in

Berangkat Pagi Pulang Malam dengan Bayaran Murah, Begini Suka Duka Penonton Bayaran

Bukan rahasia umum lagi kalau mencari pekerjaan di era sekarang adalah hal yang sangat sulit. Jangan membayangkan bisa bekerja di bidang impian, ada banyak orang yang berstatus pengangguran karena tidak punya kesempatan untuk mendapat jatah bekerja. Salah satunya adalah penonton bayaran.

Kamu tentu tidak asing dengan banyaknya orang yang berada dalam ruangan dan menjadi penonton bukan? Yap, mereka adalah penonton bayaran yang melihat sebuah tayangan dan nantinya diberi imbalan berupa uang. Mungkin, ada yang berpikir ‘enak ya, bisa ketemu artis dan dikasih uang’. Sebenarnya, ada beberapa fakta, suka duka yang enggak kamu ketahui di balik pekerjaan ini. Apa saja? Simak sampai akhir ya!

Terpaksa bekerja karena tak memiliki pilihan lain

Penonton bayaran [Sumber gambar]
Mencari pekerjaan sekarang memang sangat susah. Selain lapangan kerja yang terbatas, pendidikan juga menjadi pertimbangan utama. Lulusan sarjana dan tamatan SMA atau mungkin SD jelas berada di kasta pekerjaan yang berbeda pula. Dengan alasan inilah banyak penonton bayaran yang memilih mengikuti acara televisi karena tak mau dianggap pengangguran. Mereka kadang datang dari daerah yang jauh dari ibukota hanya untuk mencari uang sebagai bekal bertahan hidup.

Pergi pagi pulang malam, tapi dibayar murah

https://youtu.be/PlQ0ieNrwjI

Sebuah youtube vlog milik Radha Farhan mengungkap suka dukanya sebagai penonton bayaran. Ia memang mengakui jika menjadi penonton dalam acara tersebut kadang membuat orang iri. Pasalnya, mereka bisa melihat langsung artis yang selama ini nongol di TV. Tapi, hal tersebut sama sekali tak sepadan jika dibandingkan dengan bayaran yang diterima. Demi hadir dalam sebuah acara televisi, ia berangkat subuh dan pulang jam 10 malam. Seharian bekerja penghasilan yang didapat tak menentu, kadang hanya 25 ribu saja, kadang juga 70 ribu.

Terpaksa ikut alay dan tertawa karena tuntutan

Tertawa karena arahan [Sumber gambar]
Salah satu teman Farhan yang bernama Nina menjelaskan jika banyak sekali pengalaman yang ia alami selama menjadi penonton bayaran, salah satunya adalah tuntutan untuk tertawa. Nina yang mengaku pendiam menyadari kalau ia hanya ikut-ikutan teman sebelah untuk tertawa dengan hal yang mungkin tak begitu lucu. Selain itu, wajib diketahui juga jika tidak semua penonton bayaran suka dengan artis atau penyanyi yang mereka elu-elukan saat tampil di acara televisi. Ya, walaupun mereka membawa banner, bisa jadi itu hanya gimmick belaka.

Mendapat pelecehan secara verbal

Kadang mendapat pelecehan verbal [Sumber gambar]
Di satu sisi, menjadi penonton bayaran bisa menghilangkan stress karena mendapat hiburan tanpa harus keluar uang. Di sisi lain, tak jarang mereka mendapat pelecehan secara verbal. Contohnya saja, mungkin kamu pernah melihat sang artis mengolok-olok peserta yang wajahnya kurang cantik atau tampan. Tak menutup kemungkinan juga sang penonton dipanggil ke atas stage untuk menjadi bahan olok-olok, entah itu disengaja atau tidak. Nah, walaupun sepele, masalah seperti ini sebenarnya bisa dituntut sampai meja hijau loh Sahabat Boombastis.

Ada penonton yang tak punya rumah dan harus terlantar

Ada penonton bayaran yang tak punya rumah [Sumber gambar]
Penonton bayaran ini datang dari berbagai latar belakang, mulai dari pengangguran, orang yang hanya iseng, hingga mereka yang memang tidak punya rumah dan niat mencari uang. Seperti dalam vlog Radha Farhan, ia sendiri pernah tidur di jalanan selama 4 bulan demi datang ke stasiun televisi sebagai penonton bayaran. Kadang ia tidur di masjid, tak mandi, sampai datang ke lokasi dengan tampilan kucel. Saat datang, mereka akan diberi nasi kotak, mendapat arahan dari para kru, lalu nantinya bertindak dan berlaku sesuai dengan arahan.

Hmmm, kalau dipikir-pikir lebih banyak dukanya daripada sukanya ya? Memang sih, bisa bertemu dengan banyak artis berbeda setiap hari, hiburan gratis, dan makan siang. Tapi tetap saja tak sepadan dengan bayaran yang didapat, kalau sehari hanya dapat 25-70 ribu sehari untuk hidup di Jakarta, cukup enggak sih kira-kira?

Written by Ayu

Ayu Lestari, bergabung di Boombastis.com sejak 2017. Seorang ambivert yang jatuh cinta pada tulisan, karena menurutnya dalam menulis tak akan ada puisi yang sumbang dan akan membuat seseorang abadi dalam ingatan. Selain menulis, perempuan kelahiran Palembang ini juga gemar menyanyi, walaupun suaranya tak bisa disetarakan dengan Siti Nurhalizah. Bermimpi bisa melihat setiap pelosok indah Indonesia. Penyuka hujan, senja, puisi dan ungu.

Leave a Reply

Perjalanan Hidup Iko Uwais, Dari Sopir Biasa Hingga Bergelimang Rupiah Sebagai Aktor Laga

Cegah Serangan Jantung Mendadak, Begini Caranya untuk Mendeteksi Dini