in

5 Tips Beternak Cacing, Bisnis Alternatif di Tengah Pandemi yang Bisa Beromset hingga Rp6 Juta

Cacing yang kerap dipandang menjijikkan oleh sebagian besar orang ternyata bisa mendatangkan keuntungan besar. Hewan melata di tanah itu banyak dicari orang karena dibutuhkan untuk beragam hal, mulai dari pakan, suplemen makanan ikan, hingga membantu pertumbuhan dan pupuk tanaman.

Dilansir dari 99.co, beberapa jenis cacing yang bisa dibudidayakan dan menghasilkan keuntungan adalah cacing tanah asia atau Pheretima, Perionyx, dan Lumbricus. Persiapan untuk beternak hewan ini pun cukup mudah. Selengkapnya, simak ulasan Boombastis berikut ini.

Siapkan kandang dan lokasi sebagai tempat mengembangbiakkan cacing

Box tempat budidaya cacing [sumber gambar]
Sebelum memulai, hal pertama yang dipersiapkan adalah lokasi budidaya yang tidak terkena sinar matahari secara langsung. Jika menemukan tempat yang pas, langkah selanjutnya adalah menyediakan kandang yang terbuat dari box-box kayu berukuran 90*50*30 cm. Untuk menyiasati agar tidak terlalu makan tempat, wadah tersebut bisa disusun dalam rak-rak berukuran besar.

Sediakan media tanam yang terdiri dari berbagai campuran bahan

Ilustrasi media tanam pada box budidaya cacing [sumber gambar]
Lokasi dan kandang telah siap, langkah berikutnya adalah membuat media tanam yang bakal ditinggali oleh cacing. Bahannya terdiri dari campuran pupuk kandang, kompos dan sisa limbah rumah tangga plus air. Perbandingannya adalah 7:3 dengan air. Selanjutnya, media tersebut dimasukkan ke dalam box setinggi 30 cm.

Mencari cacing di sawah atau membeli untuk bibit

Ilustrasi cacing [sumber gambar]
Media tersebut kemudian diisi oleh bibit cacing yang bisa diperoleh dengan cara mencari sendiri di sawah maupun membeli kepada pembibit. Sedikit banyaknya jumlah bibit disesuaikan dengan box media tanam yang tersedia. Jika jumlahnya mencapai ratusan, alangkah baiknya jika membeli ke petani cacing. Namun jika di bawah jumlah tersebut, bibit bisa diperoleh dengan cara mengembangbiakkan cacing yang berasal dari tanah.

Rawat cacing hingga berkembang biak dengan baik

Ilustrasi perawatan cacing [sumber gambar]
Biasanya, satu box media tanam bisa diisi 50-100 cacing bibit. Untuk pakan, bisa diberikan dalam bentuk serbuk dengan perbandingan 1:1 antara makanan dengan cacing. Saat berkembang biak., cacing menghasilkan kokon atau telur yang menetaskan 20 cacing. Telur ini juga harus diletakkan di wadah khusus di dalam box berupa campuran potongan jerami dan kompos. Usahakan box bebas dari semut, burung dan hewan lainnya.

Cacing bisa dipanen pada umur sekitar 40-50 hari

Ilustrasi cacing siap dipanen [sumber gambar]
Media tanam di dalam box juga perlu diganti setiap 1-2 bulan sekali karena campuran kompos, pupuk kandang dan air bisa mengeras dalam jangka waktu tersebut. Cacing yang telah berumur 40-50 hari sudah bisa dipanen. Untuk mengambil cacing, peternak bisa menggunakan sinar agar mereka keluar dari dalam tanah dengan sendirinya.

BACA JUGA: Kelihatan Sepele tapi Bisa Hasilkan Rp25 Juta, Begini 5 Tips Beternak Kroto Menggunakan Paralon

Salah satu kisah sukses dari budidaya cacing datang dari Arian Arsyagam Isbandi. Berawal dari kebingungan karena tak memiliki pemasukan akibat Covid-19, warga Desa Ngadirejo, Kecamatan Wonoasri, Kabupaten Madiun itu mencoba beternak cacing. Harga perkilogram cacing lumbricus yang kering dijual dengan harga Rp 500.000. Pria yang akrab disapa Rian itu mampu mengantongi omset sebesar Rp 3 juta hingga Rp 6 juta sebulan.

Written by Dany

Menyukai dunia teknologi dan fenomena kultur digital pada masyarakat modern. Seorang SEO enthusiast, mendalami dunia blogging dan digital marketing. Hobi di bidang desain grafis dan membaca buku.

Leave a Reply

Negara-negara Ini Beri Hukuman Mati Bagi Mereka yang Menghina Nabi Muhammmad

5 Kontroversi Sugi Nur Raharja, Pendakwah yang Dilaporkan ke Polisi karena Ucapannya