Siapa pun tahu, Amerika Telah menjadi penguasa dunia lewat kebijakan-kebijakannya yang memiliki pengaruh besar di dunia. Salah satunya lewat jalur ekonomi yang dilakukan oleh The Fed atau The Federal Reserve. Tak hanya di dalam negeri, Bank Sentral Amerika Serikat tersebut menjadi acuan di bidang ekonomi secara internasional. Itu artinya, semua kegiatan yang berhubungan kegiatan kapitalisme, mengacu pada lembaga tersebut.
Salah satu bentuk penguasaannya adalah lewat penggunaan uang kertas, di mana kebijakan tersebut berlaku dalam skala global dan menjadi nilai tukar yang disepakati bersama. Untuk melihat bagaimana sepak terjang The Fed dan kontrolnya terhadap keuangan dunia, ada baiknya kita menyimak artikel dari Prof. Ismael Hossein-Zadeh “Who Owns the Federal Reserve Bank—and Why is It Shrouded in Myths and Mysteries?” yang diterbitkan oleh Global Research dan disunting ulang oleh Boombastis.com.
Bank Federal ‘berkedok milik negara’ yang ternyata dimiliki segelintir elit swasta
The Fed yang menyandang nama sebagai Bank Federal, seolah mencitrakan dirinya sebagai institusi keuangan milik publik. Namun di balik itu semua, tersimpan sebuah fakta mengejutkan yang tidak banyak diketahui orang. Termasuk rakyat Amerika Serikat sendiri. Bahkan, rahasia ini dibongkar sendiri oleh mereka yang terlibat dalam pusaran Bank Sentral tersebut.
Menurut anggota Kongres Louis McFadden, Ketua Komite Perbankan dan Mata Uang House pada tahun 1930-an mengatakan, ia menggambarkan Federal Reserve Banks merupakan praktik monopoli pribadi yang memangsa rakyat AS untuk kepentingan diri mereka sendiri dan pelanggan asing mereka, yang kebanyakan terdiri dari spekulan, penipu asing dan domestik, serta pemberi pinjaman uang yang kaya dan ganas.
Rahasia lembaga keuangan yang dibongkar oleh tokoh-tokoh Amerika Serikat
Tak hanya Louis McFadden yang geram melihat wajah asli dari The Fed, sejumlah tokoh ternama seperti Henry Ford yang merupakan bapak mobil Amerika Serikat, mempunyai pandangannya sendiri yang tak kalah mengejutkan. “Cukup baik bahwa orang-orang bangsa tidak memahami perbankan dan sistem moneter kita, karena jika mereka melakukannya, saya percaya akan ada revolusi sebelum besok pagi” ujarnya.
Dalam pandangan masyarakat awam, Federal Reserve Bank yang mencitrakan diri sebagai Bank Sentral yang dimiliki oleh pemerintah Federal, ternyata hanyalah omong kosong belaka. Institusi tersebut dibangun bukan atas kepentingan negara dan masyarakat, melainkan kelompok swasta dan individu yang paham tentang permainan moneter dan monopoli pasar uang. Bisa dibilang, The Fed merupakan lembaga swasta yang pemegang sahamnya terdiri dari perusahaan swasta, bank komersial, yang jelas dikelola oleh para bankir swasta juga.
Keberadaannya Sempat dihapus oleh Presiden Andrew Jackson
Melihat kenyataan yang ada, membuat Presiden ke- 7 AS Andrew Jackson menghapuskan Bank Amerika Serikat (bank sentral sebelum berdirinya The Fed) pada 1836. Bukan tanpa alasan, dirinya menilai bahwa institusi keuangan tersebut memberikan pengaruh yang tidak semestinya dan tidak sehat terhadap jalannya perekonomian nasional. Alhasil, Sejak saat itu hingga 1913, Amerika Serikat tidak mengizinkan pembentukan bank sentral swasta. Saat kursi kepresidenan beralih ke Tangan Woodrow Wilson yang merupakan Presiden AS ke-28, bank sentral kembali eksis pada 23 Desember 1913 dengan nama Federal Reserve Bank.
Dalam perjalanannya, institusi ini langsung memusatkan kekuatan bank-bank AS menjadi entitas swasta yang mengendalikan tingkat bunga, pasokan uang, penciptaan kredit, dan inflasi. Belakangan setelah tiga tahun usai menandatangani Undang-Undang Federal Reserve menjadi hukum yang tetap, Wilson menyatakan penyesalannya. “Saya adalah orang yang paling tidak bahagia. Saya tanpa sadar telah menghancurkan negara saya. Negara industri yang hebat dikendalikan oleh sistem kreditnya sendiri”.
Menjadi pengendali jalannya moneter dunia hingga saat ini
Nasi sudah menjadi bubur, kebijakan yang diteken oleh Wilson akhirnya tetap berjalan dan berlaku hingga saat ini. Bahkan pasca terjadinya PD II, ektor keuangan telah secara efektif berubah menjadi kasino raksasa. Dengan demikian, The Fed telah mengubah kebijakan moneter (sejak zaman Alan Greenspan) menjadi instrumen untuk memperkaya orang kaya dengan menciptakan dan menjaga gelembung harga aset. Bisa dibilang, kebijakan moneter Fed telah secara efektif berubah menjadi sarana redistribusi dari bawah ke atas. Hasilnya, rakyat AS adalah korban pertama dari kebijakan mereka sendiri.
Tak salah jika Thomas Jefferson yang merupakan presiden ke-3 AS mengatakan, “Bank Sentral [swasta] adalah lembaga permusuhan paling mematikan yang ada terhadap prinsip dan bentuk konstitusi kita. . . . Jika orang Amerika mengizinkan bank swasta untuk mengontrol penerbitan mata uang mereka. . .., bank dan perusahaan yang akan tumbuh di sekitar mereka akan merampas semua properti orang-orang sampai anak-anak mereka akan kehilangan tempat tinggal di benua yang ditaklukkan ayah (perintis kemerdekaan) mereka”.
BACA JUGA: 4 alasan Mengapa Dollar Amerika Menjadi Standar Mata uang Dunia Hingga Sebabkan Krisis
Jika di awal-awal keberadaan The Fed saja sudah dirasakan janggal oleh orang-orang AS sendiri, tentu mereka memiliki alasan yang masuk akal karena telah menyaksikan bagaimana Bank Sentral tersebut menjalankan kegiatannya. Sayang, hal ini kemudian dibiarkan berlarut-larut hingga saat ini dan menjadi jalan bagi institusi yang dijalankan oleh segelintir elit swasta tersebut untuk menguasai perekonomian dunia.