Bule, satu kata yang kalau disebut, yang ada di pikiran kita adalah orang luar negeri (ras kaukasia), tinggi, rambut pirang, berkulit putih dan tampan atau cantik. Ya, salah satu kebiasaan orang Indonesia yang unik dan sering ditemukan adalah ‘heboh saat melihat bule’. Bule itu istimewa, Ibaratnya mie goreng, ia special dan pakai telor ceplok dua.
Kita bisa melihat sendiri saat sedang berada di tempat wisata, mall, atau tempat umum lain yang ada bule-nya, orang Indonesia akan berbisik, melirik, dan pastinya tak ketinggalan meminta foto selfie. Begitupun saat ada bule yang bisa berbahasa Indonesia -meski hanya satu kata, mereka akan disanjung dan dianggap hebat. Sebenarnya mengapa sih mereka selalu dianggap istimewa, padahal kadang juga bukan siapa-siapa kan?
Bisa memperbaiki keturunan
Dianggap hebat karena bisa berbahasa Inggris

Ketika duduk di bangku SMP, SMA, bahkan hingga masuk ke universitas, selalu saja ada tugas yang mengharuskan praktik berbicara Bahasa Inggris dengan para bule. Bahkan ada guru yang sengaja mengajak para siswanya pergi ke tempat parawisata dan menyapa orang asing tersebut untuk berbicara sepatah dua patah kata, dan pastinya diakhiri dengan foto bersama. Bule dianggap istimewa karena mereka menguasai Bahasa Inggris -yang sebagian orang mengaku susah mempelajarinya. Bahkan saat berkunjung ke negara kita, orang lokal dituntut untuk bisa memahami apa yang mereka bicarakan, padahal yang statusnya sebagai pendatang siapa?
Obsesi dengan aktor-aktris Hollywood
Bule selalau dianggap punya banyak uang
BACA JUGA: 5 Kelakuan Warga Asing Ini Membuktikan Kalau Bule yang Datang ke Indonesia juga Ada yang Kere
Jika di negara kita bule jadi idola, apakah di negara dihuni oleh ras Kaukasia, orang Asia (terutama Indonesia) juga diperlakukan sama? Jawabannya tidak. Kita sama seperti kebanyakan turis dan para pendatang lain. Euforia seperti ini malah membuat kita seperti belum merdeka dari penjajahan. Bedanya kalau dulu Indonesia dijajah secara fisik, sekarang Indonesia dijajah secara mental yaitu dengan beranggapan bahwa bule itu selalu istimewa. Padahal kenyataannya yang diistimewakan juga bukan siapa-siapa.