in

Mengajak Bicara Hingga Alami Hal Ganjil, Begini Suka Duka Menjadi Seorang Perias Jenazah

Setiap orang tentu ingin bekerja di bidang yang mereka sukai. Atau ada lagi yang ingin mendapatkan pekerjaan impian karena berbagai alasan, bisa keluar negeri, gajinya banyak, bisa bertemu dengan berbagai orang, atau yang murni ingin menebar manfaat untuk orang lain.

Bicara masalah pekerjaan, mungkin bisa kita hitung dengan jari saat ditawarkan pekerjaan merias jenazah. Ya, dalam pandangan banyak orang hal tersebut terkesan angker dan menakutkan. Padahal, aslinya yang yang harus dihadapi adalah orang yang sudah meninggal dan tak kuasa melakukan apa-apa lagi, toh dia tak akan menggigit. Nah, mungkin banyak teman-teman yang penasaran bagaimana perasaan dan suka duka mereka yang bekerja di bidang ini. Yuk, nikmati sajian dari Boombastis.com berikut.

Tak peduli waktunya, kapanpun dibutuhkan harus siap siaga selalu

Tak ada orang yang merencanakan kematiannya, makanya hal ini bisa terjadi kapanpun. Begitupun dengan pekerja perias jenazah, mereka harus siap siaga kapanpun tugas memanggil. Salah satu orang yang bercerita akan hal ini adalah Ibu Djoewaras, seperti dirangkum dari Vice.com. Perempuan lanjut usia berumur 74 tahun ini sudah melakoni profesi sebagai perias jenazah sejak 29 tahun lamanya.

Ibu Djoewaras [Sumber gambar]
Ia mengatakan bahwa tidak ada jam kerja baginya, kapanpun dibutuhkan maka harus siap. Ibu Djoewaras sendiri bekerja di yayasan Budi Dharma yang memang bergerak di bidang layanan perawatan jenazah. Pernah, ketika ia sedang berlebaran bersama anak-anaknya, ada orang yang meninggal dan minta untuk dirias. Ya, mau tak mau ia harus berangkat ke lokasi.

Kadang tak hanya sekadar merias, tetapi juga memandikan

Ibu delapan anak asal Pasuruan ini mengatakan bahwa ia tidak hanya merias jenazah saja, tetapi kadang melakukan pekerjaan ganda lain. jika kondisi jenazah datang belum dimandikan, maka ia akan memandikannya. Selanjutnya, layaknya orang yang akan menjadi pengantin, jenazah ini dibuat wangi, cantik atau ganteng, serta dipakaikan baju terbaik.

Bersama teman saat sedang bertugas [Sumber gambar]
Jika keluarga meminta untuk dikuburkan langsung, maka Ibu Djoewaras juga akan mengantar ke tempat peristirahatan terakhirnya. Jika keluarga meminta untuk dikremasi, ia pun akan mengabulkan permintaan itu. Singkatnya, pelayanan terhadap jenazah ini tergantung dari amanat si jenazah atau permintaan dari keluarga.

Ada mereka yang punya ritual khusus sebelum merias para jenazah

Lain dari Ibu Djoewaras, lain pula kebiasaan Sukamto. Pria umur 63 tahun ini bekerja sebagai perias jenazah untuk rumah duka PUKJ (Perkumpulan Urusan Kematian Yogyakarta) sejak tahun 1980-an. Seperti dilansir dari Brilio.net, Sukamto punya ritual khusus untuk saat ia melakukan pekerjaannya. Ritual tersebut adalah mengajak bicara orang yang ada di hadapannya.

Pak Sukamto tengah mendandani jenazah [Sumber gambar]
Kebiasaan ini dilakukan olehnya sebagai bentuk meminta perizinan kepada jenazah untuk bekerjasama. Ia melakukan hal tersebut biasanya kepada jenazah yang tubuhnya sudah kaku, mulut menganga, atau mata yang masih terbuka. Sukamto mengatakan saat ia mengajak bicara dengan “ayo, mas mbak, izin ya, lemes-lemes badannya ya”, seolah tau badan jenazah yang tadinya kaku akan lemas seketika.

Kejadian menyeramkan yang pernah dialami oleh para perias jenazah

Kembali lagi kepada cerita Ibu Djoewaras, selama puluhan tahun melakoni pekerjaan itu, ia mengaku tidak ada perasaan takut sama sekali. Ya, mungkin karena memang sudah terbiasa dan sudah menangani ratusan orang dari berbagai kasus. Ia juga mengatakan bahwa dirinya tak pernah sekalipun mendapat gangguan.

Suka duka jadi perias jenazah [Sumber gambar]
Hanya saja, memang beberapa kali seakan mendapat pertanda bahwa akan ada yang datang. Laci lemarinya seringkali bergerak dan berbunyi glodak-glodak tanpa ada angina tau hujan. Dan, apa yang terjadi setelahnya, memang ada jenazah yang datang. Pengalaman seperti ini juga sering terjadi bukan satu atau dua kali.

BACA JUGA: 6 Pekerjaan yang Dianggap Remeh Tapi Ternyata Pendapatannya Selangit

kadang pekerjaan yang dianggap menyeramkan bagi sebagian orang ini dianggap biasa orang lain yang sudah lama berkecimpung di dalamnya. Dari semua cerita yang berhasil Boombastis.com rangkum, orang-orang ini mengatakan bahwa semua hanya perlu dijalani dengan sepenuh hati. Ya, enggak semua orang kuat dan mau loh melakukannya, makanya mungkin kamu memang terpilih untuk menjadi bagian dari pekerjaan itu.

Written by Ayu

Ayu Lestari, bergabung di Boombastis.com sejak 2017. Seorang ambivert yang jatuh cinta pada tulisan, karena menurutnya dalam menulis tak akan ada puisi yang sumbang dan akan membuat seseorang abadi dalam ingatan. Selain menulis, perempuan kelahiran Palembang ini juga gemar menyanyi, walaupun suaranya tak bisa disetarakan dengan Siti Nurhalizah. Bermimpi bisa melihat setiap pelosok indah Indonesia. Penyuka hujan, senja, puisi dan ungu.

Leave a Reply

Tips Jadi Suami Siaga Ala Raditya Dika, Netizen: Kok Malah Baretin Mobil Bang?

Kisah Kepala Desa yang Sukses Ubah Desa Miskin Menjadi Ladang Uang Milyaran Rupiah