in

Peringatkan Seorang Nenek Demensia di Transjakarta, Sah atau Ganggu Privasi Orang Lain?

Fenomena yang terjadi di masyarakat seluruh Indonesia sekarang sudah bisa kita ketahui bersama, dalam waktu yang singkat pula. Hal ini bukan hanya terjadi karena media konvensional seperti televisi, radio, atau koran, tetapi juga media sosial. Maraknya penggunaan aplikasi WhatsApp dan Instagram di kalangan masyarakat Indonesia menjadi salah satu pemicunya.

Beberapa hari lalu, video seorang petugas Transjakarta memperingatkan seorang penumpang tua renta menjadi viral. Pasalnya, nenek penumpang ini duduk dengan cara yang tidak wajar—yaitu jongkok di kursi yang telah disediakan. Sebagai petugas Transjakarta yang taat aturan, A (nama disamarkan) menegur sang penumpang sesuai prosedur yang ada.

Video berdurasi satu menit yang diunggah oleh akun gosip @lambe_turah itu dibuka dengan sebuah lemparan, yang entah apa itu bentuknya, dari sang nenek penumpang kepada petugas Transjakarta (A). Hal ini pun dibalas oleh A dengan “bahaya duduk begitu bu.” Tak terima, nenek penumpang terus-terusan mengumpat dengan menggunakan kata “setan” kepada petugas Transjakarta. Ketika ditanya kembali oleh A di mana nenek tersebut akan turun, A pun tak mendapat jawaban melainkan kata-kata ketus. Hal ini pun membuat para penumpang Transjakarta yang lain menjadi tidak nyaman. Di sisi lain, sang nenek penumpang pun merasa tidak nyaman pula dengan petugas Transjakarta (A) yang merekam kejadian tersebut. Ia merasa tersinggung dan marah, sehingga A beralasan dirinya tidak mendokumentasikan momen itu. Hingga akhir video, tidak diketahui kelanjutan nasib nenek penumpang dan A. Apakah nenek tersebut berhasil turun di halte busway Harmoni ataukah masih mendekam dalam bus yang sama.

Komentar Netizen Pro Nenek Penumpang

Hal ini lagi-lagi menuai pro dan kontra dari netizen yang melihat videonya. Banyak yang bilang bahwa nenek penumpang itu sudah berkali-kali ditemui oleh warga Jakarta yang seringkali menggunakan transportasi umum. Tak hanya Transjakarta, tetapi juga commuter line (KRL). Pengguna instagram bernama @kikiamalia17 menyatakan “iyaa iyaa nenek2 yg kita ketemu di kereta pas pulang dari bogor kan yaa? Maklumi aja faktor usia jdi wajar kalo sensitif, jdi musti sabar, kasihan jg liatnya..!” Ada pula netizen yang beranggapan bahwa nenek penumpang itu menderita demensia atau pikun, istilah yang lebih populernya. Sehingga, kurang pantas jika petugas Transjakarta sekalipun memperlakukan nenek yang menderita gangguan kesehatan seperti itu. Netizen bernama @archiestar77 berkomentar “gak usah direkam sih. kalo mmg sering naik TJ dan kelakuannya begini mending dikasih warning dr awal aja. diselesaikan sblm beliau naik TJ. gak usah rekam2 segala. namanya jg org tua, kdg kan out of mind.

 

Komentar Netizen Pro Petugas Transjakarta

Namun, jika dilihat dari sudut pandang A alias petugas Transjakarta yang harus mengikuti prosedur yang ada, beda lagi ceritanya. Pandangan dari pengguna instagram bernama @ggcempaka menjelaskan bahwa petugas Transjakarta juga sudah sepatutnya menegur, karena jika ada hal yang tak diinginkan terjadi pada nenek penumpang, petugas Transjakarta lah yang disalahkan karena tak memperingatkan penumpang. Selain itu, @putrihsn.m juga berkata jika penumpang tidak mau mengikuti prosedural yang sudah ditentukan oleh Transjakarta, ya bikin saja transportasi sendiri.

Nenek Penumpang vs Petugas Transjakarta

Kalau menurut pandangan penulis, sih, memang kurang sopan bagaimana A sebagai petugas Transjakarta mengingatkan nenek penumpang sembari merekam kejadiannya. Namun, ada baiknya juga video ini viral, karena siapa tahu salah satu keluarga atau kerabat dekat sang nenek adalah pengikut instagram akun gosip @lambe_turah. Melihat video yang berisi sang nenek marah-marah, mungkin akhirnya mereka akan berinisiatif untuk lebih menjaga sang nenek agar bisa diberi terapi sehingga hidupnya akan lebih damai. Kasihan juga jika marah-marah terus karena usianya tak lagi muda. Kalau menurut kalian atas kasus ini bagaimana, Saboom? Apakah sah-sah saja menegur nenek penumpang sembari merekam kejadiannya atau malah mengganggu privasi orang lain?

Written by Harsadakara

English Literature Graduate. A part time writer and full time cancerian dreamer who love to read. Joining Boombastis.com in August 2017. I cook words of socio-culture, people, and entertainment world for making a delicious writing, not only serving but worth reading. Mind to share your thoughts with a cup of asian dolce latte?

Leave a Reply

Fakta Kartika Sari Dewi, Anak Soekarno yang Jarang Didengar tapi Punya Prestasi Luar Biasa

Mengenal Angkasa Nauli, Agama yang Dipercaya Bisa Berbicara dengan Para Roh Halus