in

Berkenalan dengan 5 Orang Jepara yang Membuat Mimbar di Masjid Al-Aqsa

Masjid Al-Aqsa adalah saksi sejarah perjalanan Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW, yang masih berdiri sampai sekarang. Masjid ini merupakan tempat istimewa bagi umat Islam, tidak hanya karena Namanya termaktub dalam kitab suci Alquran saja, tetapi juga karena Aqsa menjadi kiblat pertama umat islam dan merupakan makam para nabi menurut banyak sumber.

Sayang, sudah ada banyak yang berubah dari masjid tertua ini. Pada era di mana bangsa Romawi merebut Yerussalem, Al-Aqsa pernah dijadikan sebagai tempat sampah. Bahkan, bangunan yang dianggap suci di sana dihancurkan. Saat ini, akses kunjungan ke Al-Aqsa juga semakin diperketat oleh orang-orang Israel.

Selain itu, ada hal lain dari banyak keistimewaan yang dimiliki oleh Al-Aqsa, salah satunya lagi adalah mimbar yang dibuat –sebagai replika dari mimbar asli—melibatkan beberapa tukang ukir yang berasal dari Jepara, Indonesia. Siapa saja mereka ya? Yuk, kenalan!

Mimbar yang dipahat adalah replika dari mimbar asli yang terbakar

Sebelum ini, Boombastis pernah menulis tentang sejarah awal mimbar asli yang ada di Masjid Al-Aqsa. Mimbar kuno Salahuddin al Ayubi merupakan bagian penting dari Al Aqsa. Karena mimbar tersebut penuh ukiran kaligrafi indah dan mengandung ilmu pengetahuan perbintangan, ia kemudian dinamai sebagai mimbar Nuruddin.

Mimbar Al-Aqsa [sumber gambar]
Sayangnya, insiden pembakaran oleh warga Australia garis keras, Dennis Michael Rohan, yang terjadi pada tahun 1969 membuat mimbar tersebut menjadi abu. Alhasil, dibuatlah mimbar baru di Yordania.

Dikerjakan oleh para pemahat asal Jawa Tengah

Pasca mimbar asli hangus terbakar, Adara Relief International sebagai lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang peduli pada urusan Palestina langsung mencari tahu keberadaan orang-orang berbakat yang bisa mengerjakan mimbar replika dari yang pernah ada. Ternyata, lima dari mereka yang terpilih adalah orang Indonesia yang berasal dari Jawa Tengah, Jepara tepatnya.

Pemahat mimbar [sumber gambar]
Ada nama Zaenal Arifin, Abdul Mutholib, dan Ali Ridho. Sedangkan dua lainnya adalah Mustafid Dinul Azis dan Sarmidi. Semuanya dikerjakan di Yordania selama kurang lebih 5 tahun (2003-2007). Selama proses yang memakan waktu cukup lama itu pula, pemerintah negara dari Turki, Jordan dan Aljazair ikut melihat hasil pekerjaan mereka.

Sangat bangga bisa menjadi bagian dari pemahat mimbar bersejarah

Kelima orang yang terlibat ini mengaku sangat bangga dan bersyukur bisa menjadi bagian dari orang yang mengukir kembali mimbar yang akan diletakkan di masjid paling bersejarah. Salah satu di antara mereka bahkan, Abdul Mutholib berkesempatan memasang potongan ukirannya langsung mimbarnya di Al-Aqsa. Jadilah selama sepuluh hari dirinya bermalam di kompleks Al-Aqsa. Abdul Mutholib sendiri sempat punya pengalaman unik tak terlupakan.

Para Pemahat asal Jepara [sumber gambar]
Dari Yordania, dirinya sudah dikawal oleh pihak Israel untuk memastikan yang ia bawa memang hanya ukiran. Di perbatasan Yordania-Israel, truk pick-up yang membawa 16.300 keping ukiran mimbar dibongkar dan dicocokkan ulang dengan gambar yang sudah difoto oleh pasukan Zionis Israel sejak di Yordania. “Hal tersebut melelahkan sekaligus bikin deg-degan”, ucapnya seperti dikutip dari republika.co.id.

BACA JUGA: 9 Fakta Al Aqsa, Tempat Suci Ketiga Umat Islam yang Kini Terbelenggu

Jadi, mimbar yang sekarang adalah mimbar replika, karena yang aslinya sudah habis dibakar pada tahun 1969. Ternyata, di balik keindahan mimbar ini, ada tangan hebat orang-orang Indonesia yang ikut memahat dan memasang langsung ke lokasi. Luar biasa bikin bangga kan?

Written by Ayu

Ayu Lestari, bergabung di Boombastis.com sejak 2017. Seorang ambivert yang jatuh cinta pada tulisan, karena menurutnya dalam menulis tak akan ada puisi yang sumbang dan akan membuat seseorang abadi dalam ingatan. Selain menulis, perempuan kelahiran Palembang ini juga gemar menyanyi, walaupun suaranya tak bisa disetarakan dengan Siti Nurhalizah. Bermimpi bisa melihat setiap pelosok indah Indonesia. Penyuka hujan, senja, puisi dan ungu.

Leave a Reply

Susahnya Mendaki Gunung Zaman Dahulu, Naik Semeru Saja Setara Pergi ke Raja Ampat

Tak Sepenuhnya Aman, Bioskop Ternyata Bisa Jadi Tempat Menyeramkan