Setelah lahir Konferensi Meja Potlot dan RUU Permusikan disepakati untuk dibatalkan, rupanya permasalah antara Jerinx SID dan Anang Hermansyah belum sepenuhnya selesai. Batal debat di televisi dan radio beberapa waktu lalu membuat keduanya belum bertemu secara langsung dan menyelesaikan apa yang belum diselesaikan. Alhasil, Anang Hermansyah dan Ashanty bertandang
ke Bali untuk menemui Jerinx SID secara langsung. Melalui instagram story-nya baik Anang, Ashanty, maupun Jerinx mengunggah kebersamaan mereka. Namun, Jerinx malah mencuit di twitter setelahnya, menyatakan pertemuannya dengan Anang masih tak menemui titik temu dan foto yang diposting hanyalah pencitraan. Tak lepas dari itu, sama-sama menjadi musisi legendaris di tanah air, begini beda perjalanan karier Jerinx SID dan Anang Hermansyah.
Bermusik untuk senang-senang vs bergabung dalam sanggar
Beda tahun debut tak membuat perbandingan yang signifikan dalam karier Jerinx dan Anang. Memulai kariernya di tahun 1989 ketika masih menjadi mahasiswa, Anang bergabung dalam sanggar Doel Sumbang, seorang pemain teater di Jawa Barat. Ia lalu membentuk band bernama Kidnap Katrina dan hijrah ke Jakarta. Masuk dalam lingkungan Gang Potlot membuat dirinya semakin yakin akan jalur di dunia musik yang ditempuhnya.
Berbeda dengan Anang, pemilik nama lengkap I Gede Ari Astina tinggal di Bali sepanjang hayatnya. Ia tak bergabung dalam sanggar, hanya mengumpulkan orang untuk bermain musik bersama. “Waktu itu kami main musik buat nyari bir sama makan gratis aja,” ungkap Jerinx, dikutip dari hai.grid.id. Tak ayal jika dirinya disebut indie alias Independent bersama SID.
Karyanya mulai dikenal banyak orang
Kuta Rock City, Jika Kami Bersama, Sunset di Tanah Anarki adalah karya-karya Superman is Dead (SID) yang telah mendunia. Jerinx menceritakan perjalanannya ketika memulai menjual albumnya bersama Eka Rock dan Boby Kool lewat jalur indie—mendistribusikan pada distro-distro seluruh Bali, tetapi tak pernah dapat untung karena karyanya terjual habis, uang tak sampai.
Jerinx dan dua rekannya lalu bergabung bersama label Sony Music Entertainment hingga karyanya menyebar luas ke seluruh Indonesia, terbukti dengan banyaknya anggota fandom Outsider di setiap kota. Sedangkan Anang, dari awal berkarya sudah menempuh jalur non-indie. Setelah meluncurkan album self-titled bersama Kidnap Katrina, ia pun bersolo karier.
Cobaan dari panggung ke panggung
Bukan tanpa cobaan, Jerinx SID dan Anang Hermansyah juga manusia yang tak sempurna, pasti ada luputunya. Ketika manggung di Medan, Jerinx dan SID sempat dilempari botol berisi air kencing oleh para penonton, sebab mereka menolak keberadaannya manggung. Komunitas punk Medan menuding SID mengkhianati arti punk sebenarnya ketika bergabung dengan label.
Sedangkan Anang harus berhenti bernyanyi bersama sang istri, Krisdayanti karena perceraian keduanya. Namun, cobaa Anang tak berlangsung lama juga, ia kemudia bertemu dengan Syahrini yang menjadi partner duetnya, hingga Ashanty yang berakhir menjadi istri.
Sepak terjang konser di luar negeri
Bisa dibilang, SID adalah salah satu band yang terkenal di luar negeri, tapi tidak di negeri sendiri. Semenjak Indonesia hanya mengakui genre lagu pop dan dangdut yang bisa tayang di televisi, banyak band yang terkikis dan akhirnya secara independen mencari panggungnya sendiri, termasuk SID. Meski begitu, mereka telah melalukan tur ke Amerika Serikat dan Eropa pada tahun 2017, bukan diundang oleh TKI, pula.
Anang juga pernah konser di luar negeri, ketika masih menjadi teman duet Syahrini. Mereka melakukan konser di Hong Kong dan beberapa negara Asia Tenggara lainnya. Sayang banget, ketika sudah berganti teman duet Anang belum sempat konser di luar negeri lagi.
BACA JUGA: Setelah Jerinx SID Debat dengan Ashanty, 267 Musisi Ini Juga Menolak RUU Permusikan
Sayang sekali jika hingga hari ini belum ada titik temu dalam problema Jerinx SID dan Anang Hermansyah. Sebab, mau sampai kapan genre dan musisi di Indonesia terkotak-kotakkan?