in

6 Fakta Gunung Kawi, Tempat Pesugihan Legendaris yang Dipercaya Bikin Tajir Tujuh Turunan

Gunung Kawi merupakan daerah yang sering kita kenal dengan kemistisannya. Area ini terletak di sebelah barat Kepanjen, tepatnya 53 km dari kota Malang. Di sini ini ada berbagai situs mulai dari pesarean, keraton, klenteng, serta tempat pemujaan situs-situs lainnya. Di Kawi ini juga terdapat makam tokoh penting yaitu Kanjeng Kyai Zakaria II atau juga dikenal sebagai Eyang Djoego yang tempat ziarahnya terkenal hingga ke mancanegara.

Tak hanya itu, ternyata banyak juga orang yang berdatangan untuk ngalap berkah di area pesarean Gunung Kawi ini. Mereka datang untuk meminta pesugihan, berdoa dan berziarah sehingga hal ini secara tidak langsung membuat daerah tersebut makin ramai. Apalagi dalam waktu-waktu tertentu, Gunung Kawi sudah seperti pasar malam saja. Lebih jauh soal si tempat keramat, berikut beberapa fakta lain yang akan membuatmu tercengang.

Sejarah Babat Alas Gunung Kawi

Bermula dari penasehat Pangeran Diponegoro yang bernama Kanjeng Zakaria II alias Eyang Soedjogo yang melipir ke daerah selatan Jawa Timur dan membuat pedepokan. Setelah sekian lama, beliau mengangkat dua orang murid yang bernama RM Jonet dan Ki Moeridun untuk membuka wilayah hutan sebelah selatan Gunung Kawi. Mereka berdua berbondong-bondong bersama dengan Mbah Wonosari membawa dua pusaka Kudi Caluk dan Kudi Pecok yang akhirnya menjadi daerah Gunung Kawi seperti yang kita lihat sekarang.

Gunung Kawi [Image Source]
Tempat baru tersebut menjadi tempat pengungsian dan banyak orang yang berdatangan untuk bermukim di sana dimulai dari penduduk lokal suku Jawa, luar Jawa, etnis Tionghoa bahkan sampai mancanegara. Hal inilah yang membuat kebudayaan di daerah ini menjadi unik dan terkesan nyentrik. Adanya perpaduan budaya dan suku menjadikan daerah ini terkenal dengan sebutan Klenik Jawa-China.

Mitos Pohon Dewandaru dan Air Janjam

Babat alas yang telah selesai dikerjakan membuat Eyang Soedjogo datang dan menetap di area Gunung Kawi. Tetapi tepat di malam Senin Pahing, 22 Januari 1871 beliau meninggal dunia dan hal itulah yang membuat banyak peziarah datang untuk berkunjung ke makam Eyang Soedjogo. Mereka lebih suka datang pada malam Senin Pahing yang bertepatan dengan wafatnya beliau.

Pohon Dewandaru [Image Source]
Semasa hidup beliau pernah menanam sebuah pohon yang “katanya”adalah tongkatnya. Pohon tersebut dinamakan pohon Dewandaru atau pohon Kesabaran. Dipercaya bahwa ranting, buah dan daunnya bisa menjadi jimat bagi orang yang bisa mendapatkannya. Pohon ini diyakini sebagai perlambang kedamaian dan keamanan daerah Gunung Kawi. Selain itu ada cerita tentang Air Janjam yang airnya ditaruh di sebuah kendi kuno peninggalan Eyang Soedjogo yang bisa menyembuhkan penyakit. Kira-kira benarkah? Mau nyoba membuktikan?

Ritual Spiritual Yang Kental Melekat Bagi Warganya

Tak hanya tempat yang mengandung banyak kemistisan tetapi kegiatan dan ritualnya juga tak kalah sakralnya. Ada beberapa kegiatan yang mencerminkan peringatan ritual keagamaan dan kebudayaan dimulai dari syukuran, gebyar satu Syuro, ngalap berkah di Kelenteng dan kegiatan kirab-kirab lainnya.

Gebyar satu Syuro [Image Source]
Seperti malam satu suro kemarin, area Gunung Kawi diramaikan dengan pengunjung yang berjubel untuk melihat dan melaksanakan gebyar Syuro. Tumpeng-tumpeng perayaan dan pembakaran sangkala dilaksanakan dengan iringan lagu tradisional Jawa, China dan Islam.

Bentoel Group yang Tak Jadi Bangkrut

Ternyata kemujuran dari ngalap berkah juga pernah dirasakan oleh pemilik bisnis rokok yang bernama Ong Hok Liong di tahun 1950-an. Bisnis rokoknya mengalami kemerosotan dan hampir bangkrut kala itu. Lalu ia memutuskan untuk berziarah ke daerah Gunung Kawi dan “katanya”malam harinya ia bermimpi melihat buah bentul.

Bentoel Group [Image Source]
Ia pun tergegas untuk menanyakan perihal mimpinya kepada juru kunci yang mengatakan bahwa ia harus mengganti merk rokoknya menjadi Bentoel yang kemudian Hok Liong melakukannya pada tahun 1954. Hingga kini, rokok Bentoel Group masih bertahan dan terus berkembang hingga beberapa dekade setelah kejadian itu.

Hotel Penginapan Dan Warung Kuliner Sudah Ada

Gunung Kawi yang letaknya ke arah barat dari Kepanjen ini sebenarnya ada ketimpangan sosial, dimana area wisata pesarean Gunung Kawi dan desa-desa yang ada di dekatnya, kondisi ekonominya berbeda. Jelas sekali perbedaan yang terlihat karena di area wisata spiritual ini terdapat hotel dan penginapan yang disediakan bagi para pengunjung yang ingin bermalam, sedangkan di desa-desa dekat pesarean mulai dari Bumirejo, Wonasari, Kampung Baru, Sumbergelang masih sangat sepi.  Daftar penginapan yang ada di area ini ada 16 yang didalamnya terdapat resort, hotel dan penginapan biasa dengan harga 50 ribu sampai 500 ribu per malam.

Hotel di Gunung Kawi [Image Source]
Selain penginapan juga ada warug kuliner yang menyediakan makanan-makanan dan oleh-oleh khas Gunung Kawi seperti ubi ungu kukus, jagung kukus, tebu, ronde dan sarang tawon yang sering dicari oleh pengunjung dan peziarah di pesarean Gunung Kawi. Tetapi mirisnya, tingkat pendidikan di sana masih sangat rendah, kondisi sosial dan ekonomi masih sangat dipertanyakan. Banyak anak-anak setingkat SLTP yang berseliweran di jalan-jalan, mereka tidak bersekolah dan belum ada kesadaran yang baik untuk mengenyam pendidikan yang tinggi.

Pengemis Memanfaatkan Peluang Karena Peziarah yang Banyak Berdatangan

Tak hanya warga desanya yang kurang memperhatikan pendidikan, ternyata pemandangan kurang sedap juga ada di daerah pesarean Gunung Kawi. Banyak pengemis yang berkeliaran untuk meminta-minta kepada pengunjung yang datang. Pengemis tersebut jumlah ratusan dari orang tua hingga anak-anak yang bertebaran di semua area pesarean Gunung Kawi.

Pengemis anak-anak [Image Source]
Kemungkinan itu adalah mata pencaharian mereka, namun sangat disayangkan karena pengemis yang masih berusia belia tersebut juga ikut meminta-minta. Usia mereka adalah usia-usia emas untuk belajar, bermain dan menikmati bangku sekolah agar masa depan mereka pun lebih cerah dan memiliki impian yang tinggi.

Begitulah 6 fakta daerah Gunung Kawi yang terkenal dengan ritual pesugihannya sampai bikin kaya tujuh turunan. Tak hanya itu, berkunjung disana juga memberikan banyak pengetahuan bagi kita. Pengetahuan sejarah, toleransi, adat budaya, tradisi berbagai etnis membuat perpaduan indah dipandang mata. Kamu yang belum kesana, wajib  datang biar kita tak lupa akan kebudayaan yang dimiliki oleh warga timur khususnya yang menjunjung tinggi adat ketimuran. C’mon Guys!

Written by Halwa

Penulis lepas yang suka travelling. Dengarkan apa yang mereka katakan sebagai hikmah, jangan hanya lihat siapa yang mengatakannya.

Leave a Reply

5 Negara yang Sangat Cinta Mati dengan Mie Instan Indonesia, Bahkan Sampai Mau Diklaim

Iniloh Perbandingan Kekayaan Kim Jong Un VS Donald Trump, Dijamin Bikin Melongo