 2008. Memulai langkah politik untuk kembali menjadi perdana menteri dengan berkampanye di Rawalpindi daerah dekat Islamabad, ia dan para tim suksesnya dijatuhi bom dan serentetan tembakan. Kejadian ini membuat nyawa mantan Perdana Menteri Pakistan tahun 1990 itu meninggal.

Kisah-kisah tragis itu harus dialami para presiden di atas gara-gara masalah kekuasaan. Memang ya, semua orang pada mau jadi presiden makanya sampai setega itu melakukan aksi saling bunuh. Bersyukur di Indonesia tidak ada yang sampai seperti itu.

Share
Published by
Aini Boom

Recent Posts

Akun IG Cabinet Couture, Soroti Barang Mahal Pejabat

Kekuatan rakyat dunia maya memang sangat luar biasa. Seperti angin yang berhembus di celah-celah sempit,…

5 days ago

Gerakan Stop Tot Tot Wuk Wuk, Kritik pada Patwal Arogan di Jalan

Ada yang baru dari masyarakat untuk bangsa Indonesia. Setelah sekian lama cuma bisa menggerutu, kini…

6 days ago

Musala di Ponpes Ambruk, Timpa Santri yang Habis Salat Asar

Senin, (29/9/2025) menjadi hari yang memilukan bagi keluarga besar Pondok Pesantren Al Khoziny, Desa Buduran,…

6 days ago

Habis Dikritik, BPMI Kembalikan ID Pers Istana Jurnalis CNN yang Tanya Soal MBG

Sedang ramai di media sosial dan media massa tentang aksi nekat Biro Pers, Media, dan…

1 week ago

Ribuan Murid Keracunan, MBG Didesak Evaluasi

Sudah sembilan bulan berjalan, program Makan Bergizi Gratis (MBG)  menjadi mega proyek yang penuh tanda…

1 week ago

Sosok Glory Lamria, Diaspora yang Disorot Pasca Sambut Prabowo dan Berenang di Hotel Mahal

Nama Glory Lamria kini menjadi sorotan warganet. Paras cantik diaspora yang tinggal di Amerika Serikat…

1 week ago