in

Perbandingan Jet Tempur T-50 dan Su-35 Rusia yang Katanya Akan Dibeli oleh Indonesia

Kabar Indonesia yang akan meneruskan negoisasi rencana pembelian Sukhoi Su-35 sempat muncul kembali saat Prabowo Subianto bertemu dengan Menhan Rusia Sergey Shoygu di Moskow, Rusia. Sebelumnya, jet tempur generasi 4 ++ itu kerap santer dibicarakan akan segera dibeli oleh Indonesia.

Selain Sukhoi Su-35 yang diminati oleh Indonesia, Rusia juga telah mengembangkan Sukhoi T-50 / PAK FA (Su-57) yang merupakan versi tertinggi dari varian Shukoi yang ada. Bahkan, kecanggihan yang dimilikinya bakal menjadi pesaing berat F-22 Raptor dan F-35 Lightning II buatan AS. Lantas, seperti apa perbandingan antara keduanya?

Sekilas tentang T-50 PAK FA dengan Su-35

Kelahiran Sukhoi T-50 / PAK FA merupakan jawaban bagi Rusia untuk menandingi superioritas jet tempur generasi kelima buatan AS seperti F-22 Raptor dan F-35 Lightning II. Dikembangkan untuk pertempuran dan superioritas di udara, T-50 akan dilengkapi beragam teknologi canggih yang melampaui varian Shukoi yang pernah ada sebelumnya. Bisa dibilang, T-50 adalah jet tempur generasi kelima terbaru milik Rusia.

Dalam pembangunannya, Su-35 sejatinya telah menggunakan badan pesawat dengan struktur bahan penyerap radar (Radar Absorbent Materials – RAM). Itu artinya, jet tempur ini punya kualitas siluman yang tak terdeteksi oleh radar. Tak salah bila varian dari Su-27 yang telah ditingkatkan kemampuannya ini dijuluki sebagai pesawat generasi 4 ++. Kecanggihannya pun tak jauh berbeda dengan apa yang dimiliki oleh T-50 PAK FA.

Kecanggihan teknologi dan sistem persenjataan yang dimiliki kedua jet

Untuk T-50 PAK FA, ada beberapa peningkatan yang diberikan untuk mendapatkan performa tertinggi dari varian Shukoi sebelumnya. Dilansir dari Id.rbth.com (21/12/2016), jet tempur siluman itu akan menggunakan mesin Al-41 yang dimodernisasi, meriam 9-A1-4071K kaliber 30 mm, dan bom berdaya ledak tinggi OFZAB-500 yang pernah diuji coba di Suriah.

Sementara untuk Su-35, teknologi yang dimilikinya berada sedikit di bawah jet tempur generasi kelima dan jauh lebih superior dibanding teknologi F-16 dan F-18 buatan AS. Menurut Air Force Technology yang dikutip dari Id.rbth.com (13/05/2015), Su-35 sanggup melesat dengan kecepatan 2.390 kilometer per jam (Mach 2,25). Untuk persenjataan, jet tempur generasi 4++ ini mampu menggotong misil seperti R-27ER, E-27ET, R-73, Kh-29T, Kh-31P, Kh-59M, dan Kh-35U.

Kelemahan dari T-50 PAK FA dan Su-35

Meski terlihat superior, T-50 PAK FA yang juga dikenal sebagai Sukhoi Su-57 Felon itu masih memiliki beberapa kekurangan. Salah satunya adalah insiden jatuhnya jet tempur siluman itu saat menjalani sesi uji coba terbang. “Su-57 jatuh selama penerbangan uji coba 111 kilometer dari lapangan terbangnya,” ujar United Aircraft Corporation (UAC), seperti dikutip oleh kantor berita RIA Novosti. Kegagalan sistem kendali pesawat (aircraft kontrol sistem) diduga jadi penyebab jatuhnya pesawat.

Meski tak banyak, kekurangan Su-35 justru terletak pada kurangnya pod penargetan yang serupa dengan pesawat buatan Lockheed Martin dan Northrop Grumman AS. Alhasil, Su-35 harus menggunakan radar miliknya saat menargetkan sasaran dari udara ke permukaan. “Kurangnya pod penargetan dianggap sebagai kelemahan utama angkatan udara Rusia,” ucap peneliti Center for Comprehensive European and International Studies at Moscow’s Higher School of Economics, Vasily Kashin yang dikutip dari National Interest.

BACA JUGA: Jaga Langit Indonesia, 5 Teknologi Shukoi Su-35 Ini Dijamin Bikin Musuh Ketar-ketir

Meski dari sisi teknologi T-50 PAK FA lebih canggih, toh hal tersebut tak terlalu berpengaruh pada Su-35 yang sejatinya juga memiliki kelebihannya sendiri. Yang jelas, rencana Indonesia untuk membeli Su-35 sudah tepat. Terlebih, negara tetangga seperti Singapura juga dikabarkan akan membeli satu skuadron jet tempur generasi kelima, F-35 buatan AS.

Written by Dany

Menyukai dunia teknologi dan fenomena kultur digital pada masyarakat modern. Seorang SEO enthusiast, mendalami dunia blogging dan digital marketing. Hobi di bidang desain grafis dan membaca buku.

Leave a Reply

Al-Ula, Situs Angker di Arab Saudi yang Dipercaya Masyarakat Sebagai Surganya Para Jin

Tak Selamanya Aman, Begini Potensi Bahaya yang Bisa Ditimbulkan oleh Wajan Anti-lengket