orangutan di hutan
Perkebunan sawit adalah masalah paling pelik yang dihadapi oleh banyak negara berhutan lebat. Bagaimana tidak, untuk membuka lahan sawit yang luas, setidaknya hutan harus ditebang, dibakar dan diratakan dengan tanah. Setelah itu semua selesai maka tanah bisa segera ditanami banyak bibit sawit yang akan berbuah banyak beberapa tahun ke depan.
Anda pasti ingat betul kasus kabut asap yang menimpa Indonesia beberapa saat lalu. Kejadian itu adalah salah satu contoh nyata betapa perkebunan sawit begitu merusak lingkungan. Sayangnya, banyak orang penting atau bahkan politikus di belakang semua itu hingga kasus kebakaran tak bisa diusut dengan tuntas. Berikut fakta miris lainnya yang menyebabkan banyak orangutan dan hewan lain mati dengan mengenaskan.
Data yang dihimpun oleh Wolrd Wildlife Fund mengungkap fakta mengejutkan tentang industri kelapa sawit di Indonesia. Dewasa ini Indonesia memiliki lahan lapang yang bukan merupakan hutan seluas 20 juta hektare. Lahan-lahan itu potensial untuk dibuat perkebunan sawit. Sayangnya, para pengusaha lebih memilih hutan yang masih alami.
Pada awal abad ke-20, jumlah ekspor kelapa sawit yang berada dari kawasan Asia Tenggara hanyalah 250.000 ton. Jumlah itu meningkat tajam hingga pada tahun-tahun terakhir ini mencapai 60 miliar ton atau naik 240.000 kali lipat dari sebelumnya. Kenaikan ini juga berdampak pada penurunan jumlah hutan di dunia.
Pembukaan lahan kelapa sawit meningkatkan pelanggaran HAM yang ada di Indonesia. Setidaknya 15-20 juta orang tinggal di kawasan hutan yang ada di Kalimantan dan Sumatra. Adanya pembukaan lahan tentu harus mengusir mereka. Pada tahun 2011 lalu salah satu perusahaan kelapa sawit besar di Indonesia melakukan perataan lahan dengan meratakan 40 rumah penduduk.
Populasi hewan seperti Harimau Sumatra, Gajah Sumatra, dan Orangutan menurun setiap tahunnya. Di hutan kawasan Sumatra, harimau dianggap sebagai hama yang akan merugikan manusia. Akhirnya untuk pembukaan lahan, mereka diburu habis-habisan hingga saat ini populasinya semakin menurun, bahkan nyaris punah. Gajah pun juga bernasib sama, mereka diburu dan diambil gadingnya yang berharga.
Dengan tingkat perusakan hutan yang sangat besar saat ini. Diprediski jika di tahun 2020-an hutan tropis di kawasan Indonesia dan Malaysia akan habis lebih dari 95%. Jika pemerintah tak segera menanggulanginya, hewan di hutan akan punah dan Indonesia menjadi negara gundul karena hutannya raib berubah menjadi perkebunan sawit.
Inilah lima fakta miris tentang perkebunan kepala sawit yang bisa membuat orangutan atau bahkan kita semua menangis. Perusakan yang sangat parah di hutan Indonesia ini membuatnya tidak akan bertahan lama. Biasa jadi anak cucuĀ kita kelak tak bisa melihatnya.
Kontroversi tambang nikel di kawasan Raja Ampat kini menemui titik terang. Usai jadi perdebatan di…
Konflik Palestina-Israel menemui babak baru. Aktivis lingkungan kondang, Greta Thunberg, memutuskan turun gunung untuk membantu…
Kebiasaan netizen Indonesia, selalu ingin mencoba sesuatu yang viral, termasuk saat menyerbu Dusun Garung untuk…
Hari Raya Kurban atau Idul Adha tahun ini sudah di depan mata. Momen yang sangat…
Presiden RI Prabowo Subianto bikin kaget rakyat Indonesia. Hal ini berhubungan dengan pernyataannya, yaitu bahwa…
Belum apa-apa, Danantara sudah kena gosip miring. Salah satu orang yang diharapkan segera bergabung dengannya…