in

Perawat di Negeri Sendiri Ditolak karena COVID-19, Dokter di AS ini Justru Dianggap Pahlawan Besar

Beberapa waktu lalu, publik dikejutkan dengan adanya kabar penolakan jenazah seorang perawat dari RSUP dr. Kariadi Semarang yang meninggal dunia akibat terinfeksi COVID-19. Dilansir dari Pikiran Rakyat (1/04/2020), peristiwa tersebut terjadi di Unggaran, Kabupaten Semarang.

Bahkan, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo pun meminta maaf yang terkait dengan kejadian tersebut. Lain di Indonesia, seorang tenaga medis bernama Dr. Saud Anwar yang berjuang melawan COVID-19 justru dianggap sebagai pahlawan oleh publik Amerika Serikat.

Dirinya dianggap berjasa besar dalam menangani pasien Covid-19 di Rumah Sakit Manchester Memorial, South Windsor. Bersama tenaga medis lainnya, ia menjadi garda terdepan dalam merawat hingga memberikan edukasi pada masyarakat soal pencegahan COVID-19.

Dilansir dari The Siasat Daily (14/04/2020), tampak iring-iringan mobil masyarakat berjejer rapi melewati kediamannya untuk memberikan penghormatan. Mereka menempelkan plakat di kendaraan mereka dengan tulisan seperti ‘Dr Saud Anwar’ ‘Kepahlawanan Anda menginspirasi kami!’ ‘Terima kasih’ ‘terima kasih untuk kepahlawanan Anda’.

Orang-orang dari dalam mobil terlihat bertepuk tangan dan melambaikan tangannya kearah Dr. Saud Anwar yang keluar hingga di depan halaman rumahnya. Ia berdiri seraya balas melambaikan tangannya sebagai ungkapan berterima kasih. Pada hari itu, ia merasa ada keterikatan emosional terhadap masyarakat yang mengelu-elukan dirinya sebagai pahlawan bagi penanganan COVID-19.

Selain berprofesi sebagai dokter, Dr. Saud Anwar juga merupakan seorang Senator Negara Bagian Connecticut yang terpilih menjadi Wali Kota South Windsor dan menjabat pada periode 2013-2015. Sebagai imigran dari Pakistan, ia mencatatkan sejarah sebagai seorang musim pertama yang berhasil menjabat sebagai wali kota (mayor) di sebuah negara multi-ras seperti Amerika Serikat (AS).

Seorang dokter yang juga sosok wali kota bagi masyarakat [sumber gambar]
Di kalangan tenaga medis profesional, Dr. Saud Anwar berhasil membuat sebuah terobosan berupa alat bantu pernapasan (ventilator) yang bisa digunakan hingga 7 orang pasien sekaligus. Dibuat pada 2006 silam, alat ini belum pernah sekalipun diujicobakan kepada manusia. Baru pada saat korban akibat COVID-19 mulai bertambah dan rumah sakit kekurangan alat bantu pernapasan, ventilator Dr. Saud Anwar akhirnya digunakan.

BACA JUGA: Perjuangan Tenaga Medis Indonesia untuk Atasi Virus Corona, Ada yang Harus Bertaruh Nyawa

Tak salah jika dokter lulusan kedokteran Universitas Illionis dan pendidikan kesehatan masyarakat di Universitas Yale, Connecticut, itu dianggap sebagai pahlawan atas jasa-jasa dalam upayanya menangani para pasien COVID-19. Semoga saja, wabah ini bisa segera berlalu dan kondisi bisa pulih seperti sedia kala.

Written by Dany

Menyukai dunia teknologi dan fenomena kultur digital pada masyarakat modern. Seorang SEO enthusiast, mendalami dunia blogging dan digital marketing. Hobi di bidang desain grafis dan membaca buku.

Leave a Reply

Nostalgia Es Kepal Milo, Kuliner Primadona yang Dulu jadi Takjil Incaran tapi Kini Menghilang

Uniknya Musala dari Krat Botol Minuman di Tangerang yang Viral hingga ke Luar Negeri