in

Musim Hujan Waspadai Leptospirosis! Penyakit karena Banjir yang Dibawa oleh Tikus

Hingga saat ini, hujan deras masih terus turun, sehingga banjir menggenangi beberapa wilayah di Jakarta. Tim Basarnas memang sudah turun tangan, sebanyak puluhan ribu warga sudah diungsikan ke tempat yang dianggap aman. Namun, ada sebagian mereka yang masih bertahan naik ke lantai 2 rumah atau atap.

Sebagai informasi tambahan, banjir ini tidak hanya membuat manusia saja yang mengungsi tapi juga binatang, seperti tikus. Keberadaan tikus sendiri bisa menjadi ancaman karena ia bisa menyebabkan penyakit yang dinamakan Leptospirosis. Apa itu? Yuk, kita ulas dalam uraian berikut ini!

Apa itu Leptospirosis?

Tikus terjebak dalam banjir [sumber gambar]
Melansir tirto.id, Leptospirosis disebabkan oleh bakteri Leptospira dan ditularkan oleh kotoran atau kencing hewan, khususnya hewan pengerat. Nah, di Indonesia, tikus merupakan hewan pengerat yang paling lumrah dijumpai tinggal di sekitar tempat tinggal manusia. Ya, buktinya saja, banjir beberapa hari yang lalu ada tikus yang terjebak di atas sandal, pagar rumah, dan berbagai tempat lain.

Gejala yang ditimbulkan oleh Leptospirosis

Banjir yang menggenang [sumber gambar]
Nah, sayangnya penyakit Leptospirosis ini tidak begitu menimbulkan gejala yang spesifik. Gejala ini pun muncul dalam jangka waktu 5 hingga 14 hari setelah infeksi. Nah, si penderita akan merasakan demam, menggigil, flu, diare dan muntah, nyeri otot punggung bagian bawah dan betis, sakit kepala, ruam, serta mata merah dan iritasi. Nah, kalau sudah merasakan tanda-tanda seperti di bawah ini, maka segeralah pergi ke dokter.

Tata cara pengobatan Leptospirosis

Banjir Jakarta [sumber gambar]
Leptospirosis ini sendiri dibagi menjadi dua jenis, ringan dan berat. Penyakit yang ringan adalah yang bisa sembuh dengan sendirinya. Sedangkan yang berat, bisa ditandai dengan sakit yang berkepanjangan dan infeksi menjalar ke organ vital. Dilansir tirto.id, untuk kasus-kasus ringan, dokter mungkin meresepkan antibiotik seperti doksisiklin atau penisilin. Sementara pasien dengan Leptospirosis berat perlu menghabiskan waktu di rumah sakit. Mereka akan menerima antibiotik secara intravena. Jika Leptospirosis sudah jenis berat, maka mereka mungkin harus dirawat secara intensif di rumah sakit.

Cara pencegahan Leptospirosis

Pakai baju pelindung [sumber gambar]
Leptospirosis ini tersebar di air-air yang menggenang karena banjir. Untuk langkah pencegahannya, kamu bisa turun ke banjir dengan menggunakan pelindung yang memadai, seperti sepatu boots dan baju pelindung. Pastikan juga kamu tak memiliki luka –karena bakteri akan masuk ke dalam luka tersebut. Pastikan pula untuk selalu minum air yang dimasak serta tertutup, mencuci tangan setelah menangani hewan atau memegang produk hewani. Mandi dan bersihkan tubuh setelah berenang atau masuk ke dalam area banjir.

BACA JUGA: 5 Kejadian yang Hebohkan Masyarakat Saat Banjir Besar Melanda DKI Jakarta dan Sekitarnya

Meski tidak menimbulkan gejala yang jelas, namun kamu harus tetap hati-hati dan pastikan bahwa apa yang kamu pegang, makan, adalah sesuatu yang bersih. Pastikan pula yang bersih-bersih badan setelah keluar dari area yang terdampak banjir. Karena, Leptospirosis ini bisa saja menjadi penyakit yang serius jika tidak mendapat penanganan yang serius.

Written by Ayu

Ayu Lestari, bergabung di Boombastis.com sejak 2017. Seorang ambivert yang jatuh cinta pada tulisan, karena menurutnya dalam menulis tak akan ada puisi yang sumbang dan akan membuat seseorang abadi dalam ingatan. Selain menulis, perempuan kelahiran Palembang ini juga gemar menyanyi, walaupun suaranya tak bisa disetarakan dengan Siti Nurhalizah. Bermimpi bisa melihat setiap pelosok indah Indonesia. Penyuka hujan, senja, puisi dan ungu.

Leave a Reply

Panas Soal Klaim Wilayah Natuna, Begini Perbandingan Militer Indonesia dan China Saat Ini

Nggak Hanya Ketika Banjir, Ini 5 Momen Anies Baswedan Jadi Bahan Gibah Netizen