in

Panah Wayer, Senjata Tradisional Beracun yang Bikin Resah Masyarakat Indonesia

Maraknya penggunaan panah Wayer dalam perkelahian di beberapa daerah di Indonesia semakin meresahkan. Sejak tahun 2012 hingga kini, kerusuhan di beberapa daerah, termasuk Manado dan Timika, menggunakan panah Wayer sebagai senjata. Dan kasus baru yang terkait panah Wayer terjadi di Manado pada 15 Januari 2017 lalu. Tepatnya di Kecamatan Tuminting Manado, seorang lelaki tertancap panah Wayer di bagian dada saat terjadi kerusuhan antar kelompok pemuda.

Panah Wayer adalah salah satu senjata mematikan yang digunakan di berbagai daerah di Indonesia. Senjata yang bisa dilesatkan dari jarak jauh ini sudah memakan banyak korban. Nah, seperti apa senjata Panah Wayer yang mulai meresahkan ini? Berikut ulasannya.

Awalnya Senjata di Daerah Konflik

Istilah panah Wayer banyak disebut kalangan masyarakat mulai sekitar tahun 2000-an. Konon, senjata ini pertama kali dipakai saat perang di beberapa daerah konflik. Salah satu daerah yang menjadi tempat panah Wayer adalah Kabupaten Nabire, Papua.

Panah Wayer yang Disita Kepolisian Manado [image: source]
Hingga selang beberapa waktu, senjata yang bisa dibuat sendiri oleh masyarakat ini menyebar ke berbagai daerah, termasuk Manado. Hingga kini, tidak diketahui dengan pasti siapa orang membuat panah Wayer untuk kali pertama.

Senjata Tajam yang Mematikan

Panah Wayer merupakan satu dari sekian jenis benda tajam yang mematikan. Senjata ini banyak digunakan karena kemampuan melesat dari jarak jauh yang memungkinkan pemakai tidak diketahui korbannya. Panah ini terdiri dari dua bagian yaitu anak panah dan pelontar yang berbentuk menyerupai ketapel. Ujung anak panah terbuat dari besi yang dibentuk runcing. Bagian ujungnya disematkan tali plastik yang diurai dengan fungsi sebagai pengendali.

Korban Panah Wayer [image: source]
Tidak hanya itu, anak panah tersebut masih dibubuhi racun mematikan. Biasanya, panah Wayer semacam ini memang dikhususkan untuk membunuh orang yang telah ditargetkan. Sedangkan untuk bentrok biasa, panah Wayer yang digunakan tidak semematikan itu dan hanya dirancang untuk menciderai lawan.

Orang Kebal pun Dibuat Tak Berdaya

Bahkan orang kebal pun katanya bisa tembus dengan senjata panah Wayer. Dialah Christian Matheos, warga Kelurahan Ternate Baru Lingkungan II Kecamatan Singkil yang dikenal sebagai preman dengan ilmu kebal. Tanpa takut, lelaki yang dipanggil Ian itu menerjang dengan berani anak panah Wayer yang melesat pada tubuhnya.

Panah Wayer [image: source]
Bukannya kebal seperti biasanya, malah dua anak panah tertancap dalam di perutnya. Meski berhasil diselamatkan, namun masyarakat menjadi yakin bahwa panah Wayer ampuh untuk menyerang orang kebal

Manado Sempat Disebut Kota Panah Wayer

Meski panah Wayer bukanlah senjata asli asal Manado, namun maraknya pemakaian panah Wayer di ibu kota Sulawesi Utara itu sudah bukan hal mengagetkan. Sepanjang tahun 2012 hingga saat ini, media massa terus dihiasi dengan peristiwa kriminal dengan senjata panah Wayer di kota ini. Tidak hanya orang dewasa, tapi remaja berusia belasan tahun pun sudah lihai membuat bahkan mencelakai dengan panah Wayer.

Panah Wayer yang Kedapatan Dijajakan [image: source]
Salah seorang pembuat sekaligus pemakai panah Wayer adalah Sakti. Sakti yang baru berusia 16 tahun kala itu (2013), membuat panah Wayer dan membunuh rekannya yang berusia 20 tahun. Bahkan, polisi menemukan sekelompok orang yang memperdagangkan senjata ini dengan harga mulai dari 50.000 rupiah untuk tiap setnya. Maka tak heran jika di kota ini sempat disebut kota panah Wayer.

Dengan bentuknya yang tajam dan bergerigi itu, praktis membuat Wayer begitu melukai. Ia tak hanya bisa menusuk dengan dalam, tapi juga mencengkeram. Mencabutnya tentu juga sangat menyakitkan. Belum lagi Wayer juga bisa diberi racun sehingga menghasilkan bahaya yang berlipat-lipat.

Written by Aini Boom

Leave a Reply

Kappa Makhluk Jepang

Kappa, Makhluk Mitologi asal Jepang Penguasa Perairan yang Tak Segan Memangsa Anak-Anak

7 Kebaikan Besar Ini Bisa Dilakukan dengan Uang Jajan Harian Raja Salman di Indonesia