Di tahun 2019 silam nama Tri Mumpuni berseliweran di jagat sosial media tatkala aktivis Budiman Sudjatmiko menyandingkan namanya dengan selebgram Awkarin. Ya, kala itu Budiman mengatakan bahwa 2 contoh kebaikan perempuan ada pada sosok Awkarin dan Tri Mumpuni. Tak pelak jika hal ini pun membuat netizen bertanya-tanya, ‘siapakah Tri Mumpuni ini?.’
Sempat menghilang dari peredaran, kini nama wanita asal kota Semarang yang memiliki julukan ‘wanita listrik’ itu kembali mencuat ke publik. Lantas, apa sih yang pernah Tri Mumpuni lakukan hingga namanya dicatut oleh aktivis besar sekaliber Sudjatmiko? Apa yang baru-baru ini ia lakukan hingga namanya kembali dibicarakan oleh publik? Langsung saja yuk simak ulasannya berikut.
Siapakah Tri Mumpuni?
Wanita yang lahir di tahun 1965 ini merupakan seorang pemberdaya listrik yang telah menerangi lebih dari 60 lokasi terpencil di Indonesia. Atas aksinya ini, ia telah mendapatkan beberapa penghargaan salah satunya adalah mendapat Ashden Awards Eropa di tahun 2012 silam.
Kiprah si ‘Wanita Listrik’
Seperti yang diberitakan pada sumber media sebelumnya, bahwa wanita lulusan IPB ini merupakan tokoh pengembangan listrik dengan metode tenaga mikro hidro. Metode ini bahkan telah berhasil menerangi lebih dari 60 desa terpencil dengan menggunakan air dalam skala kecil. Karena hal inilah, nama Tri pun dikenal luas bahkan hingga level internasional.

Bagi Tri yang juga bekerja bersama sang suami, listrik bukanlah satu-satunya tujuan dalam aksi yang ia lakukan. Namun, Tri berharap dengan adanya penerangan yang maju, maka desa pun mampu mengenali serta membangun peradabannya hingga menjadi lokasi yang makmur.
Menjadi muslimah berpengaruh
Menjadi ketua dari IBEKA (Insitut Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan), nama Tri turut masuk dalam daftar Muslim Berpengaruh versi The Muslim 500. Bahkan Presiden Jokowi secara langsung menyampaikan kabar gembira ini pada cuitan akun Twitternya di tahun 2018. Bersama dengan 21 wanita Muslim di penjuru dunia lainnya, Tri berhasil mengharumkan negara di bidang Sains dan Teknologi.
Tak ingin bekerja sama dengan pemerintah
Mendapatkan tawaran bantuan dari pemerintah, tak membuat Tri menyetujuinya begitu saja. Yup, agar terciptanya lingkungan yang kondusif, Tri tak ingin pemerintah ikut memberikan biaya pada programnya yang dikenal dengan nama PLTMH (Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro) tersebut.
Pesan orangtua dijaga erat
Memiliki pendidikan tinggi nyatanya tak membuat Tri lupa pada desa. Justru ia jatuh cinta dan ingin mengabdikan hidupnya dalam pembangunan desa. Hal ini tak lepas dari pesan orangtua yang disampaikan padanya dan masih diingat hingga detik ini.
BACA JUGA: Ratu Zaleha, Sosok Pejuang yang Berkat Dirinya Suku Dayak Bisa Bersatu dan Gempur Belanda
Indonesia rasanya tak pernah kurang kehabisan sosok wanita yang bisa jadi panutan. Termasuk salah satunya adalah seorang Tri Mumpuni ini. Semoga makin banyak orang-orang seperti dirinya, sehingga listrik-listrik bisa semakin mengaliri desa dan membuat peradabannya makin berkembang.