Akhirnya ketahuan juga [image source]
Semakin meningkatnya peredaran narkoba dan obat-obatan terlarang di Indonesia, saat ini sudah mencapai taraf yang sangat mengkhawatirkan. Tak terhitung lagi banyaknya jumlah korban yang jatuh, terutama di kalangan anak-anak muda. Invasi barang haram tersebut, begitu masif, menerobos semua kalangan. Mulai dari level tukang becak, hingga sekelas pejabat elit pun, tak berkutik dengan “rayuan semu” tersebut.
Terhitung, tak sedikit artis dan tokoh publik di Negeri ini yang sedang terjerat hukum karena kasus narkoba. Seperti kejadian baru-baru ini, artis Jenifer Dunn dan istri dari wakil Bupati Manado, ditangkap oleh pihak kepolisian karena kepemilikan Narkoba. Tingkat penyebaranya yang begitu pesat di Indonesia, tentu sangat menarik untuk disimak. Terlebih, ada banyak cara-cara unik dari para Bandar narkoba tersebut untuk meloloskan dan mengedarkannya, bakal bikin kita mengelus dada.
Penduduk Indonesia yang banyak didominasi usia muda, menjadi sasaran empuk bagi Bandar Narkoba internasional untuk “melariskan” barangnya. Bermacam cara pun mereka tempuh agar narkoba milik mereka dapat “mendarat” dengan selamat. Mulai dari tempat untuk menyembunyikan hingga cara “nggal biasa” pun dilakukan agar barang tersebut “selamat”.
Semakin ketatnya pengawasan terhadap peredaran narkoba, membuat para kurir dan sang bandar kerja keras memutar otak. Alhasil, para pelaku “maksiat” tersebut menemukan “jurus” ampuh untuk mengirimkan narkoba. Teknik ini pun sebenarnya cukup membawa keberhasilan bagi kelancaran “Misi” mereka.
Bandara yang menjadi lokasi pengiriman barang haram oleh para pengedar dan kurir narkoba, kini mulai melirik alternatif lokasi lain yang lebih “aman” dari incaran petugas. Seperti kisah sabu-sabu seberat 20 kilogram yang didatangkan dari negeri Jiran, Malaysia ini, menggunakan ban mobil sebagai media pengirimannya.
Lagu alamat palsu yang dinyanyikan oleh Ayu ting-ting, mungkin menjadi inspirasi dari kawanan kurir narkoba ini. Salah satu modus yang digunakan adalah dengan berpura-pura mengirim paket berisi narkoba dengan alamat acak. Cara tersebut dilakukan agar tidak bisa dilacak oleh aparat penegak hukum.
Ngeri juga jika ternyata salah satu alat pengisi angin ini bisa digunakan sebagai media “transfer” narkoba. Modus “kompresor isi narkoba” ini ternyata merupakan hal yang baru. Teknik ini merupakan sebuah cara khusus dari jaringan pengedar narkoba di Belanda, untuk memasukkan barang mereka di Indonesia.
Modus menelan narkoba ini tergolong cara yang cukup ekstrim dan bukan main-main. Jika sampai salah telan, nyawa bisa menjadi taruhannya. Cara “ekstrim” ini tercatat dilakukan oleh seorang Warga Negara Nigeria yang bernama Uchena Kingsley Okoye. Ia menelan kapsul yang berbentuk telur berisikan kristal sabu-sabu dengan total 81 butir.
Di zaman yang serba canggih seperti saat ini, para pengedar narkoba tersebut semakin kreatif untuk “berdagang” narkoba kepada generasi muda bangsa ini. Hal ini bisa menjadi sebuah “pekerjaan rumah” yang besar, terutama bagi petugas hukum dan masyarakat agar lebih waspada terhadap modus-modus yang mereka lancarkan.
Namanya juga penipu. Akan selalu ada cara untuk membuat korbannya tidak berkutik demi merampas harta…
Sunmori atau Sunday Morning Ride adalah salah satu hobi masyarakat Indonesia. Para pemilik kendaraan roda…
Makan Bergizi Gratis (MBG) nampaknya harus secepatnya melakukan penyempurnaan. Pasalnya, masih banyak ditemui beragam kasus…
Paus Fransiskus tutup usia pada hari Senin 21 April 2025. Berita yang cukup mengagetkan mengingat…
Sudah bukan rahasianya Donald Trump saja, seluruh dunia juga tahu kalau umat manusia sedang terancam…
Kasus pelecehan pasien yang melibatkan dokter saat ini marak menjadi buah bibir masyarakat. Kejadiannya nyaris…