Generasi yang lahir si tahun 90-an pasti punya segudang kenangan tentang makanan, minuman, serta permainan jadul yang dulu pernah jadi idola. Nah, kalau makanan dan minuman sih mungkin kamu sudah sering menemukannya bukan? Lagian di beberapa tempat sekarang juga ada rumah jajan tradisional yang menyediakan makanan jadul, contohnya Oemah Mbokjajan Yogyakarta.
Beda halnya dengan permainan yang sudah jarang sekali dimainkan, apalagi di tengah candu gadget. Anak-anak generasi Z lebih sering bermain secara virtual dan masuk dalam game online. Di tengah situasi seperti ini uniknya masih ada orang yang peduli dengan kelestarian permainan jadul dengan mendirikan Kampoeng Hompimpa. Seperti apa keadaan di dalamnya? Simak terus uraiannya sampai selesai ya!
Dari tugas kuliah menuju komunitas
Kegelisahan akan anak-anak yang berjibaku dengan gadget

Dilansir dari Brilio.net, tahun 2014, menurut survei yang dilakukan KOMINFO terdapat 30 juta anak-anak dan remaja sudah menjadi pengguna aktif media sosial. Jumlah tersebut semakin bertambah di setiap tahunnya. Anak-anak sudah berjibaku dan sibuk dengan gadget di waktu luang mereka, sehingga tak banyak tahu akan permainan jadul yang pernah eksis di Indonesia. Berangkat dari hal tersebut, Kampoeng Hompimpa ini hadir untuk melestarikan kearifan lokal dengan mengenalkan berbagai permainan pada anak-anak generasi Z.
Ada di beberapa daerah di Indonesia
Permainan yang tersedia
Di tengah perkembangan zaman, kebiasaan memang berubah drastis, yang dari dulunya anak-anak lebih banyak interaksi bersama teman sekarang bisa bertemu online tanpa harus bertatap muka. Hal tersebut tentu menjadi risiko tersendiri dari zaman yang semakin modern. Setidaknya kehadiran Kampoeng Hompimpa bisa menjadi oase di tengah kesibukan anak dengan gadget mereka.