Kehidupan narapidana dan penjara mungkin terlalu suram untuk dibayangkan. Tapi, di balik itu ada banyak fakta menarik untuk diketahui. Ya, kehidupan penjara jelas kerasnya ampun-ampunan. Yang tadinya sangar, bisa tobat. Meski nyatanya ada juga yang bahagia-bahagia saja di dalam penjara? Kok bisa?
Bahkan salah satu penjara-penjara tersebut ada juga yang disebut sebagai penjara terbebas di dunia. San Pedro memiliki penjara yang berbeda dari penjara yang lain. Narapidana dapat hidup bebas walaupun dalam penjara. Kok bisa ya? Ingin tahu apa saja fakta-fakta yang ada di balik penjara San Pedro?
Eksistensi penjara San Pedro awalnya dikenal dari Rusty Young, seorang penulis buku berjudul Marching Powder dan diterbitkan pada tahun 2003. Dalam bukunya, ia menggambarkan sosok Thomas McFadden, seorang yang menjadi narapidana Inggris. Nama Thomas semakin populer setelah menawarkan wisata penjara bagi wisatawan. Pada tahun 2007, buku lain yang berjudul El Choco juga diterbitkan. Dalam bukunya, Jonas Anderson dari Swedia juga menawarkan perjalanan tur bertema penjara pada seluruh pelancong. Ini karena kehidupan di dalamnya yang unik. Judulnya penjara, tapi di dalamnya lebih humanis dari sel tahanan kelas kakap sekalipun.
Di sini, para narapidana harus membeli sel mereka sendiri dari narapidana lainnya. Aneh kan? Usut punya usut ini karena penjara yang awalnya menampung 250 tahanan tersebut tidak dijalankan petugas berseragam seperti biasanya. Jadi segala urusan di sana ya dibicarakan dengan yang sudah tinggal di tempat itu. Kenyamanan hidup di dalamnya juga jauh dari kata tak layak. Daerah terkaya “La Posta” memberikan penjara delapan sektor ini fasilitas dapur, kamar mandi pribadi, televisi kabel dan bak mandi air panas. Harga jual berkisar antara 1.500 sampai 1800 Dolar Amerika pada tahun 2008 lalu.
Bagaimana cara tahanan ini bertahan hidup? Untuk membeli keperluan sehari-hari, tahanan penjara yang terletak di La Paz-Bolivia ini bekerja layaknya di luar penjara. Ada juga tahanan yang membuka jasa salon, jasa kios, menjual kerajinan dan mendirikan toko-toko kecil. Di samping itu, beberapa dari mereka juga menawarkan jasa kepada narapidana dan petugas lainnya seperti menawarkan jasa cuci baju, semir sepatu atau yang lainnya. Untuk itulah lokasi ini lebih mirip kampung daripada penjara karena Penjara San Pedro hanya menerapkan sistem penjara mandiri. Bahkan makanan pun tidak disediakan di tempat ini.
Karena aturan yang longgar, hukum tidak terlalu ketat di wilayah ini. Banyak pendapat yang mengatakan bahwa anak-anak dan remaja tidak direkomendasikan tinggal di lingkungan tersebut. Jelas saja penjara San Pedro bukan wilayah yang aman karena pada kasus-kasus tertentu masih ada pembunuhan di malam hari dan pencurian di mana-mana. Tidak hanya itu saja, lokasi ini juga sering menjadi tempat transaksinya barang-barang gelap seperti narkoba, dan lain-lainnya. Kejahatan masih terjadi di tempat ini dikarenakan polisi dan aparat keamanan tidak berkeliaran dan ikut campur dalam permasalahan penjara San Pedro. Pengelolaan penjara dikuasai oleh pemimpin tahanan yang dipilih oleh tahanan lainnya. Mungkin karena itu juga wilayah ini berhasil dikuasai oleh para gangster dan mafia.
Di Indonesia mungkin ada sih gaya hidup penjara semacam ini. Tapi sebebas-bebasnya penjara, hidup di sana tidak pernah enak. Jangan bayangkan jadi jagoan seperti di film-film gangster, karena pada akhirnya realita bisa membuat manusia jungkir balik lebih dari itu.
Jakarta banjir, sudah menjadi “acara” tahunan yang membuat banyak warga menjadi lebih “santuy” saat menghadapinya.…
Siapa sangka sebuah pijatan yang bisa merelaksasi dan menyembuhkan penyakit pada orang dewasa, bisa berujung…
Nama selebgram Chandrika Chika terseret pada kasus penyalahgunaan narkoba yang baru-baru ini terungkap. Tidak sendirian,…
Mendapat tunjangan hari raya (THR) dari perusahaan atau tempat kita bekerja, memang sudah biasa. THR…
Kabar duka datang dari keluarga besar Stand Up Comedy Indonesia. Priya Prayoga Pratama atau lebih…
Kecelakaan maut terjadi di Tol Jakarta-Cikampek, Karawang, Jawa Barat, tepatnya pada Km 58, pada hari…