in

Nggak Terima Anaknya Ditegur, Orangtua Zaman Now Langsung Hajar Guru SMA di Kendari

Hayari lapor polisi [image source]

Kids zaman now emang punya kelakuan yang makin memprihatinkan. Mulai dari alay di sosial media sampai gaya pacaran yang di luar batasan. Tapi ternyata, bukan cuma kids aja yang kelakuannya mengenaskan. Bahkan, para orangtua zaman now juga sama saja. Mungkin masih segar di ingatakan kita tentang kisah seorang guru malang asal Sidoarjo yang dipolisikan orangtua murid karena mencubit murid yang nakal. Tak sampai di sana, ada juga seorang guru wanita asal Parepare yang juga dipenjara hanya karena mengebas mukena pada murid yang menolak untuk sholat.

Mengetahui itu, tentu banyak orang yang dibuat geram. Tapi ternyata, ada yang lebih heboh lagi terjadi di Kendari. Di mana seorang orangtua murid sampai menghajar seorang guru hanya karena nggak terima anaknya ditegur. Bukankah seharusnya jadi kewajiban seorang guru menegur muridnya yang berbuat salah? Tapi yang terjadi di Kendari justru sebaliknya.

Karena murid tukang ngadu

Hayari lapor polisi [image source]
Hayari, seorang guru Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kendari, Sulawesi Tenggara jadi korban penganiayaan orangtua salah satu siswanya sendiri pada hari Jumat, 20 Oktober 2017. Saat itu, sekitar pukul 10.00 Wita, orangtua salah satu muridnya datang ke sekolah dan memukul Hayari hingga guru tersebut terjatuh. Masalah itu bermula saat muridnya CHD mengadu yang bukan-bukan pada orangtuanya.

Karena masalah sepele

Hayari diancam senjata tajam [image source]
Sebelum insiden buruk itu terjadi, Hayari memang mengaku menegur seorang muridnya yang bicara tidak sopan pada guru. Tidak ingin kelakuan si murid terus kurang ajar, tentu hal yang wajar jika Hayari menegur. Hayari mengatakan tidak boleh bicara kurang sopan pada guru, harus sopan, sambil mengibaskan empat lembar kertas di wajah muridnya. Namun, siapa sangka respon dari si murid sungguh di luar dugaan, CHD langsung marah dan mengatakan dia tidak terima dan akan melaporkan pada bapaknya. Saat itu, Hayari tidak lagi mengejar CHD, meski bocah itu terus mengeluarkan kata-kata umpatan. Hayari justru meminta CHD kembali masuk ke sekolah.

Hayari memiliki niat baik pada CHD

Ilustrasi didikan guru [image source]
Diketahui jika CHD memang selalu bikin masalah dengan murid lain. Lantaran peduli dengan muridnya, Hayari selaku wakil kepala sekolah menjelaskan bahwa ia bersedia mendampingi masalah CHD, untuk menyelesaikan dengan orangtua murid lainnya. Tapi, niat baik Hayari tak selamanya bisa diterima. Yang terjadi justru sebaliknya, Hayari yang terlibat masalah dengan orangtua CHD. Beberapa jam setelah nasihat Hayari, SD yang merupakan orangtua dari CHD langsung memukul Hayari dari belakang hingga guru tersebut terjatuh.

Membawa senjata tajam dan mengancam akan membunuh

Ilustrasi penganiayaan [image source]
Bukan hanya memukul Hayari dari belakang, SD juga mengeluarkan senjata tajam dan mengancam akan membunuh Hayari. Merasa dalam bahaya, Hayari langsung melarikan diri, sementara orang-orang lain di sekitar SD langsung diamankan yang lain. Karena tindakan SD yang sudah keterlaluan, Hayari bersama kepala langsung mendatangi Mapolres Kendari pada Minggu 22 Oktober 2017. Menurut Agusman Hannisi selaku Kepala SMAN 1 Kendari mengatakan bahwa sebelumnya kasus sudah diselesaikan secara kekeluargaan. Namun, melihat kondisi Hayari yang lumayan parah dan membuat pria itu kesakitan, akhirnya Kepala Sekolah memilih untuk melaporkan pada Mapolres Kendari dan kasusnya sudah diproses.

Bikin para alumni SMAN 1 Kendari geram

Demo Alumni SMAN 1 [image source]
Begitu banyak alumni SMAN 1 Kendari yang geram mendengar berita bahwa guru mereka dipukul salah seorang wali murid. Untuk itu, para alumni berkumpul di halaman SMAN 1 Kendari pada hari Senin, 23 Oktober 2017 ini untuk melakukan aksi solidaritas menuju Mapolres Kendari. Tiga wakil alumni, sudah meneken surat pemberitahuan pada Kapolresta Kendari atas aksi yang akan dilakukan pukul 08.00 sampai 11.30 Wita. Para alumni mengaku sangat mengutuk perbuatan yang telah membuat Hayari terluka, bahkan merasa jika anak dan orangtua zaman sekarang sama-sama krisis moral.

Terbukti, zaman ini bukan cuma kids aja yang kelakuannya keterlaluan. Barangkali, sifat dan sikap tersebut menurun dari seseorang. Semoga dengan kasus di atas, kita bisa lebih bijak lagi dalam mengatasi masalah, karena amarah hanya akan berbuah penyesalan, apalagi kalau sudah melibatkan hukum.

Written by Nikmatus Solikha

Leave a Reply

4 Fakta Mengenai Beberapa Petinggi TNI yang Dilarang Menginjakkan Kaki di Amerika

Demi Menguji Kejujuran Orang Indonesia Pria Ini Jadi Gembel dan Pura-pura Buta, Akankah Ia Ditolong?