in

Dimasukkan Lemari Hingga Disemen, 4 Kasus Ini Menandakan Indonesia Darurat Pembunuhan

Dalam beberapa bulan ini, berita tentang pembunuhan memenuhi aman utama berbagai media. Melenyapkan nyawa dirasa sangat mudah dan tanpa masalah. Sebut saja dari bunuh diri satu keluarga di Palembang, atau pembunuhan satu keluarga Bekasi yang dilakukan oleh kenalan terdekat beberapa waktu lalu.

Belum juga habis pemberitaan tersebut, kini kasus pembunuhan kembali terjadi di Jakarta Selatan. Sang pelaku tak segan-segan menghabisi korban dan menyembunyikannya di dalam lemari. Tak hanya itu sebenarnya, beberapa kasus ini juga menandakan bahwa Indonesia sangat darurat pembunuhan.

Pembunuhan wanita dalam kardus

Kasus pembunuhan ini terjadi di Medan, Sumatera Utara pada Juli 2018 lalu. Korban bernama Rika Karina, ditemukan meninggal di dalam kardus di atas sepeda motor oleh seorang penjual martabak keliling. Pembunuhan ini terjadi karena hal sepele, pelaku inisial H marah karena kosmetik yang ia pesan belum juga datang, sedangkan uang 4,2 juta sudah diterima oleh korban. Merasa marah, H mendatangi rumah Rika.

Jenazah dalam kardus [Sumber gambar]
Keduanya sempat adu mulut sebelum H akhirnya membacok korban dengan pisau, mengiris pergelangan tangannya sampai meninggal. Lebih brutal lagi, jenazah Rika dimasukkan ke dalam plastik belanja berukuran besar, dibungkus kardus dan dilakban lalu dibuang. Atas tindakannya tersebut, pelaku kejahatan akhirnya dibekuk oleh Polda Sumut di rumahnya dua hari setelah kejadian.

Pembunuhan gadis dalam karung

Pada Juli lalu, seorang perempuan asal Tanjungpinang, Riau ditemukan meninggal mengapung di dalam karung. Jasad janda bernama Supartini ini dibunuh oleh kekasihnya sendiri. Dilansir dari berbagai sumber, Supartini meninggal dalam keadaan hamil dan dibunuh oleh pacarnya bernama Nasrun. Sebelum dihabisi, korban terlebih dahulu diajak bertemu di SD Teladan pada malam harinya.

Jenazah dalam karung [Sumber gambar]
Nasrun yang membawa mobil kemudian membunuh Supartini di area perkebunan. Saat ditemukan, jenazahnya yang sudah bengkak diperkirakan dua hari tenggelam. Di wajah korban ditemukan luka sayat, serta tubuh memar bekas dipukul benda tumpul. Jenazah juga ditemukan dalam keadaan terikat di dalam karung yang diisi oleh pemberat.

Mayat yang ditemukan di dalam coran semen

Selain dibunuh dengan tragis, pelaku kali ini juga menghilangkan jejak korban dengan memasukkannya ke dalam coran semen. Peristiwa yang terjadi pada awal tahun ini memakan korban bernama Fitria Anggraeni. Sehari-harinya, Fitria bekerja sebagai pemandu karaoke di daerah wisata Nglimut, Kendal. Penghasilan tak seberapa membuat ia harus berhutang pada pelanggannya.

Pelaku dan kamar mandi tempat mayat dicor [Sumber gambar]
Namun, uang 500 ribu yang ia pinjam dari pelaku inisial DPS ternyata membuat nyawanya melayang. Karena tak kunjung membayar, pelaku akhirnya membunuh korban, semua hartanya diambil, dan puncaknya jenazah Fitri dimasukkan ke dalam coran semen. Kejadian tersebut terungkap polisi karena pelaku juga terjerat kasus pembegalan, sehingga membuat ia mengakui serangkaian kesalahannya –termasuk membunuh Fitria.

Jasad pemandu lagu yang dimasukkan ke dalam lemari

Yang teranyar adalah temuan kasus pembunuhan pemandu karaoke inisial CIP di Jakarta Selatan (20/11). Mayat wanita berusia 22 tahun itu ditemukan membusuk di dalam lemari. Hal ini terkuak karena kecurigaan warga yang mencium bau busuk dari kamar kos di Jalan Mampang Prapatan VIII. Karena penasaran mereka menelusuri sumber bau tersebut, dan hasilnya, Iin ditemukan sudah meninggal dunia.

Jenazah dalam lemari [Sumber gambar]
Pelaku pembunuhan  YAP dan R saat ini sudah dibekuk polisi. Keduanya adalah teman CIP yang sebelumnya terlibat adu mulut, karena tersinggung pelaku kemudian memukul kepala Iin dengan palu hingga tewas.

BACA JUGA: 6 Pembunuh dan Peneror Sadis Dunia, Ternyata Masih Muda

Empat kejadian di atas semua terjadi dalam di tahun 2018. Hanya karena masalah yang sebenarnya bisa diselesaikan baik-baik, pelaku malah nekat menghabisi nyawa orang lain. Keempat kasus ini cukup menunjukkan kalau Indonesia darurat pembunuhan, nyawa sudah dinilai tak berharga lagi.

Written by Ayu

Ayu Lestari, bergabung di Boombastis.com sejak 2017. Seorang ambivert yang jatuh cinta pada tulisan, karena menurutnya dalam menulis tak akan ada puisi yang sumbang dan akan membuat seseorang abadi dalam ingatan. Selain menulis, perempuan kelahiran Palembang ini juga gemar menyanyi, walaupun suaranya tak bisa disetarakan dengan Siti Nurhalizah. Bermimpi bisa melihat setiap pelosok indah Indonesia. Penyuka hujan, senja, puisi dan ungu.

Leave a Reply

Demi Kemajuan Kotanya, Tri Rismaharini Rela Lakukan 5 Hal Ini

Sisi Lain Blackpink, Girlband Kece Sekaligus Penyelamat Nama Besar YG Entertainment