Tank milik Batalyon Kavaleri (Yonkav) 4/Kijang Cakti mendadak jadi sorotan setelah videonya mengalami kecelakaan viral di sosial media. Peristiwa yang terjadi di jalan Raya Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB), dialami oleh tank AMX 13 yang menabrak sebuah gerobak tahu goreng dan empat sepeda motor setelah berbelok.
Tank AMX 13 sendiri merupakan salah satu alutsista darat yang masih digunakan oleh Batalyon Kavaleri (Yonkav) TNI AD, di samping beberapa jenis tank lainnya hingga pada saat ini. Seiring dengan kebutuhan yang ada, militer Indonesia juga mengoperasikan banyak tank yang beragam. Selengkapnya, simak ulasan Boombastis berikut ini.
Tank Scorpion merupakan alutsista lawas buatan Inggris yang diproduksi pada tahun 1973. Dengan dimensi panjang 4,9 meter, lebar 2,2 meter, tinggi 2,1 meter dan berat 8 ton, tank ini kemudian dijual ke berbagai negara termasuk Indonesia melalui TNI-AD sebagai operatornya. Tank Scorpion dilengkapi senjata berupa meriam 76 mm L23A1 dan mesin diesel Cummins BTA 5.9 berkecepatan 80 kilometer per jam.
Tank AMX-13 menjadi sorotan setelah mengalami kecelakaan saat berbelok di jalan Raya Cipatat, Kabupaten Bandung Barat pada Kamis (10/9/2020). Alutsista buatan Atelier de Construction d’Issy les Moulineaux (AMX) Prancis itu termasuk uzur dari segi usia karena telah dibeli Indonesia pada tahun 1960-an. Dari segi spesifikasi, tank AMX dilengkapi meriam 105mm untuk varian ekspor.
Usia tank Marder hampir sama dengan tank Scorpion yang dibuat pada tahun 1970-an. Kendaraan rancangan Rheinmetall AG ini memiliki spesifikasi sebagai infantry fighting vehicle (IFV) yang sanggup menampung tujuh personel dan diawaki oleh tiga orang. Dibekali senjata utama berupa meriam otomatis 20mm, tank Marder juga dibekali amunisi penembus baja, high explosive (HE), dan didukung senapan mesin MG3 berkaliber 7,62mm.
Kerjasama antara PT Pindad dengan industri pertahanan Turki, FNSS Savunma Sistemleri berhasil membuahkan sebuah medium tank yang kemudian diberi nama Kaplan MT (versi Turki) dan Harimau Hitam (versi Indonesia). Alutsista tersebut dibekali dengan meriam CMI Cockeril 3105 yang terintegrasi dengan Senapan mesin coaxial kaliber 7.62mm.
Sebagai Main Battle Tank (MBT), Leopard menjadi tulang punggung bagi Batalyon Kavaleri (Yonkav) TNI AD. Tank buatan perusahaan Krauss-Mafei asal Jerman itu memiliki dimensi panjang 9,9 meter, lebar 3,75 meter, dan berat sekitar 60 ton. Senjata utamanya adalah meriam Rheinmetall kaliber 120 mm L44 atau L55, dan dilengkapi dengan senapan mesin MG3A1 kaliber 2 x 7.62 mm.
BACA JUGA: Harimau Hitam, Tank Pembunuh Buatan Indonesia yang Bakal Jadikan TNI Seperti Macan Asia
Selain tank-tank di atas, ada pula alutsista lainnya yang digunakan oleh TNI -AD seperti tank M113 Arisgator untuk melengkapi satuan Infanteri Mekanis yang memiliki karakteristik amfibi. Seiring dengan semakin kompleksnya kebutuhan akan alutsista dengan teknologi modern, mudah-mudahan Indonesia bisa berinovasi dengan menciptakan tank-tank canggih yang sesuai dengan kebutuhan TNI.
Patah hati tampaknya tengah dialami para fans juara ketiga Indonesian Idol musim ke-8 sekaligus vokalis…
Beberapa waktu lalu, viral sebuah video yang memperlihatkan seorang pengemis karena aksinya yang dianggap meresahkan.…
Masyarakat Indonesia sedang berbahagia dan bangga terhadap Tim Nasional (Timnas) Indonesia yang baru saja menorehkan…
Media sosial kini menjadi tempat berbagi cerita dan mencari hiburan, tak heran banyak orang yang…
Jakarta banjir, sudah menjadi “acara” tahunan yang membuat banyak warga menjadi lebih “santuy” saat menghadapinya.…
Siapa sangka sebuah pijatan yang bisa merelaksasi dan menyembuhkan penyakit pada orang dewasa, bisa berujung…